BOJONEGORO,(metropantura.com) - Lahan seluas 195 hektar telah di siapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk pembangunan bandara yang ada di Bojonegoro.Rencana pembangunan bandara tersebut rencananya akan di mulai pada tahun 2017.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur mengatakan, saat ini sedang dikaji untuk mekanisme pendirian mulai pembebasan lahan maupun pengelolaannya, seperti rencananya bandara khusus migas tersebut akan dibangun di Desa Kunci, Kecamatan Dander kabupaten Bojonegoro.
"Alasan ditempatkan di Bojonegoro karena di Kabupaten tersebut terdapat kawasan migas yang dikelola beberapa perusahaan migas di Indonesia," ujarnya. Selasa (26/1)
Bandara khusus migas ini nantinya akan difungsikan untuk khusus pengiriman migas ke tempat tujuan, dan dijelaskan juga untuk realisasinya saat ini sudah dibentuk tim dari beberapa unsur.
"Tim Persiapan Pengadaan Tanah Pemprov, BPN, Bappeda, Dinas Kehutanan, dan tim teknis lain sesuai bidang pembangunan. Hari ini lokasi yang diajukan kita bahas dan lihat dokumennya dalam rapat perdana ini," kata Ardhi.
Sementara itu, Kabag Pelaksanaan Pembangunan Biro Administrasi Pembangunan Setdaprov Jatim Anwari menambahkan, berdasar dokumen perencanaan yang disampaikan Pemkab Bojongoro, pengadaan lahan untuk bandara khusus Migas akan dilakukan selama tiga tahun, mulai 2016 hingga 2018.
Mengenai rencana persiapan pembangunan Bandara khusus ini, Bupati Bojonegoro, Suyoto, mengatakan, bandara migas tersebut dinilai sebagai kebutuhan infrastruktur penting, mengingat saat ini ada lima wilayah kerja pertambangan (WKP) di Bojonegoro, dan juga Sebagai penunjang saran transportasi tenaga migas, peralatan, dan antisipasi kondisi bahaya, agar tidak selalu mengandalkan bandara Juanda atau Iswahyudi Madiun.
"Bandara diBojonegoro kami harapkan, nantinya tidak hanya beroperasi untuk urusan migas, tetapi juga dioperasikan untuk bandara komersial karena Potensi penumpangnya cukup besar, seperti dari Tuban, Lamongan, danBojonegoro," terang Kang Yoto..
Dijelaskan oleh Kang Yoto, Dari 195 hektar lahan yang disediakan untuk bandara migas di Kecamatan Dander, 175 hektar merupakan lahan milik Perhutani dan 21 hektar sisanya lahan milik warga. Perencanaan Pembangunan Bandara khusus ini sesuai dokumen dimulai dari pengadaan lahan dilakukan selama tiga tahun, mulai 2016 hingga 2018.
"Pembangunan fisiknya dilakukan selama empat tahun, sejak 2017 dan diharapkan tahun 2020 sudah mulai beroperasi," Pungkas Suyoto.
"Alasan ditempatkan di Bojonegoro karena di Kabupaten tersebut terdapat kawasan migas yang dikelola beberapa perusahaan migas di Indonesia," ujarnya. Selasa (26/1)
Bandara khusus migas ini nantinya akan difungsikan untuk khusus pengiriman migas ke tempat tujuan, dan dijelaskan juga untuk realisasinya saat ini sudah dibentuk tim dari beberapa unsur.
"Tim Persiapan Pengadaan Tanah Pemprov, BPN, Bappeda, Dinas Kehutanan, dan tim teknis lain sesuai bidang pembangunan. Hari ini lokasi yang diajukan kita bahas dan lihat dokumennya dalam rapat perdana ini," kata Ardhi.
Sementara itu, Kabag Pelaksanaan Pembangunan Biro Administrasi Pembangunan Setdaprov Jatim Anwari menambahkan, berdasar dokumen perencanaan yang disampaikan Pemkab Bojongoro, pengadaan lahan untuk bandara khusus Migas akan dilakukan selama tiga tahun, mulai 2016 hingga 2018.
Mengenai rencana persiapan pembangunan Bandara khusus ini, Bupati Bojonegoro, Suyoto, mengatakan, bandara migas tersebut dinilai sebagai kebutuhan infrastruktur penting, mengingat saat ini ada lima wilayah kerja pertambangan (WKP) di Bojonegoro, dan juga Sebagai penunjang saran transportasi tenaga migas, peralatan, dan antisipasi kondisi bahaya, agar tidak selalu mengandalkan bandara Juanda atau Iswahyudi Madiun.
"Bandara diBojonegoro kami harapkan, nantinya tidak hanya beroperasi untuk urusan migas, tetapi juga dioperasikan untuk bandara komersial karena Potensi penumpangnya cukup besar, seperti dari Tuban, Lamongan, danBojonegoro," terang Kang Yoto..
Dijelaskan oleh Kang Yoto, Dari 195 hektar lahan yang disediakan untuk bandara migas di Kecamatan Dander, 175 hektar merupakan lahan milik Perhutani dan 21 hektar sisanya lahan milik warga. Perencanaan Pembangunan Bandara khusus ini sesuai dokumen dimulai dari pengadaan lahan dilakukan selama tiga tahun, mulai 2016 hingga 2018.
"Pembangunan fisiknya dilakukan selama empat tahun, sejak 2017 dan diharapkan tahun 2020 sudah mulai beroperasi," Pungkas Suyoto.
Penulis : Sandi Suswondo
Editor : M Arief Budiman