Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dipicu Stock Yang Menipis, Harga Ikan Di Lamongan Naik Signifikan

Kamis, 10 Desember 2015 | 18.24.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-12-10T11:24:25Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Kawasan Lamongan seusai di landa kemarau panjang, yang kemudia beralih ke musim hujan ternyata belum sepenuhnya  musim kemarau berakhir. Sehingga mengalami kelangkaan ikan di pasaran serta sekaligus melambungkan harga ikan menjadi teramat mahal. Kamis (10/12).

Pasar ikan di Lamongan, memang dari luarnya terlihat ramai sekali dikunjungi pedagang dan warga yang melakukan aktivitas jual-beli, Namun sayangnya, meja-meja yang biasanya ramai dengan isi ikan-ikan segar cukup berkurang bahkan hanya sedikit yang menjual ikan dikarenakan tidak ada stok ikan yang dijual.

“Musim kemarau yang terlalu panjang mempengaruhi tidak adanya pasokan ikan,” ungkap Kepala UPT Pasar Ikan, Sutamadji,

Dan di masa-masa akan berakhirnya musim kemarau, untuk menyambut musim hujan ini pasokan ikan dari petani tambak menurun drastik.

“Kalau sekarang hanya bisa menarjetkan 20 sampai 23 ton per-hari, padahal biasanya pasar ikan Lamongan bisa menampung hingga 360 ton per-hari kalau sudah ada ikan per-harinya biasanya 360 ton,” kata Sutamadji.

Kelangkaan ikan ini membuat harga ikan pun alami kelonjakan yang berlipat ganda dan akhirnya berdampak pada melambungnya harga ikan.

Melambungnya harga ikan tersebut memicu Kelangkaan yang berdampak pada harga yang tak stabil. Ikan bader saja misalnya, yang biasanya hanya Rp 10  ribu per kilogramnya kini sudah berlipat ganda menjadi Rp 35 ribu per-kilogram.

Harga ikan tawar lainnya juga mengalami lonjakan diantaranya Bandeng Rp 25 ribu per-kilogram dan mujair Rp 23 ribu sedangkan ikan Mujair tak pernah down harganya namun, stok barangnya tidak ada,

Begitu pula dengan harga udang dan vaname juga berasa di kisaran Rp. 50 ribu per kilogram, dari harga sebelumnya di kisaran Rp 25 ribu per-kilogram. Vaname juga mahal, ya mahal dua kali lipatnya dari kemarin-kemarin, sekarang kisaran Rp 50 ribu. Mahal tapi barangnya tidak ada juga,” pungkasnya Sutamadji usai menjelaskan.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update