LAMONGAN,(metropantura.com) - Beternak sapi tidak hanya dilakukan oleh petani saja, tetapi seorang polisi juga bisa mengelola ternak sapi. AKP Suratman yang juga sebagai Kapolsek Modo Kabupaten Lamongan ternyata berhasil menekuni peternakan sapi di Desa Kalipang Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan.
Ditemui di kandangnya, AKP Suratman menuturkan bahwa dirinya sudah lama merintis berternak sapi. Pada mulanya dirinya hanya merawat 2 ekor sapi tetapi dirawat dengan cara tradisional dan hanya sebagai mengisi waktu luang dan menambah penghasilan keluarga. Seiring berkembangnya waktu, AKP Suratman memiliki sapi jenis limosin dan brahma sebanyak 30 ekor dan mengelola puluhan sapi bersama warga dalam kandang yang sama.
“Awal saya memiliki satu atau dua, kita rawat sendiri. Sebagai kesibukan saja, sebagai nambah penghasilan. Setelah kita rasakan ada nilai keuntungan kita teruskan”,jelasnya sambil memberi makan sapi di kandangnya, Selasa (1/9).
Pada awalnya usaha peternakan yang dirintis oleh AKP Suratman mendapat tantangan dari masyarakat. Ketika menanam rumput gajah untuk makan sapi disepelehkan masyarakat karena rumput gajah dianggap tanaman tidak berguna. Dengan ketekunan dan kesabaran, AKP Suratman membuktikan bahwa rumput gajah baik untuk makan sapi dan memiliki kadar protein yang tinggi. Lambat laun masyarakat ikut menanam rumput gajah dan meniru cara pengelolaan ternak sapi. Sekarang petani memanfaatkan lahan kosong untuk menanam rumput gajah bahkan di pinggir sawah ditanami rumput gajah. Petani mulai memberikan makan sapinya dengan rumput gajah.
Merawat sapi, lanjut AKP Suratman, harus dengan kesenangan dan telaten. Ketika melihat sapi yang kurang nafsu makan, dirinya segera memberikan vitamin melalui suntikan. Dirinya juga yang menyuntik sendiri sapinya. Setiap pagi buta sudah berada dikandang untuk melihat kondisi sapi dan memberi makan sapi.
“Pagi betul kita sudah di kandang, setelah sholat shubuh kita mulai merawat sapi. Karena saya sering melihat sapi saya bisa melihat mana sapi yang kurang makan, makannya telat atau mungkin gerakan sapi yang kelihatan lemah, saya beri vitamin. Saya sendiri yang memberi obat”, ungkapnya.
AKP Suratman tidak merasa terganggu dengan pekerjaan sebagai pengusaha sapi. Pekerjaan kantor sebagai Kapolsek Modo tetap dijalankan penuh tanggung jawab. Dia membagi waktu untuk mengurusi pekerjaannya sebagai Kapolsek Modo ketika jam dinas sedangkan sepulang dari kerja dinas dirinya rutin ke kandang sapi.
“Saya kira ngatur waktu, saya pintar-pinta memanage (mengatur-red) waktu, pagi sebelum ke kantor saya lihat ke kandang, ngasih makanan sapi, lihat minumannya, setelah itu kita tinggal ke kantor”tuturnya.
Di kandang sapi milik AKP Suratman harga sapi bermacam-macam tergantung besar kecil sapi. Harga terendah dikisaran Rp.17 juta-Rp. 18 juta dan harga sapi yang paling mahal Rp. 35 juta. Dan pembeli sapi di kandangnya AKP Suratman berasal dari lamongan dan luar Lamongan.
Pembeli biasanya membeli dua minggu sebelum disembelih untuk Qurban bahkan ada yang malam takbiran pembeli datang ke kandang beli sapi. Sapi yang dibeli oleh konsumen adakalanya minta di rawat dulu di kandang dan diantar malam takbiran.
Secara bersamaan, Polres lamongan memesan seekor Sapi untuk Qurban. Kompol Haryono, Kabag Sumda Polres Lamongan, meninjau langsung sapi pesanan Kapolres Lamongan di kandangnya AKP Suratman. Menurut Kompol Haryono pihak Polres Lamongan membeli sapi dengan melihat langsung ke kandang untuk mengecek kesehatan sapi.
“Alasan membeli sapi ke kandang untuk melihat sapinya sehat dan layak untuk Qurban”,ucapnya.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman