×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pembangunan Gedung Ponek RSUD Ibnu Sina Hampir Rampung

Jumat, 25 September 2015 | 18.38.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-09-25T11:38:57Z
GRESIK ,(metropantura.com) - Menjelang berakhirnya masa bhakti duet Bupati-Wabup, Sambari Halim Radianto-Moh Qosim yang tinggal menghitung jam hingga pada hari Minggu (27/9), nanti, berbagai proyek besar yang didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) tahun 2015, mulai dikebut penuntasannya. 

Salah satunya proyek gedung ponek RSUD Ibnu Sina, misalnya. Proyek senilai Rp 90 miliar lebih dengan anggaran APBD dengan systiem multi yess (berkelanjutan) ini, sekarang pengerjaannya dikebut. Terlihat pekerja ngelembur untuk menuntaskan salah satu proyek andalan SQ tersebut agar tidak molor dari jadwal.

Menurut Kepala Bagian TU RSUD Ibnu Sina, Teguh Imam Subagyo, bahwa proyek pembangunan gedung ponek tahap II akan rampung. Proyek tersebut sekarang dalam tahap finishing. " Betul pengerjan proyek gedung ponek segera rampung, " katanya, kemarin.

Dia menjelaskan, managemen Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Ibnu Sina Kabupaten Gresik membuat gedung ponek, karena kondisi Rumah Rakit (RS) terbesar milik Pemkab Gresik itu sekarang kerap overload menangani pasien. Terutama, pasca RSUD diberikan tanggungjawab menangani pasien dari program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Karena itu, managemen RSUD membangun gedung baru tersebut. Gedung dibangun di atas lahan 3.000 m3 dengan luas bangunan 2.000 m3. Gedung dibangun dengan konstruksi lima lantai. " Total anggaran gedung ponek mencapai Rp 90 miliar lebih dengan cara multi years (berkelanjutan), " tuturnya.

Ditegaskan Teguh, pembangunan gedung ponek, dilakukan dua tahap. Tahap awal, pada APBD tahun 2014, dialokasikan anggaran sebesar Rp 29 miliar. Kemudian, sisanya tahap II Rp 60 miliar lebih. " Dengan anggaran sebesar itu, kami estimasikan rampung, " jelasnya.

Sekadar diketahui, sesuai dengan ketentuan RS yang memiliki gedung ponek harus memerhatikan kreterai yang disyaratkan RS berstandar nasional maupun internasional. Syarat itu di antaranya, ada dokter jaga yang terlatihdi UGD (unit gawat darurat) untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergensi obstetrik-neonatal. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim ponek di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.

Kemudian, RS mempunyai Standard Operating Prosedur (SOP) penerimaan dan penanganan pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu. Mempunyai standar respon time di UGD 10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam. Tersedia kamar operasi yang siap siaga 24 jam untuk melakukan operasi bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum. Dan tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit.

Penulis  : Mochamad S
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update