Hal itu disampaikannya di sela-sela menghadiri pembagian dana PKH tahap keempat di Kantor Pos Kota Lamongan, Sabtu (28/11).
“Kementerian Keuangan menyebut PKH sebagai satu-satunya program yang bisa mempersempit kesenjangan sosial. Rasio kesenjangan itu saat ini 0,40, dan tahun depan ditargetkan bisa menjadi 0,39, “ kata Khofifah.
Karena itu, lanjut dia, karena PKH dianggap bisa menurunkan kesenjangan, maka tahun depan program tersebut akan diperluas. Yakni dari sekitar 3 juta peserta menjadi sejumlah 6 juta peserta.
Di Kantor Pos tersebut Khofifah juga sempat berdialog dengan ibu-ibu hamil peserta PKH. Dia mewanti-wanti agar uang dari PKH itu benar-benar digunakan untuk pemenuhan gizi ibu dan bayi dalam kandungan.
“Manfaatkan uang 1 juta untuk ibu hamil yang diterimakan dalam empat kali pencairan tersebut dengan dibelikan ikan, daging dan sayur. Agar Ibu dan bayinya sehat, “ pesan dia.
Begitu juga bagi peserta PKH yang memiliki anak balita, agar uang yang diterima digunakan untuk membelikan makanan bergizi bagi tumbuh kembang sang buah hati. “Jangan sampai ada anak kurang gizi yang dapat membuat pertumbuhan otak kurang baik, “ imbuh dia.
Kepada manajemen PKH, Khofifah menandaskan agar peserta PKH yang memiliki rumah tidak layak huni untuk diprioritaskan menerima bantuan bedah rumah. Sedangkan yang ingin berdagang, agar diikutkan dalam program Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Ada hal menarik dalam kunjungan Khofifah di Lamongan tersebut. Saat seorang wartawan lokal menanyakan adakah pemotongan dana PKH, Khofifah memilih untuk meneruskan pertanyaan itu kepada ratusan peserta PKH yang hadir.
“Ibu-ibu, ini ada wartawan yang tanya, apakah ada pemotongan dana PKH, “ tanya Khofifah.
Tanpa dikomando, pertanyaan itu dijawab dengan koor “tidak ada” oleh ratusan ibu-ibu peserta PKH.
Dari Kantor Pos Lamongan, Mensos melanjutkan agendanya dengan menyaksikan pembagian Beras Untuk Rakyat Sejahtera (Rastra) ke-14 di Kecamatan Mantup.
“Kementerian Keuangan menyebut PKH sebagai satu-satunya program yang bisa mempersempit kesenjangan sosial. Rasio kesenjangan itu saat ini 0,40, dan tahun depan ditargetkan bisa menjadi 0,39, “ kata Khofifah.
Karena itu, lanjut dia, karena PKH dianggap bisa menurunkan kesenjangan, maka tahun depan program tersebut akan diperluas. Yakni dari sekitar 3 juta peserta menjadi sejumlah 6 juta peserta.
Di Kantor Pos tersebut Khofifah juga sempat berdialog dengan ibu-ibu hamil peserta PKH. Dia mewanti-wanti agar uang dari PKH itu benar-benar digunakan untuk pemenuhan gizi ibu dan bayi dalam kandungan.
“Manfaatkan uang 1 juta untuk ibu hamil yang diterimakan dalam empat kali pencairan tersebut dengan dibelikan ikan, daging dan sayur. Agar Ibu dan bayinya sehat, “ pesan dia.
Begitu juga bagi peserta PKH yang memiliki anak balita, agar uang yang diterima digunakan untuk membelikan makanan bergizi bagi tumbuh kembang sang buah hati. “Jangan sampai ada anak kurang gizi yang dapat membuat pertumbuhan otak kurang baik, “ imbuh dia.
Kepada manajemen PKH, Khofifah menandaskan agar peserta PKH yang memiliki rumah tidak layak huni untuk diprioritaskan menerima bantuan bedah rumah. Sedangkan yang ingin berdagang, agar diikutkan dalam program Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Ada hal menarik dalam kunjungan Khofifah di Lamongan tersebut. Saat seorang wartawan lokal menanyakan adakah pemotongan dana PKH, Khofifah memilih untuk meneruskan pertanyaan itu kepada ratusan peserta PKH yang hadir.
“Ibu-ibu, ini ada wartawan yang tanya, apakah ada pemotongan dana PKH, “ tanya Khofifah.
Tanpa dikomando, pertanyaan itu dijawab dengan koor “tidak ada” oleh ratusan ibu-ibu peserta PKH.
Dari Kantor Pos Lamongan, Mensos melanjutkan agendanya dengan menyaksikan pembagian Beras Untuk Rakyat Sejahtera (Rastra) ke-14 di Kecamatan Mantup.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman
