GRESIK,(metropantura.com) - Pro-kontra pembangunan Smelter milik PT Freeport asal AS (Amerika Serikat) jadi dibangun di Kabupaten Gresik atau tidak, akhirnya menemui titik terang. Komisi VII DPR RI yang membidangi ESDM (energi sumber daya mineral) memastikan, Smelter Freeport dibangun di Gresik tahun ini. " Komisi VII DPR RI sudah mengamini kalau Smelter Freeport dibangun di Gresik, " kata Anggota Komisi VII DPR RI asal dapil X (Gresik-Lamongan), Eni Maulani S, didampingi Sekretaris DPD II Golkar Gresik, Ahmad Nurhamim ketika menggelar reses di kantor DPD II Golkar Gresik, Jumat (6/3).
Pemerintah, lanjut Eni, sudah menyiapkan semua regulasi, termasuk sarana dan prasarana untuk memuluskan pembangunan Smelter Freeprt di Kabupaten Gresik. Regulasi dimaksud seperti perizinan dan sarana prasarana seperti akses jalan, baik jalan darat seperti jalan tol, dan sarana laut seperti pelabuhan.
Ditegaskan Eni, untuk sarana dan prasarana Kabupaten Gresik sudah sangat siap. Sebab, Gresik memiliki atau terdapat jalan tol, dan Pemkab Gresik juga tengah membangun pelabuhan bertaraf internasional. " Gresik sudah sangat lengkap prasarananya untuk mendukung pembangunan Smelter tersebut, " jelas Eni.
Menurut Eni, Komisi VII DPR RI sendiri dalam memutuskan pembangunan Smelter Freeport di Kabupaten Gresik melalui perdebatan alot dan panjang. Ada yang meminta Smelter tetap dibangun di Papua, karena disana lokasi pabrik Freeport.
Namun, sebagian anggota Komisi VII juga meminta agar Smelter dibangun di Gresik untuk mendukung industri-industri di Gresik seperti PT Smelting dan BUMN (badan usaha milik negara).
Karena terjadi pro-kontra itu, akhirnya diputuskan Smelter Freeport dibangun di dua wilayah, satu di Papua dengan dana pembangunan dari dana pemerintah dan satu dibangun di Gresik dengan dana murni dari investor. " Untuk pembangunan Smelter di Gresik membutuhkan investasi sebesar Rp 30 triliun lebih, " terang Eni.
Eni menambahkan, pabrik Smelter Freeport yang dibangun di Gresik nanti merupakan pabrik Smelter yang terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara. Pabrik tersebut sedikitnya bisa menyerap tenaga kerja hingga 10.000 tenaga kerja. " Keberadaan Smelter nantinya sangat membantu lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Kabupaten Gresik, " pungkas Eni.
Namun disisi lain kalau benar Smelter akan di bangun di kawasan lahan milik Petro Kimia Gresik yang ada wilayah Kelurahan Telogo Pojok Warga setempat sangat tidak setuju dengan keberadaan pabrik tersebut. Warga Telogo Pojok beralasan lain," Dengan keberadaan pabrik pabrik yang sudah terlanjur ada di wilayah sini saja kita sudah merasa setiap harinya di racuni apa lagi nanti ada pabrik Smelter terus bagaimana nasip kesehatan anak cucu kita nanti." Ujar Tohirin warga Telogo pojok.
Mantan anggota dewan periode 2004-2009 ini menambahkan, seharusnya pemerintah memikirkan hal dan akibat yang terkecil dulu sebelum mengambil keputusan yang nantinya bisa menimbulkan masalah besar, Tohirin juga menambahkan, jika nantinya Smelter tatap akan di dirikan di wilayahnya dirinya orang pertama yang menentang menolak, dan akan mengerekan ribuan masa menolak pabrik tersebut.
"Jangan masyarakat di iming iming dengan CSR saja tanpa memikirkan dampak dan akibatnya, sementara mereka yang menikmati haslnya masyarakat yang menghirup racunnya." Kata Tohirin.
Sementara Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto ketika di konfermasi melaluhi phonselnya terkait pembangunan Smelter yang akan di dirikan di Gresik, pihaknya mengaku tidak tau soal itu.
"Saya gak tau soal itu, entah sudah melaluhi propinsi atau jakarta saya tidak tau.". Pungkasnya.sgg