×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

MUI Gresik Minta Sandal Berlafal Allah Ditarik Dari Peredaran

Selasa, 13 Oktober 2015 | 15.53.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-10-13T08:53:11Z
GRESIK,(metropantura.com) - Diketemukannya pabrik pemproduksi sandal berlafal Allah yang diproduksi oleh PT Pradipta Perkasa Makmur, di KM 32,2 Jalan Raya Wringinanom Kecamatan Wringinanom, direaksi cepat oleh MUI (Majlis Ulama Indonesia) Kabupaten Gresik. Langkah ini dilakukan agar tidak menimbulkan gelombang protes kalangan komunitas muslim yang merasa agama mereka dihina. " Kami sudah lakukan tindakan cepat. Tadi (Selasa,red), saya sudah lakukan pertemuan dengan Kapolres Gresik dan instansi terkait untuk menyikapi masalah ini, " kata Ketua MUI Kabupaten Gresik, KH Mansur Sodik, Selasa (13/10).

Menurut Kiai Mansur, pihaknya sudah minta penjelasan manajemen PT Pradipta Perkasa Makmur, selaku pabrik pemeroduksi sandal berlafal Allah yang sekarang menjadi perbincangan masyarakat luas. Pihak perusahaan, kata Kiai Mansur tidak mengetahui dan mengaku tidak ada unsur kesengajaan dalam memeroduksi sandal berlafal Allah.

Namun, demikian MUI Gresik tidak serta merta memercayai penjelasan pihak manajemen PT Pradipta Perkasa Makmur, begiatu saja. Karena itu, MUI beserta instansi terkait seperti Disnakertrans (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi) Kabupaten Gresik akan lakukan tinjauan ke PT Pradipta Perkasa Makmur. " MUI akan datangi pabrik tersebut untuk membuktikan kebenarannya, " tuturnya.

Kiai Mansur mengaku sangat menyayangkan dan menyesalkan atas kejadian tersebut. Baginya, kejadian ini kejadian besar yang bisa menimbulkan persoalan. Karena itu, pihaknya meminta kepada pihak perusahaan agar menarik sandal berlafal Allah yang sudah beredar di pasaran. " Berapapun yang sudah dijual atau beredar di pasaran, harus secepatnya ditarik, " pintanya.

MUI Gresik, tambah Kiai Mansur akan lakukan pembinaan terhadap manajemen PT Pradipta Perkasa Makmur. Agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Sebab, Kabupaten Gresik tempat perusahaan mereka berdiri, masyarakatnya mayoritas muslim, termasuk Jawa Timur dan Indonesia. Mereka sangat sensitif kalau simbul-smibul agama mereka baik dengan sengaja atau tidak dilecehkan. " Kami minta masyarakat tetap tenang. Sebab, MUI dan pihak kepolisian tengah menangani kasus tersebut, " pungkasnya.

Penulis  : Mochamad S
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update