"Narkoba musuh kita bersama dan sangat berbahaya untuk kehidupan kita,untuk menyelamatkan generasi kita mari bersama sama memerangi barang haram tersebut" kata Bupati Bojonegoro, Suyoto.
Kang yoto mengungkapkan, kalau peredaran narkotika bukan soal aparat. Tetapi masing-masing kita mulai menjaga lingkungan, keluarga, sekolah dan bersama-sama menghadapi peredaran itu.
Bahkan tidak hanya di kota saja, narkoba tersebut juga sudah beredar di kecamatan-kecamatan. Namun Suyoto belum mengetahui kecamatan mana yang paling rawan. Apalagi beberapa waktu lalu, anggota BPD di Sumberrejo diamankan bersama narkoba jenis sabu-sabu.
"Kecamatan paling rawan saya belum tahu persis. Tetapi sangat sedih sekali dan menyayangkan perangkat Sumberrejo diamankan gara-gara membawa narkoba," ungkapnya.
Masalah peredaran narkoba mencuat kembali setelah warga Kecamatan Sumberrejo, AF (39), diamankan Unit Satuan Reserse Narkoba (Satreskoba) Polres Bojonegoro di sebuah rumah kontrakan di Jalan Setyobudi, Kelurahan Klangon, Kecamatan Kota Bojonegoro. Dari penggrebekan tersebut disita dua paket sabu-sabu beserta alat hisap.
Beberapa waktu lalu, dua pekerja Migas Blok Cepu tersebut, DD (58) warga Cilacap dan OH (24) asal Prabumuleh, Sumatera Selatan, diamankan di Hotel Joglo Kalitidu bersama narkoba jenis sabu-sabu (SS).
Selain itu , akhir Desember 2014 lalu US (39), warga Desa Sumberrejo RT. 10/RW.04, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, yang juga anggota BPD diamankan di depan Polsek Purwosari saat membawa sebungkus plastik slip berisi sabu seberat 0,5 gram.
Selama tahun 2014 Polres Bojonegoro berhasil mengungkap 32 kasus narkoba, mengamankan 36 tersangka dan menyita 17.000 butir obat daftar G serta 1,5 gram sabu-sabu. Dari hasil itu, Polres Bojonegoro mengungkapkan peredaran sabu-sabu meningkat 20 persen. ndo