Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

MENGAIS REJEKI DI BULAN RAMADHAN, TUKANG BECAK BERHARAP BANTUAN BLSM LEBIH TEPAT SASARAN

Jumat, 19 Juni 2015 | 19.48.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-06-19T12:48:49Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Terlihat Hari (40) sedang mendorong becak miliknya menuju pangkalan untuk menunggu penumpang. Wajahnya nampak lelah dan terlihat lebih tua jika dibandingkan dari usianya, mungkin karena ia sudah menjalani profesi sebagai tukang becak selama 20 tahun lamanya.

Pria asal Kembangbahu yang kini menetap di Made itu tetap menekuni profesi ini meski hasil yang didapatkan tergolong minim. Hal ini dilakukan lantaran ia tidak punya keahlian lain sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih menjanjikan.

Hari hanya mendapatkan rata-rata Rp.30.000 setiap harinya . Hal ini tentu saja hanya cukup untuk makan sehari-harinya saja. Untuk membiayai sekolah anak semata wayangnya dirasa sangat berat, bahkan Ia hanya mampu menyekolahkan anaknya yang kini berusia 18 tahun itu hingga tamatan SD.

“Sehari kadang cuma dapat 25 ribu, tapi kalau sedang berutung ya bisa sampai 50 ribu,” ungkapnya.

Menurut Hari, minimnya pendapatan dari menarik becak salah satunya adalah semakin banyaknya orang yang memiliki kendaraan bermotor, sehingga jarang yang masih memakai jasa tukang becak.

Ironisnya, Hari mengaku tidak mendapat Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), ia hanya mendapatkan beras sembako dari pemerintah. Hal ini tentu saja membuat Hari kecewa, pasalnya diluar sana banyak keluarga yang keadaanya lebi berada namun tetap mendapat bantuan BLSM.

“Cuma dapat beras Raskin saja mas, kalo uang BLSM saya nggak dapat,” akunya dengan nada lirih.

Ia berharap agar pemerintah lebih serius dan teliti dalam penyaluran dana bantuan tersebut, sehingga dapat membantu meringankan beban keluarga miskin seperti dirinya.

“Harapan saya ya, agar pemerintah lebih sungguh-sungguh dalam melakukan survei. Agar orang miskin seperti saya ini tidak sampai luput dari sasaran,” harapnya.

Puasa tidak membuat Hari bermalas-malasan, ia tetap menjalani profesi sehari-hari sebagai tukang becak, untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Penulis  : Udin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update