GRESIK,(metropantura.com) - Maraknya kampanye hitam yang menyerang pasangan calon bupati-calon wakil bupati nomor urut 1, Sambari Hali Radianto-Moh Qosim (SQ), membuat Relawan Gerakan Sosial-Sambari-Qosim (RGS - SQ), tidak tinggal diam.
Relawan sosial SQ ini lakukan gerakan cepat dengan memprotek (mencegah,red) agar virus kampanye hitam yang merugikan SQ tersebut, tidak berdampak negatif terhadap SQ, terutama bisa memengaruhi masyarakat. Terutama, pendukung fanatis SQ. " Memang saya akui, kampanye hitam akhir-akhir ini gencar serang SQ. Karena itu, RGS-SQ selaku relawannya tidak bisa tinggal diam. Kami lakukan proteksi agar virus kampanye hitam yang dilakukan rival SQ itu tidak memengaruhi pendukung SQ, " kata Pendiri RGS-SQ, H Moh Khozin, tanpa mau menyebutkan siapa rival SQ yang menyerang melalui kampanye hitam tersebut, kemarin.
Khozin menjelaskan, SQ saat ini merupaka pasangan imcumbent yang sangat kuat dan sulit untuk dikalahkan. Untuk itu, berbagai cara telah dan akan dilakukan rival-rivalnya untuk menjatuhkan SQ.
Cara-cara tidak terpuji itu, lanjut Khozin, dengan cara menghembuskan informasi-informasi tidak benar dan tidak bertanggungjawab. Kalau sebelumnya, rival SQ menyerang dan membunuh karaktek SQ dengan menghembuskan issue kalau negatif kalau kerusakan jalan di Kabupaten Gresik akibat ulah SQ, dan issue itu bisa dipatahkan (netralisir).
Sekarang, mereka menggunakan trik lain untuk menjatuhkan SQ. Di antaranya, dengan menghembuskan issue SQ selama 5 tahun menjabat tidak memerhatikan kesejahteraan guru. Khususnya, guru swasta. Jika sebelumnya, mereka kebanjiran tunjangan. Namun, pada saat SQ menjabat, tunjangan itu dihembuskan oleh rival SQ, dihapuskan. " Issue itu sangat menyesatkan. SQ tidak pernah menghapuskan tunjangan untuk guru tersebut. Karena aturan yang tidak memerbolehkan, " jalasnya.
Ditegaskan Khozin, pada awalnya pemerintah diperbolehkan memberikan kesejahteran baik berupa bantuan, dan insentif guru dan lainnya. Namun, setelah turunnya Permendagri (peraturan dalam negeri) Nomor 32 tahun 2011, tentang bantuan sosial dan hibah, hal itu tidak diperbolehkan lagi. " Bukannya SQ tidak mau memberikannya. Tapi, dilarang aturan. Kan logikanya tidak mungkin dengan kekuatan APBD (2015) sebesar Rp 2,89 triliun, SQ tidak mau meningkatkan kesejahteraan para pengajar yang menjadi pandidik para generasi Gresik, " terangnya.
Karena itu, tambah Khozin, RGS-SQ telah menginstruksikan kepada semua RGS di kecamatan dan kordes (kordinator desa) untuk memprotek issue-issue negatif yang menyesatkan dengan cara memberikan pencerahan kepada masyarakat, kalau issue itu tidak benar. " Hasilnya, Alhamdulillah, masyarakat tetap percaya kepada SQ. Dan, kami optimis SQ akan tetap menang di atas 60 persen di setiap desa pada Pilkada 9 Desember mendatang, " pungkas pengusaha kaya asal Peganden, Manyar.
Penulis : Mochamad S
Editor : M Arief Budiman