GRESIK,(metropantura.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gresik sudah mempersiapkan diri menghadapi musim kemarau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, Abu Hasan, mengaku sampai saat ini terus melakukan patroli ke sejumlah wilayah Kecamatan yang berpotensi terjadi kekurangan air, bahkan patroli digelar hingga 7 Kecamatan dan 39 Desa yang di anggap rawan kekeringan, 7 Kecamatan diantaranya, Bungah, Benjeng, Cerme, Duduksampeyan, Kedamaian, Balungpanggang, dan Kecamatan Sedayu..
"Ya dari hasil pantauan kita di lapangan, di daerah yang biasa menjadi langganan kekeringan itu kondisi saat ini berkukarang dibandingkan tahun lalu, sementara ketersediaan air di beberapa sumber air maupun di sejumlah waduk waduk juga masih banyak dan mulai di aktifkan dalam arti perawatan waduk tersebut. Jadi kalau seandainya terjadi kekurangan air masih gampang diatasi," kata Abu Hasan, Selasa (16/6).
Selain itu, lanjut Abu Hasan, untuk menanggulangi kekurangan air di beberapa wilayah BPBD juga sudah mulai membuat sumur bor berbasis geolistrik, diantaranya Desa Pacuh Balungpanggang, Desa Racikulon Sedayu, dan Desa Srowo Sedayu.
"Jadi, kita sudah antisipasi jauh jauh sebelumya kalau untuk kemarau tahun ini di perkirakan awal Juni hingga akhir oktober, dan kalau untuk droping air inzaallah belum di butuhkan, karna sumber air juga masih ada," tambahnya.
Oleh sebab itu untuk mengatasi kekeringan di beberapa tempat termasuk di 7 kecamatan itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk segera di adakan pipanisasi di 39 desa tersebut karna di anggap Kering kritis, dan langka dan itu semua tidak lepas peran serta Bupati,"Bupati harus segera menetapkan 39 menjadi keadaan darurat kekeringan," pungkasnya.
Penulis : Mochamad S
Editor : M Arief Budiman
