Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Beras Berkutu Dan Berbau Busuk, Warga Desa Suko Anyar Kecamatan Turi Tolak Raskin BULOG Lamongan

Rabu, 03 Juni 2015 | 20.33.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-06-03T13:33:46Z

Irtono Kepala Gudang Subdrive Wilayah Lamongan : Saya Tidak Tahu Jika Berasnya Itu Berkutu Dan Berbau Busuk

LAMONGAN,(metropantura.com) - sebanyak 456 sak beras bantuan untuk orang miskin (raskin) di Desa Sukoanyar Kecamatan Turi, Lamongan dikembalikan ke Bulog Lamongan karena beras berkutu, berbau busuk, remuk halus dan kusam, Rabu (3/6).

Beras Raskin dari Bulog Lamongan belum sempat dibagikan ke masyarakat. pihak pemerintah Desa Sukoanyar melakukan pengecekan dulu secara sample beras dalam sak dan ditemukan beras yang berkualitas rendah. Atas penemuan beras raskin yang kualitas jelak ini, Sahuri, kasie Kesra Desa Sukoanyar melakukan koordinasi dengan Babinsa, Kepala Desa, Ketua RT dan Kasi PMD Kecamatan Turi. Akhirnya disepakati beras raskin tersebut dikembalikan ke Bulog Lamongan untuk ditukar dengan beras sejenis.

“Kami tadi ngecek beras bantuan itu (Raskin),pas saya buka kok berasnya jelek, Ada kutunya, berbau busuk, berasnya lembut dan warnanya kusam,”jelas Sahuri.

Ibu Ana, Kasi PMD Kecamatan Turi, mengakui adanya beras raskin yang jelek tersebut. Pihaknya menyetujui beras raskin yang jelek ditukar ke Bulog agar mendapat beras raskin yang lebih baik. Daripada nanti dikembalikan oleh masyarakat pihaknya terlebih dahulu untuk merekomendasikan untuk ditukar ke Bulog Lamongan.

“Memang beras raskin yang kualitas jelek ditukar ke Bulog Lamongan.daripada nanti dikomplain oleh masyarakat. hari ini juga harus mendapatkan beras raskin lagi, tetapi di desa lain tidak ada beras yang jelek,”ujar Bu Ana

Rudi, mantan Kepala Gudang Bulog Divre Lamongan, mengakui adanya pengembalian beras Raskin dari Desa Sukoanyar karena kualitas yang jelek. Namun pihaknya sudah mengganti beras tersebut dengan beras yang bagus dan langsung diantar lagi ke desa Sukoanyar.Rudi menyadari bahwa beras yang berkutu akibat tumpukan beras di gudang yang banyak sehingga tidak bisa mengecek satu per satu sak beras Raskin

“Memang tumpukannya kan banyak,penyimpanannya kan setahun lebih. kalau nggak nerima ya diganti meski mengeluarkan biaya tertentu,”jelas Rudi via selulernya

Ironisnya, kepala gudang bulog subdivre wilayah Lamongan Irtono ketika dikonfirmasi melalui via selulernya mengenai kejadian tersebut dirinya tidak mengetahui jika kualitas yang didistribusikan ke desa tersebut sudah berbau busuk dan banyak kutunya sehingga semua warga berbondong-bondong mengembalikan beras raskin kepada bulog.

“Saya memang tidak tahu mas kalau beras itu sudah berbau busuk dan banyak kutunya apalagi semua warga menolaknya. Cobak nanti akan saya cek ke semua anak buah saya. Sebab, mereka belum melaporkan tentang kejadian tersebut,”elaknya. 

Atas kejadian beras raskin yang kualitas jelek, Sulistiono ketua LSM APPML menyayangkan Bulog tidak bisa menjaga kualitas beras raskin yang didistribusikan ke masyarakat miskin. Pihak bulog Lamongan dianggap lalai dan tidak melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum beras itu keluar gudang. Pihak APPML sendiri sudah memperingatkan Bulog Lamongan agar menjaga kualitas beras Raskin, tetapi kenyataan di Lapangan masih ditemukan beras yang kualitasnya dibawah standar.

Sulistiono mencurigai beras yang berkutu dan berkualitas jelek merupakan stok beras lama yang disimpan digudang Bulog Lamongan. Beras yang pada awalnya sudah kualitas jelek kemudian disimpan di dalam gudang akan bertambah jelek dan Bulog tidak melakukan pengecekan rutin terkait kondisi beras. Akhirnya yang mengkonsumsi beras dengan kualitas dibawah standar adalah rakyat kecil yang miskin.

Bahkan pihak Bulog bisa juga melakukan permainan dengan mafia beras. Beras dengan kualitas baik akan dijual ke luar lamongan sedangkan beras dengan kualitas jelek akan dijual di Lamongan dan dibagikan melalui bantuan beras raskin.

“kualitas beras yang jelek di masyarakat berarti ada ketidakberesan pendistribusian beras raskin. Kemungkinan juga beras yang baik akan dijual ke luar dan beras yang jelek diberikan ke masyarakat miskin”terang Sulistiono.

Sulistiono mempertanyakan kinerja pengawas bantuan raskin yang dibentuk oleh Bulog Lamongan. pengawas raskin yang terdiri dari LSM di Lamongan tidak mampu melakukan tugas nya dengan baik. Tugas pengawas seharusnya mengawasi beras raskin tetapi masih ditemukan beras raskin dengan kualitas yang jelek. Tentunya kejadian ini menjadi caatatan negatif kinerja Bulog lamongan dan pengawas Raskin.

Pengamat raskin lamongan Ispandoyo ketika dimintai pendapat tentang tragedy tersebut mengatakan, Beras bantuan untuk orang miskin yang banyak ditemukan kutu disinyalir juga adanya mafia beras di Bulog dan mitra Bulog.

Mafia beras akan bekerjasama dengan Bulog untuk mempermainkan harga beras dan kualitas beras. Beras yang berasal dari petani dengan kualitas jelek akan tetap dimasukkan ke Bulog dengan harga yang sama dengan kualitas yang baik. Dari sini mafia beras mendapat keuntungan yang sangat besar.

“Mafia beras masih ada di antara Bulog dan mitra Bulog,mafia akan membeli beras dari petani yang jelek kemudian tetap memaksakan dijual ke Bulog”jelas Ispandoyo, Pengamat Raskin Lamongan .

Ispandoyo berharap penegak hukum dan pemerintah Kabupaten Lamongan menindak tegas mafia beras dan rekanan Bulog. Karena mafia ini yang akan merusak kualitas beras Raskin di Lamongan, sehingga dampaknya akan merugikan masyarakat banyak. pihak pemerintah kabupaten melalui bagian perekonomian juga harus melakukan evaluasi mengenai jumlah dan data penerima raskin di Lamongan.

Penulis  : Udin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update