Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Adanya Kebijakan SKK Migas, TWU Rencanakan Tutup Kilang

Kamis, 14 Januari 2016 | 19.42.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-01-14T12:42:08Z
BOJONEGORO,(metropantura.com) - Kilang Minyak milik PT Tri Wahana Universal (TWU) yang berada di Desa Sumengko Kecamatan Gayam direncanakan akan tutup pada 20 Januari 2016 mendatang.

Menurut CEO TWU, Rudy Tafinos Founder mengatakan, dengan adanya kebijakan SKK Migas yakni tiga kegiatan yang dilaksanakan dilapangan banyuurip antara lain sumur CPF, EOE dan EPF. Dua kegiatan yakni EPF dan EOE akan ditutup mulai 15 januari besuk, dan hanya CPF yang dijalankan.

"Dengan adanya kebijakan ini maka rencana akan menutup kilang minyak TWU di Bojonegoro," jelasnya, Kamis (14/1) saat menemui Bupati Bojonegoro, Suyoto di rumah dinas.

Menurutnya, pada intinya TWU siap menerima crude oil dari CPF akan tetapi ada dua hal utama yang dihadapi oleh TWU. Yang pertama TWU diminta oleh PEP C membeli minyaknya dengan harga di FSO Gagak Rimang. Sedangkan TWU selama ini membeli minyak di mulut sumur.

"Hal ini dinilai sangat tidak logis jika TWU membeli dengan harga di FSO karena harga cost transportation harus ditanggung oleh TWU," tegasnya.

Selain itu dalam kesempatan ini pihaknya juga ingin meluruskan beberapa hal yang salah dimana adanya anggapan jika selama ini TWU mendapatkan diskon.

"Yang benar jika selama ini yang terjadi adalah TWU membeli di mulut sumur. Nah peraturan yang baru ini megharuskan agar TWU membeli di FSO Gagak Rimang bukan di mulut sumur, sehingga ada cost transportation yang harus dibayar," tegasnya.

Dengan adanya hal ini TWU keberatan melakukan pembelian di FSO karena dinilai tidak logis. Selain itu masalah lain adalah untuk alokasi negara sampai dengan saat ini belum mendapatkan tanggapan dari pemerintah apakah diberikan atau tidak kepada TWU.

"Karena dua hal ini yakni pembelian harus di FSO dan ketetapan pemerintah belum turun maka, TWU akan menutup aktifitasnya mulai tanggal 20 Januari 2016 besuk," ungkapnya.

Sementara itu Bupati Bojonegoro, Suyoto seusai mendengarkan keterangan dari CEO TWU, Rudy Tafinos menyampaikan bahwa dengan berhentinya TWU ini maka Kabupaten Bojonegoro akan merasakan dampak nyata. Bisa dibilang penutupan TWU mengakibatkan Bojonegoro merugi.

"Kerugian itu antara lain tenaga kerja yang selama ini bekerja di TWU akan berhenti. Sehingga dampak nyata adalah tingginya angka penganguran di Bojonegoro," tegasnya.

Selain itu adalah pengembangan SDM di Bojonegoro juga akan lambat. Demikian pula dengan perekonomian di Bojonegoro khususnya adalah pengusaha lokal akan mengalami nasib serupa.
"Hal lain yang harus diwaspadai adalah suplai lokal yang selama ini tak tercukupi oleh pertamina dan selama ini dihandle oleh TWU akan berhenti" imbuhnya.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update