LAMONGAN,(metropantura.com) – para pengunjung wisata Waduk Gondang kini tak lagi bisa menikmati wahana perahu, pasalnya air waduk mengalami penyusutan karena digunakan untuk pengairan lahan pertanian, sehingga membuat perahu-perahu tersebut kandas jika digunakan menyusuri perairan waduk. Bahkan akibat penurunan debit air secara drastis itu membuat pulau yang ada didalam waduk mulai terlihat
Dalam sepekan terakhir, air dalam waduk dikeluarkan besar-besaran guna mengairi lahan persawahan dan hanya menyisakan sedikit air untuk menjaga tanggul waduk agar tak mengalami erosi.
Setidaknya ada lima perahu bebek dan enam perahu kecil yang biasanya digunakan para pengunjung untuk mengelilingi waduk ketika akhir pekan dan libur hari besar, kini aktifitas tersebut hanya bisa keliling beberapa meter, tidak bisa meluas.
“Sekarang ini semuanya pasti kandas, tidak bisa beroprasi,” ungkap Hariadi, salah satu joki perahu, Selasa (18/8).
Menanggapi hal ini, kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Eko Priyono mengatakan, lantaran operasional wahana perahu tergantung kondisi air waduk, naka mau tidak mau harus mengikuti kondisi saat ini. Dan untuk dapat beroperasi seperti biasa harus menunggu kondisi air waduk kembali ideal.
“Karena air semakin dangkal dan mengakibatkan perahu kandas, terpaksa wahana perahu berbagai bentuk itu harus dihentikan semenytara, menunggu volume air waduk ideal,” terang Eko Priyono, Selasa (18/8).
Bahkan pihaknya kemarin juga sempat bekerja sama dengan pemilik speed boat, namun hanya bertahan beberapa hari dan terpaksa dihentikan karena kondisi waduk yang mengalami kedangkalan. Jadi harus menunggu sampai musim penghujan, saat kondisi air memungkinkan untuk wahana perahu beroperasi kembali.
Dalam sepekan terakhir, air dalam waduk dikeluarkan besar-besaran guna mengairi lahan persawahan dan hanya menyisakan sedikit air untuk menjaga tanggul waduk agar tak mengalami erosi.
Setidaknya ada lima perahu bebek dan enam perahu kecil yang biasanya digunakan para pengunjung untuk mengelilingi waduk ketika akhir pekan dan libur hari besar, kini aktifitas tersebut hanya bisa keliling beberapa meter, tidak bisa meluas.
“Sekarang ini semuanya pasti kandas, tidak bisa beroprasi,” ungkap Hariadi, salah satu joki perahu, Selasa (18/8).
Menanggapi hal ini, kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Eko Priyono mengatakan, lantaran operasional wahana perahu tergantung kondisi air waduk, naka mau tidak mau harus mengikuti kondisi saat ini. Dan untuk dapat beroperasi seperti biasa harus menunggu kondisi air waduk kembali ideal.
“Karena air semakin dangkal dan mengakibatkan perahu kandas, terpaksa wahana perahu berbagai bentuk itu harus dihentikan semenytara, menunggu volume air waduk ideal,” terang Eko Priyono, Selasa (18/8).
Bahkan pihaknya kemarin juga sempat bekerja sama dengan pemilik speed boat, namun hanya bertahan beberapa hari dan terpaksa dihentikan karena kondisi waduk yang mengalami kedangkalan. Jadi harus menunggu sampai musim penghujan, saat kondisi air memungkinkan untuk wahana perahu beroperasi kembali.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman
