LAMONGAN,(metropantura.com) - Rencana pengaktifan kembali jalur kereta api jurusan Babat-Jombang yang sudah puluhan tahun tidak digunakan terus dimatangkan. Karena pengaktifan itu akan memberi manfaat besar bagi kedua wilayah sebagai embrio mengembangkan kawasan megapolita baru.
Konsep menjadikan Lamongan sebagai megapolitan baru, penunjang kota industri Surabaya dan Gresik yang sudah overload itu kerap disampaikan Pj Bupati Lamongan Wahid Wahyudi dalam beberapa kesempatan.
Wahid yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Provinsi Jawa Timur tersebut kemarin memimpin rapat koordinasi terkait rencana itu bersama Dinas Perhubungan Lamongan, Dinas Perhubungan Jombang dan PT KAI di Surabaya.
Seperti diungkapkan Kabag Humas dan Infokom Sugeng Widodo, Kamis (1/10), rencana itu sampai saat ini terus dimatangkan. Terutama terkait pemilihan jalur yang akan digunakan. Karena ada tiga alternatif jalur yang akan digunakan. Yakni jalur lama dan dua jalur alternatif baru.
Dishub LLAJ Provinsi Jawa Timur menurut Sugeng lebih condong untuk menggunakan jalur alternatif ketiga. Karena meski jalur baru ini lebih panjang dari jalur lama, dan memerlukan upaya pembebasan lahan, namun dirasa akan lebih memiliki azas manfaat, mempunyai nilai bisnis tinggi dan memenuhi azas keselamatan.
Dijelaskan oleh Sugeng, jalur alternatif ketiga tersebut direncanakan akan membentang sepanjang 84,87 kilometer, melewati tujuh stasiun, 13 lintasan sebidang dan 8 sungai. Namun akan lebih strategis karena melewati banyak wilayah strategis sehingga bisa memperbanyak trayek dan tidak perlu menggusur bangunan.
Sedangkan PT KAI nampaknya lebih sreg untuk menggunakan jalur lama. Karena menurut mereka, dengan menggunakan jalur lama, akan lebih mudah dalam proses pembebasan lahannya. Karena jalur tersebut berada di lahan yang menjadi milik PT KAI.
Kemudian jalur lama itu juga lebih pendek, membentang sepanjang 72,44 kilometer, melewati 6 stasiun, 13 lintasan sebidang dan 8 sungai. Namun di jalur lama ini sekarang sudah berdiri banyak bangunan, juga ada Puskesmas dan Polsek Kedungpring.
Menyikapi belum adanya kepastian jalur mana yang akan dipilih ini, konsultan kini kembali harus bekerja, membuat rencana yang lebih detail sehingga alternatif manapun yang diambil akan menguntungkan semua pihak dan memberi manfaat.
Konsultan juga diminta membuta grafik prediksi konsumen pengguna jalur tersebut hingga 20 tahun kedepan. Jalur ini diperkirakan akan digunakan oleh 3.500 penumpang dan 9.000 arus barang setiap harinya.
“Keberadaan jalur ini nantinya diharapkan akan semakin mengembangkan Lamongan, terutama wilayah selatan menjadi wilayah yang maju. Dan mensejahterakan masyarakat, “ pungkas Sugeng.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman