LAMONGAN,(metropantura.com) - Suasana sedih dan was-was masih menyelimuti keluarga Deni Setiabudi warga Dusun Bulak Desa Sumberaji Kecamatan Sugio, lantaran kedua orang tuanya yang sedang naik haji tidak ada kabarnya pasca tragedi Mina. Kedua orang tuanya yang bernama Wati (47) dan Juri (50) tidak diketahui keberadaannya pasca tragedi Mina. Pihak keluarga pun tidak bisa lagi mengubungi kedua orang tuanya tersebut.
Menurut Deni Setiabudi, menantu Wati dan Juri, pihak keluarga biasanya sering komunikasi dengan kedua orang tuanya yang sedang menjalankan ibadah haji. Belum diketahui keberadaan kedua orang tuanya bahkan pihak KBIH belum bisa memastikan keberadaan Wati dan Juri.
“Sejak kejadian mina,barusan ada sms dari pihak KBIH Al Azhar Lamongan menunggu rilis besok (Selasa,29/9-red) di media. Keluarga tidak bisa dihubungi sejak kejadian di Mina. Biasanya rutin komunikasi lewat Hp,”ujar Deni ketika ditemui dirumahnya,Senin (28/9).
Deni menambahkan pada hari kamis pagi (25/9) dirinya masih komunikasi lewat HP dengan kedua orang tuanya di mekkah. Melalui telpon kedua orang tuanya mengatakan akan melakukan lempar jumroh. Ketika kejadian tragedi mina berlangsung, keluarga kehilangan kontak dengan orang tuanya.
Sejak hari kamis lalu pihak KBIH sudah melakukan pencarian terhadap kedua orang tuanya. Namun sampai sekarang belum ditemukan keberadaan wati dan Juri. Pihak keluarga masih menunggu kabar dari KBIH besok.
“Saat hari kamis itu sampai dengan kemarin masih dicari. Tapi ini terakhir sms dari KBIH menunggu rilis besok. Mudah-mudahan masih diberi jalan yang terbaik oleh Allah SWT,”tambahnya.
Deni sekeluarga berharap kedua orang tuanya bisa kembali dengan selamat dan bisa bertemu dengan keluarga.
"Kami tetap berharap bapak ibu bisa kembali dengan selamat dan bisa bertemu dengan keluarga,”harapnya.
Pasangan suami istri Wati dan Juri masuk dalam kloter 28 yang berangkat tanggal 1 September 2015. Kloter 28 merupakan gabungan dari tiga kota yaitu Lamongan, Mojokerto dan Surabaya. Jamaah yang berangkat jamaah haji tahun 2015 sejumlah 1.400 yang terbagi 4 kloter yaitu kloter 28,29, 30 dan 31.
Sementara itu, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Kabupaten Lamongan, Sonhaji, mengatakan jama’ah haji asal Lamongan yang tersesat berjumlah 4 orang. Keempat jemaah haji tersebut dinyatakan hilang karena tersesat setelah kejadian Mina.
“Informasi yang kami terima dari petugas kloter diketahui sejak setelah balang aqobah. Informasinya mereka tersesat.”jelas Sonhaji.
Sonhaji menambahkan sudah ada upaya dari ketua regu dan pihak yang terkait untuk melakukan pencarian terhadap 4 jamaah asal Lamongan yang tidak diketahui keberadaannya. Keempat jamaah haji tersebut dikatakan tersesat karena belum kembali ke maktabnya dan masih sempat terlihat di Mina.
“Dugaan belum kembali ke maktab. Sebagian saat kejadian itu dia posisinya masih ada dan setelah itu dicari tidak ada,”ujarnya.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman