Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ketidak Pedulian Pengelola Wisata Waduk Gondang Lamongan Justru Membuat Satwa Tak Dapat Hidup Layak

Senin, 21 Desember 2015 | 18.27.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-12-24T05:16:30Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Matinya salah satu satwa koleksi Waduk Gondang jenis Kalkun tentu sangat disayangkan. Hal ini merupakan buah dari buruknya pengawasan dan koordinasi antara pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan dengan petugas di Lapangan.

Hal itu terlihat pada pemberitaan sebelumnya, Rahmat selaku Koordinator yang bertugas di Waduk Gondang tidak tahu jika ada satwa jenis kalkun yang mati, bahkan dirinya membantahnya.

“Ndak ada, satwa di sini ndak ada yang mati,” beber Rahmat kepada wartawan kemarin saat mengunjungi Waduk Gondang, Minggu (20/12).

Pernyataan yang dilontarkan Rahmat tersebut berseberangan dengan pernyataan dari Agus Priyambodo, Ketua bidang UPT Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan yang membenarkan bahwa salah satu satwa jenis Kalkun yang ada di Waduk Gondang memang ada yang mati.

“Memang ada satu satwa yang mati, yaitu kalkun. Karena serangan penyakit telo (suatu jenis penyakit yang menyerang unggas) dan saat ini sudah di kubur agar tidak menular ke satwa yang lainnya,” jelas Agus saat di temui di uang kerjanya, Senin (21/12).

Dari perbedaan keterangan tersebut dapat terlihat bahwa koordinasi serta managemen yang dilakukan oleh dinas pariwisata sangat buruk dan memprihatinkan serta menggambarkan ketidak pedulian petugas di lapangan terhadap kehidupan para satwa yang berimbas pada kematian satwa.

Ironisnya, Ketika disinggung mengenai apa saja langkah yang akan dilakukan oleh dinas pariwisata terkait upaya menjaga kesehatan satwa, Agus justru mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat melakukan pemeriksaan kesehatan satwa secara rutin karena terkendala oleh minimnya anggaran yang dimilikinya.

“Kami tidak dapat melakukan pengecekan secara rutin, karena biayanya ndak ada. Untuk makan satwa sebanyak itu saja hanya dianggarkan Rp. 400 ribu dalam seminggu,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk kebersihan kandang satwa, Agus berdalih bahwa sebenarnya yang membuat kandang menjadi kotor dan tampak kumuh adalah para pengunjung nakal yang sengaja memasukkan daun dan ranting ke dalam kandang.

“Sebenarnya kandang itu sudah dibersihkan setiap hari, tapi kadang ada pengunjung yang sengaja menggoda satwa dengan memasukkan ranting,” dalihnya.

Hal ini tentu berbeda dengan kondisi di lapangan, karena pada kenyataannya bukan hanya daun dan ranting saja yang membuat pemandangan nampak kumuh, namun juga kotoran hewan yang nampak jarang dibersihkan.

Sedangkan untuk kandang satwa yang mengalami kerusakan, Agus mengatakan bahwa saat ini pihaknya sudah mulai melakukan perbaikan.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update