Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Diduga Kualitas Pengerjaan Rendah, Jembatan Penghubung Antar Dua DesaDi Lamongan Ambruk Dan Korbankan 6 Pekerja

Selasa, 22 Desember 2015 | 23.04.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-12-22T16:04:22Z
LAMONGAN,(metropantura.com) – Bangunan Jembatan yang di gunakan sebagai penghubung antara Desa Wates Winangun dengan Desa Garung Kecamatan Sambeng, na'asnya jembatan yang belum selesai dibangun sudah ambruk, pada Senin (21/12).

Kejadian ambruknya jembatan yang dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lamongan, diduga karena kualitas pembangunannya yang buruk.

Apalagi dipicu saat datangnya curah air hujan yang tinggi sehingga luapan air di wilayah Lamongan yang dalam beberapa hari terakhir ini berpengaruh buruk terhadap jeleknya kekuatan pondasi jembatan penghubung dua desa di Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tersebut.

Apalagi posisi kedua pondasi jembatan yang menghubungkan antar dua desa itu selalu tergerus oleh air. “Penyangga di kedua posisi jembatan tersebut tidak kuat untuk menahan penyangga betonnya,” ungkap Saidi asal warga Desa Wates Winangun.

Menurut Saidi,dampak dari ambruknya jembatan penghubung tersebut mengakibatkan pekerja yang ada di lokasi pembangunan tersebut mengalami luka-luka baik parah maupun sedang. 

“Sedikitnya kurang lebih enam orang yang bekerja terkena reruntuhan jembatan, ada yang mengalami luka-luka serius dan ringan. Namun, dipastikan tidak sampai ada korban jiwa,” jelasnya.

Panjang jembatan penghubung desa tersebut cukup panjang, Karena merupakan akses jalur transportasi utama yang menghubungkan antar kedua desa.

Akibat terputusnya jembatan penghubung ini, sangat mengganggu sekali apa lagi untuk aktivitas antar warga di dua desa tersebut.

“Jembatan ini merupakan jalan utama, kalau ambruk begini ya tidak bisa lewat dan menyusahkan semua antar kedua desa ini apalagi ini merupakan akses jalan utama,” ungkapnya.

Selain itu, Warga juga harus rela untuk mengambil jalan pintas yakni dengan memutar arah sehingga membutuhkan waktu serta jarak tempuh yang lumayan jauh.

“Muternya jauh sekali, bisa sampai 15 kilometer, soalnya jembatan tersebut sudah tidak bisa dilewati sama sekali,” terangnya.

Saidi berharap agar Pemerintah Kabupaten Lamongan segera mencari solusi untuk memecahkan masalah ini. Karena jembatan tersebut merupakan akses utama untuk menghubungkan antar kedua desa, apalagi ini merupakan satu-satunya akses utama untuk dilalui transportasi atau lalu lintas. Untuk itu kami benar-benar berharap agar pemerintah membangun jembatan tersebut secara utuh kembali.

“Kita meminta segera ada perbaikan, supaya kita bisa beraktifitas normal lagi seperti biasanya,” ungkapnya.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update