×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Panen Garam Di Lamongan Melimpah Tapi Harga Jualnya Anjlok

Senin, 19 Oktober 2015 | 20.33.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-10-19T13:33:16Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Melimpahnya produksi garam Lamongan ternyata berbanding terbalik dengan harga jualnya di pasaran. Bahkan untuk produksi garam dengan kualitas baik, saat ini harga jualnya berkisar antara Rp 150 hingga Rp 350 perkilogram.

Harga jual itu sekitar separo dari harga jual garam kualitas baik pada sekitar bulan Juli lalu. Saat itu, petani belum banyak yang melakukan produksi, sehingga harga masih cukup tinggi.

Untuk membantu petani meningkatkan kualitas produksi garamnya, Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan sejak tahun 2013 memfasilitasi petani garam dengan penggunaan media geoisolator. Yakni meja produksi yang menggunakan bahan seperti terpal.

Tahun ini, sebagaimana disampaikan Dinas Perikanan dan Kelautan Suyatmoko melalui Kabag Humas dan Infokom Sugeng Widodo, penggunaan media geoisolator sudah hampir merata di semua area produksi garam Lamongan.

Kelebihan penggunaan media ini, lanjut dia, yakni dapat meningkatkan kualitas produksi. Karena butiran garam tidak lagi tercampur dengan tanah.

Selain secara kualitas, menurut dia kuantitas produksipun semakin meningkat. Karena selain angin dan iklim yang mempengaruhi pembutiran garam, tidak ada lagi air yang meresap ke tanah. Sehingga penggunaan geoisolator dapat mempercepat pembutiran garam.

Data Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan menyebutkan, sampai dengan 12 Oktober 2015, produksi garam telah mencapai 26.525 ton dengan luas area seluas 213,4 ha. Itu adalah realisasi dari target sebesar 30 ribu tonm garam.

“Saat panen seperti ini, harga garam memang cenderung anjlok, hanya mencapai Rp. 150-350 perkilogram, meskipun itu adalah garam dengan kualitas yang baik. Hal ini dikarenakan oleh produksi garam yang berlimpah di masa panen,” jelasnya.

Tahun lalu, dari luas lahan 352 hektar, produksinya mencapai 32.152 ton. Sedangkan produksi garam terendah tercatat di 2013 lalu hanya mencapai 10.900 ton akibat musim hujan yang berlangsung cukup lama. Di Lamongan, areal pertanian garam semuanya berada di Kecamatan Brondong. Yakni di Desa Lohgung, Labuhan, Sedayulawas, Brengkok dan Sidomukti.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update