LAMONGAN,(metropantura.com) - Musim kemarau sudah dirasakan oleh petani di Lamongan. petani yang menanam kangkung terpaksa menyirami tanamannya dengan mengambil air dari telaga sejauh sekitar 1 kilometer. Uniknya, Ada yang mengambil air dari telaga dengan cara dipikul dan ada juga petani yang membuat tempat penamungan air yang terbuat dari terpal ukuran 4x6 meter yang membentuk kolam di areal sawahnya.
Petani yang menggunakan cara dipikul salah satunya adalah Nasrun (60) warga desa Tambakrigadung Kecamatan Tikung. Kekek tua rentah ini mengambil air dari telaga dengan cara memikul dua ember ukuran sedang. Ketika sampai di tengah sawah air dituang di bak kemudian disiramkan ke tanaman kangkung miliknya.
"Sudah biasa mas saya memikul air. Kalau tidak disirami nanti kangkungnya alum dan tidak tumbuh dengan baik bahkan bisa jadi nanti tanamanya mati," kata Nasrun saat ditemui di sawah miliknya. Selasa (4/8).
Sedangkan petani yang menggunakan penampungan sementara mengisi melalui tandon air ukuran besar yang dipasang di dekat telaga. Dengan modal terpal dan bambu yang kemudian dibentuk kolam segi empat mampu menampung air secukupnya yang cukup lama. Cara ini dianggap lebih memudahkan petani untuk memenuhi kebutuhan saat menyirami tanamannya.
“kalau mikul dari telaga capek mas. Saya buat gini lebih gampang dan airnya pun awet,”ujar Rahmat, petani kangkung asal tambakrigadung.
Rahmat mengatakan dirinya nekat menanam kangkung dengan pertimbangan sawahnya dekat dengan penampungan air. Sebagian besar lahan miliknya yang jauh dari jangkauan air bahkan tidak ditanami, kalau pun ada tanaman hanya jenis kangkung dan itu pun ada di sekitar penampung air dekat Tempat Pembuangan Akhir Sampah Tambakrigadung.
"saya nekat tanam kangkung karna dekat dengan penampungan air yang ada di telaga, sedangkan sawah saya yang lainya tidak ditanami akibat terbatasnya air dan jauh dari tempat penampungan dan tidak adanya jaringan irigasi yang masuk ke areal persawahan," ujarnya.
Penulis : Udin
Editor : M Arief Budiman