Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

SQ, Dipredeksi Sulit Untuk Menang, Jika Pilkada 2015 Diundur 2017

Minggu, 28 Juni 2015 | 18.47.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-06-28T11:47:37Z
GRESIK,(metropantura.com) - Banyak kalangan, baik dari politisi, tokoh mayarakat dan elemen lain memeridiksi kalau Pemilihan kepala daerah (Pemilukada) Gresik batal dilakukan pada 9 Desember 2015, kemudian diundur dan dibarengkan pada Pilkada tahap 2 tahun 2017, maka pasangan Petahana, Sambari Halim Radianto-Moh Qosim (SQ) akan sulut menang.

Sebab, pasangan yang sekarang dikabarkan terkuat bisa memenangani Pilkada 9 Desember 2015 ini, kalau benar Pilkada diundur menjadi 2017, maka mereka tidak akan memiliki media lagi untuk mengendalikan massa lewat pemerintahan selama jedah waktu 2 tahun. Karena diakui atau tidak, calon petahana rata-rata bisa memenangi Pilkada, karena mereka lebih dulu bisa mengendalikan massa(masyarakat) lewatkepemimpinannya. " Kecil sekali peluangnya SQ bisa memenangai PIlkada jika benar diundur dan dibarengkan Pilkada serentak tahun 2017, mendatang, " kata mantan politisi senior PDIP Gresik, Thohirin, Minggu (28/6).

Menurut Thohirin, kalau Pilkada Gresik benar diundur menjadi 2017, karena peserta Pilkada tidak memenuhi syarat, yakni cuma satu pasangan (SQ), maka pasangan petahana itu akan sulit memenangi PIlkada. Sebab, jedah 2 tahun untuk penantihan Pilkada, SQ tidak bisa memanfaatkan pemerintahan, memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menggalang kekuatan massa. " Selama 2 tahun itu SQ tidak akan bisa berkoar-koar lagi kalau bantuan ini, pembangunan ini merupakan hasil jerih payahnya untuk menarik simpati massa, " tuturnya.

Dan, sangat sulit SQ tanpa bermodal pemeritahan, SQ bias terus lakukan komunikasi dengan masyarakat, terutama pejabat-pejabata pemerintah Kabupaten Gresik yang dulu menjadi bawahannya. " Omong kosong mas sekarang kalau ada pejabat tetat loyal terhadap mantan pimpinannya. Terlebih, kalau mantan pimpinan itu sudah lama tidak menjabat, " tukas Thohirin.

Nah, dari jedah waktu 2 tahun menanti Pilkada tahun 2017 itu, maka pucuk pemerintahan Kabupaten Gresik akan dipegang oleh seorang Penjabat Sementara Bupati (PJS) yang ditunjuk oleh Gubernur Jatim. Di sinilah loyalitas pejabat kepada mantan pimpinan mereka (SQ) kembali diuji. " Prosoku mas, pejabat jelas lebih loyal ke PJS Bupati. Wong dia pimpinannya. Dan bisa jadi PJS itu akan manfaatkan jabatan 2 tahun itu untuk galang kekuatan untuk maju sendiri pada Pilkada 2017, " pungkas politisi PDIP yang sekarang menyeberang ke Gerindra ini.

Sementara Sekretaris DPD II Golkar Kabupaten Gresik, Ahmad Nurhamim mengakui khawatir, kalau ada beberapa partai yang bisa memberangkatkan Cabup-Cawabub sepakat tidak akan majukan calon untuk menandingi pasangan petahana, SQ pada Pilkada 9 Desember 2015. Sebab, SQ dirasa rasa saat itu masih sangat kuat.

Untuk itu, partai-partai tersebut sepakat tidak akan ikuti Pilkada 2015. Konsekuensinya, Pilkada akan diundur kalau pesertanya cuma satu. Sebab, berdasarkan aturan Undang-Undang (UU) Nomor Nomor 1 Tahun 2014, tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, bahwa Pilkada tidak boleh hanya diikuti oleh satu pasangan calon. " Wah kalau partai-partai pakai strategi begitu bisa gawat, " kata Nurhamim serius.

Namun, Nurhamim optimis partai-partai lain di Gresik di luar Koalisi Merah Putih (KMP) bakal menculkan calon pada detik-detik pendaftaran di KPUD Gresik bulan Juli 2015 mendatang. Kalau benar ada calon yang maju diluar SQ, maka bisa dipastikan Pilkada digelar tahun 2015. " Masak Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tidak ada yang memunculkan calon, " pungkas Nurhamim.

Penulis  : Mochamad S
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update