Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

13 Ribu Penghafal AL QUR’AN Padati Alun-alin Lamongan

Minggu, 10 Mei 2015 | 20.27.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-05-10T13:27:16Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Beragam julukan yang menjadi identitas khusus Kota Lamongan menunjukkan kota Lamongan sebagai kota yang masyarakatnya memiliki social kultural yang beraneka ragam.

Selain Lamongan dikenal sebagai kota soto, Kota Nasi Boran juga tidak berlebihan kalau disebut sebagai Kota Santri. Kota Lamongan memiliki potensi sebagai kota santri dengan banyaknya penghafal Al-Qur’an. Hal ini dibuktikan dengan acara wisuda penghafal Al-Qur’an, Minggu (10/5)

Berlangsung di Alun-alun Kota Lamongan, setidaknya 13 ribu santri yang berasal dari 251 klub tahfidz diwisuda dalam prosesi Gerakan Lamongan Menghafal (GLM) Al Qur’an yang pertama. Selain dihadiri Bupati Fadeli bersama Deddi Nordiawan selaku penggagas GLM, Ustadz Yusuf Mansur dari Jakarta juga hadir memberikan tausiyah.

“Kegiatan hari ini menunjukkan yang mau belajar mengaji (Al Qur’an) bukan hanya santri di Pondok Pesantren saja. Tapi juga di kantor-kantor, sekolah, rumah makan, dan majelis taklim, “ ujar Fadeli merujuk beragamnya latar belakang anggota dari klub tahfidz.

Fadeli menyebut santri dari 251 klub tahfidz yang pagi itu diwisuda mencapai 13 ribu orang dari berbagi latar belakang. “Gerakan Lamongan Menghafal ini kami luncurkan empat bulan lalu, di Bulan Januari 2015. Dan Alhamdulillah, santrinya sudah mencapai 17 ribu orang. Namun karena berbagai hal, hari ini yang bisa mengikuti wisuda hanya 13 ribu santri, “ kata dia.

“Adalah sebuah ironi, jika sampai terjadi di Lamongan, orang tua lebih galau anaknya tidak bisa internet, main game, atau berbahsa inggris dan mandarin dari pada ketika anaknya tidak bisa mengaji Al Qur’an, “ sambung dia.

“Insya Allah dalam Gerakan Lamongan Menghafal hari ini menunjukkan, Lamongan bisa bersatu dan guyub dalam naungan Al Qur’an, “ katanya menambahkan.

Ustadz yusuf Mansur sendiri menyebut kegiatan yang pagi itu digagas Bupati Fadeli sebagai sesuatu yang luar biasa. “Alhamdulillah tadi yang saya uji maju ke depan ada yang dari klub tahfidz Satpol PP, rumah makan dan berbagai latar belakang. Insya Allah acara ini akan membawa kebarokahan bagi Lamongan dan semoga ditiru daerah lain, “ kata Yusuf Mansur.

Terpisah, KH Abdussalam AR, salah seorang tokoh ulama sepuh di Lamongan menyebutkan adanya acara yang diikuti 13 santri pagi itu membuat Lamongan seharusnya lebih pas jika disebut sebagai Kota Santri, dari pada sebagai Kota Soto.

“Apa yang pagi ini digagas oleh beliau Pak Bupati (Fadeli) sudah benar. Puluhan tahun saya di Lamongan, baru kali ini menghadiri acara yang dihadiri oleh belasan ribu penghafal Al Qur’an, “ kata KH Abdussalam AR.

Sebanyak 13 ribu santri dari 251 klub tahfidz yang pagi itu diwisuda memang berasal dari berbagai latar belakang. Alun-alun Lamongan pagi itu sampai tidak muat menampung banyaknya santri yang hadir sehingga panitia menyediakan tenda tambahan di dalam dan depan Pendopo Lokatantra.

Diantara klub tahfidz yang pagi itu diwisuda seperti dari Klub Tahfidz Sekretariat DPRD, Madrasah Diniyah Al Wahab, SMKN NU 1 Simo, TK Aisyiyah Babat, SMPN 1 Sekaran, SMPN 2 Karangbinangun dan SMPN 1 Ngimbang. Juga ada SMPN 1 Sambeng, SMPN1 dan 4 Lamongan, SMPN 2 Laren SMPN 2 Deket. Kemudian klub Tahfidz Al Mubaroq, Fatayat lingkungan Nggroyok, Ar Roudhoh Kenduruan, TPQ dan TK Aisyiyah Made serta Asrama Latifah, Dharma Wanita Persatuan dan Rumah Makan Aqilla.

Juga ikut diwisuda anggota dari Klub Tahfidz Perpustakaan Daerah, TPQ Al Jabar, Madrasah Diniyah Al Huda, SMKN 1 Lamongan dan SMAn 3 Lamongan, MI Darus Ulum, TK Islam Terpadu, Al Hidayah Kelurahan Jetis, serta SMAN 2 Lamongan dan SMPN 5 Lamongan.din
×
Berita Terbaru Update