Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pengrajin Terompet Mulai Kebanjiran Order Menjelang Natal Dan Tahun Baru

Minggu, 13 Desember 2015 | 20.04.00 WIB | 0 Views Last Updated 2015-12-13T13:04:10Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Menyambut Natal dan Tahun Baru yang akan segera berlangsung, selalu menjadi momen yang menguntungkan bagi pedagang. Terlebih lagi bagi pedagang dan pengerajin terompet musiman. Minggu (13/12).

Menjelang pergantian tahun ini, pengrajin trompet musiman disibukkan membuat terompet. Apalagi dengan permintaan terompet serta pernak-pernik menjelang perayaan Natal serta Tahun Baru yang akan dijual ke seluruh penjuru Tanah Air seiring dengan tradisi meniup terompet.

Para pengrajin terompet di Dusun Bulakatu, Desa Sumberaji, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, yang sebagian besar warganya memilih beralih menjadi pembuat terompet musiman. Bahkan, daerah ini dikenal dengan sebutan ‘Kampung Terompet’.

Satu diantara sekian banyak pengrajin terompet, Adnan Khohar mengatakan, sebagian besar penduduk Dusun Bulakatu, membuat terompet ketika akan memasuki bulan Desember. “Banyak disini yang buat terompet, Kepala Dusun juga buat terompet,” ujarnya.

Untuk memenuhi permintaan terompet, Ia sampai harus memperkerjaan kerabatnya untuk menyelesaikan pembuatan ribuan terompet. “Ponakan saya,saya minta untuk ikut ngerjakan juga,” ungkapnya.

Lebih jauh Khohar menuturkan, sebagian besar warga Bulakatu sudah banyak mengirimkan terompet ke seluruh penjuru Indonesia sesuai dengan permintaan. “Banyak yang sudah dipacking, dikirim ke daerah yang minta. Kalau disini ada yang kirim ke Batam, Papua, Sulawesi, Sumatera. Yang pasti dari Sabang sampai Merauke,” ujarnya.

Namun, terompet miliknya sampai saat ini masih belum dikirim. Rencananya, lanjut Khohar baru akan terbang ke Tarakan pada pertengahan bulan Desember. “Saya biasanya dikirim ke kalimantan Utara, Tarakan, saya di kalimantan, terompet-terompet tersebut tak akan dikirim dalam bentuk 100 persen jadi. “Kita setengah jadi semua, nanti di rakit disana” ungkapnya.

Apabila dikirim dalam keadaan 100 persen jadi, dikhawatirkan akan mengalami kerusakan saat berada di perjalanan. “Kalau dirakit jadi disini semua ngepaknya juga susah, biayanya jadi lebih tinggi. Takut rusak juga,” tandasnya.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update