Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jelang Natal Dan Tahun Baru, Pengrajin Terompet Prioritaskan Memproduksi Dengan Benruk Yang Digemari Anak - Anak

Jumat, 18 Desember 2015 | 18.41.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-12-18T11:41:33Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Moment menjelang Natal dan Tahun Baru dimanfaatkan betul oleh pengerajin trompet dari Dusun Bulak Desa Sumberaji Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan untuk mendulang rejeki. Namun, proses pembuatan terompet tak semudah membalikkan telapak tangan.

Adnan Khohar misalnya, salah satu warga yang seluruh anggota keluarga dan kerabatnya menggeluti pembuatan terompet pada momen Natal dan Tahun Baru. Ia pun membuat terompet dengan berbagai kreasi, sehingga mampu memikat pembeli.

“Ada bentuk ular naga, kupu-kupu, saksofon, ada yang terompet model biasa,” ujarnya.

Namun, tak jauh berbeda dengan moment Natal dan Tahun Baru kemarin, untuk tahun ini Ia lebih fokus untuk membuat terompet jenis ular naga, kupu-kupu, saksofon, karena ketiga jenis ini banyak dicari anak-anak.
“Model kayak naga, saksofon dan model kupu-kupu biasanya dicari anak-anak,” terangnya.

Lebih jauh, Khohar menjelaskan, proses pembuatan terompet dengan berbagai bentuk itu tak mudah. Menurutnya, butuh ketekunan dan kehati-hatian dalam proses pengerjaannya.

“Lama proses bikinnya. Sebenarnya bisa sehari jadi, tapi kita kerjakan berdasar tahapan, waktunya gulung kertas, ya gulung banyak,” jelasnya.

Ia mencontohkan, untuk proses pembuatan terompet berbentuk ular naga, di butuhkan 6 lembar potongan kertas karton dengan ukuran yang disesuaikan, kemudian dilinting dan dibentuk terompet menyerupai ular naga. Selanjutnya diberi lem. Setelah itu, batang terompet yang sudah jadi direndam air lem selama beberapa saat kemudian dijemur di bawah terik matahari.

“Terompet bentuk saksofon, kupu-kupu juga butuh kertas 6 buah, digulung lalu dibentuk seperti saksofon, setelah itu di celupkan ke air yang di campur lem, setelah itu di jemur,” beber pria yang juga berprofesi sebagai guru di salah satu Madrasah Ibtidaiyah ini.

Menurutnya proses jemur ini memakan waktu lumayan lama. Setelah kering dan dirasa lem sudah merekat, selanjutnya batang terompet diberi variasi sesuai dengan bentuk dan jenis terompetnya.

“Setelah kering dipasang hiasan kertas warna-warni, diberi paralon, bekas balon untuk menimbulkan getaran saat ditiup,” jelas Khohar sambil mempraktekan proses pembuatannya.

Lebih lanjut Khohar menuturkan, bahan-bahan untuk pembuatan terompetnya di dapat dari seorang pengepul mainan tradisional dari Cirebon dan membuat sendiri.

“Kalau bahannya kepala ular naga saya beli, ini satu buah kepala naga 2.500, kalau untuk kupu-kupu saya nyablon sendiri,” bebernya.

Khohar mengungkapkan, keahlian dalam membuat terompetnya dimiliki sejak remaja dan merupakan turun-temurun dari kedua orangtuanya yang juga pengrajin terompet musiman. Dengan keahliannya itu, dalam sehari Khohar mampu menghasilkan 25 buah terompet.

“Sudah lama saya bikin terompet, setiap mau tahun baru ya buat. Proses pembuatannya makan waktu, dalam sehari dapat 25,” tandas Khohar.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update