Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

PG DAN PERTAGAS TANDATANGANI PERJANJIAN PENGANGKUTAN GAS

Rabu, 07 Oktober 2015 | 19.50.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-10-07T12:50:21Z
GRESIK,(metropantura.com) - PT Petrokimia Gresik (PG) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) sepakat menandatangani Perjanjian Pengangkutan Gas. Perjanjian ini merupakan tindak lanjut atas MoU Pengangkutan Gas yang telah ditandatangani kedua belah pihak pada Maret 2015.

Direktur Utama PG Hidayat Nyakman menyatakan bahwa, sesuai peraturan SKK Migas, titik serah gas bumi dari penjual ke pembeli adalah di wellhead (kepala sumur atau alat kontrol di permukaan sumur gas).

Untuk mengangkutnya, PG bekerjasama dengan Pertagas. Oleh karena itu, dalam perjanjian ini, Pertagas menjadi pihak yang akan mengangkut gas dari Lapangan MDA-MBA yang dikelola oleh Husky CNOOC Madura Limited (HCML) menuju ke Gresik.

“Gas akan disalurkan melalui east java pipeline menuju gas station milik Pertagas yang ada di kawasan industri PG,” ujar Dirut PG Hidayat Nyakman usai penandatanganan perjanjian di Jakarta, Rabu (7/10).

PG sendiri, lanjut Dirut PG Hidayat Nyakman, telah menandatangani Perjanjian Jual-Beli Gas dengan HCML pada April 2015. Dalam perjanjian ini, PG mendapatkan pasokan gas sebesar 85 MMscfd (million metric standard cubic feet per day) dari Lapangan MDA-MBH yang dikelola oleh HCML. Besaran pasokan gas ini berdasarkan arahan Kementerian ESDM melalui SKK Migas (2013).

Pasokan gas 85 MMscfd ini akan digunakan sebagai bahan baku pabrik Amoniak Urea (Amurea) II milik PG yang diproyeksikan akan beroperasi pada akhir 2017. Pabrik baru ini telah dimulai pembangunannya oleh kontraktor konsorsium Wuhuan Engineering Company (WEC) dan PT Adhi Karya.

“Amurea II merupakan proyek strategis yang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas produksi amoniak (bahan baku pupuk Urea, ZA, dan NPK) dan Urea. Melalui pabrik ini, PG berharap dapat memenuhi kebutuhan amoniaknya sendiri dan memasok kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur,” ujar Dirut PG Hidayat Nyakman.

Lebih rinci Dirut PG Hidayat Nyakman menyatakan bahwa saat ini kebutuhan amoniak PG mencapai 850 ribu ton/tahun, sementara kapasitas produksi hanya 440 ribu ton/tahun. Sedangkan pupuk Urea, kebutuhan Jawa Timur mencapai sekitar 1 juta ton/tahun, sementara kapasitas produksi PG hanya 460 ribu ton/tahun. Sehingga kekurangan-kekurangan ini dipenuhi dari impor.

“Dengan adanya pabrik Amurea II, kami berharap perusahaan dapat mengurangi ketergantungan impor sehingga struktur bisnis perusahaan menjadi lebih kuat,” ujar Dirut PG Hidayat Nyakman.

Adapun untuk nilai investasi proyek Amurea II, Dirut PG Hidayat Nyakman menyatakan bahwa nilainya ditaksir mencapai USD 661 juta. Sumber pendanaan 70% berasal dari pinjaman perbankan, sedangkan sisa 30% dari internal perusahaan.

Hingga saat ini, PG telah memperoleh plafon kredit investasi total Rp 5,5 triliun, yaitu dari Bank Sumitomo Mitsui Indonesia sebesar Rp 1,5 triliun (Des 2014), BNI Rp 3 triliun (Juli 2015), dan BRI Rp 1 triliun (Sept 2015).

“Kami berharap pabrik ini dapat memperkuat industri pupuk nasional dan mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan,” tutup Dirut PG Hidayat Nyakman.

Penulis  : Mochamad S
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update