BOJONEGORO,(metropantura.com) - Penghadangan terhadap para tenaga kerja Blok Cepu oleh Warga Dusun Bendo, Desa Katur, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.Mereka yang melintasi jalan di Dusun itu, Rabu (1/4/2014), dengan suara lantang dan mengharapkan semua pekerja yang mengendarai sepeda motor agar mencari jalan lain,
Aksi yang di mulai pukul 06.00 WIB,itu mengakibatkan para pekerja yang berangkat kerja dari arah utara harus kembali dan melewati fly over (jalan layang) di Desa Sudu.
Penghadangan warga itu sebagai bentuk protes atas kejadian yang menimpa Madrim (80), warga setempat. Diduga pria lanjut usia itu tewas setelah ditabrak pekerja proyek yang mengendarai motor pada Selasa (30/3/2015), sekira pukul 17.00 WIB.
"Ini juga sebagai bentuk penghormatan kepada korban. Jadi semua naker yang naik motor yang lewat sini, kami minta untuk kembali semua," tegas Mulyo, warga setempat yang diamini warga lainnya.
Kepolisian Sektor (Polsek) Gayam yang menjaga para warga saat melakukan aksi agar tidak terjadi kericuhan. Bahkan polisi juga sempat mengamankan satu unit sepeda motor milik naker proyek Banyu urip yang berknaplot brong.
"Ya mau gimana lagi, distop warga dan diminta balik ya balik aja. Kan masih bisa lewat fly over," timpal Adon, salah satu pekerja proyek yang mengendari motor.
Sejak tadi pagi sejumlah perwakilan dari kontraktor EPC- 1 dan 5 Banyuurip beserta subkontraktornya melakukan takziah di rumah Madrim selaku korban kecelakaan untuk ikut mengucapkan duka cita kepada keluarga Madrim.
Kejadian yang menimpa korban,terjadi sore kemarin, korban adalah sebagai tabrak lari yang diduga dilakukan oleh tenaga kerja proyek Banyuurip.Saat korban berjalan di Jalan Desa setempat,korban ditabrak dari belakang.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka parah di bagian kepala belakang dan akhirnya meninggal di rumah sakit PKPU Kalitidu pukul 21.00 WIB.Malam itu juga Jenazah korban langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU).ndo
Aksi yang di mulai pukul 06.00 WIB,itu mengakibatkan para pekerja yang berangkat kerja dari arah utara harus kembali dan melewati fly over (jalan layang) di Desa Sudu.
Penghadangan warga itu sebagai bentuk protes atas kejadian yang menimpa Madrim (80), warga setempat. Diduga pria lanjut usia itu tewas setelah ditabrak pekerja proyek yang mengendarai motor pada Selasa (30/3/2015), sekira pukul 17.00 WIB.
"Ini juga sebagai bentuk penghormatan kepada korban. Jadi semua naker yang naik motor yang lewat sini, kami minta untuk kembali semua," tegas Mulyo, warga setempat yang diamini warga lainnya.
Kepolisian Sektor (Polsek) Gayam yang menjaga para warga saat melakukan aksi agar tidak terjadi kericuhan. Bahkan polisi juga sempat mengamankan satu unit sepeda motor milik naker proyek Banyu urip yang berknaplot brong.
"Ya mau gimana lagi, distop warga dan diminta balik ya balik aja. Kan masih bisa lewat fly over," timpal Adon, salah satu pekerja proyek yang mengendari motor.
Sejak tadi pagi sejumlah perwakilan dari kontraktor EPC- 1 dan 5 Banyuurip beserta subkontraktornya melakukan takziah di rumah Madrim selaku korban kecelakaan untuk ikut mengucapkan duka cita kepada keluarga Madrim.
Kejadian yang menimpa korban,terjadi sore kemarin, korban adalah sebagai tabrak lari yang diduga dilakukan oleh tenaga kerja proyek Banyuurip.Saat korban berjalan di Jalan Desa setempat,korban ditabrak dari belakang.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka parah di bagian kepala belakang dan akhirnya meninggal di rumah sakit PKPU Kalitidu pukul 21.00 WIB.Malam itu juga Jenazah korban langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU).ndo