Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Didemo Aktivis PMII Unisda, Kadispendik Bambang Kustiono Dituntut Mundur Dari Jabatannya

Selasa, 12 Januari 2016 | 21.34.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-01-12T14:34:53Z
LAMONGAN,(metropantura.com) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Darual Ulum Lamongan (Unisda) kembali berunjuk rasa di kediaman kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan. Kedatangan mereka unuk menuntut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Bambang Kustiono agar segera mundur dari jabatannya. Selasa (12/1).

Dalam Aksinya, puluhan aktivis mahasiswa itu menuntut terkait dengan perihal pelarangan shalat berjamaah dan adzan yang dilakukan oleh Kepala SDN Jubellor I dan II Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan pada siswa beberapa waktu silam.

“Dikatakan bahwasanya hal tersebut menganggu aktivitas belajar mengajar pada sekolahan tersebut, oleh Kepala Sekolah Jubellor pada beberapa bulan yang lalu,” ungkap Korlap Aksi Fuad Hakim.

Dalam orasinya Mahasiswa menilai, Kepala Dinas Pendidikan Lamongan gagal dalam menangani masalah tersebut. “Kekerasan yang dilakukan untuk pelarangan kegiatan keagamaan di sekolah ini tidak bisa dianggap remeh. Kepala Dinas Pendidikan yang seharusnya menyelesaikan masalah ini namun terkesan begitu lamban, ada kesan masalah ini diremehkan dan diangap angin berlalu,”sindirnya.

Fuad selaku Korlap menyatakan, pada tahun 2015 lalu, sebenernya telah dilaksanakan mediasi di kantor Bakesbangpol yang dihadiri oleh Kepala Sekolah SDN Jubellor yang merangkap PLT Kepala Sekolah Jubellor I dengan guru PAI SDN Jubellor I dan II yang telah bersepakat untuk islah dan saling memaafkan kesalahan masing-masing.

“Akan tetapi dalam proses perkembangannya kesepakatan tersebut diingkari oleh Kepala Sekolah sendiri dan hal itu sangat merugikan serta mengancam dua guru tersebut yang berisi menghentikan jam mengajar di sekolahan SD tersebut,” jelasnya.

Disamping menuntut Kadiknas Lamongan mundur dari jabatanya, para aktivis PMII ini juga meminta untuk mencopot Kepala Dinas SDN Jubellor I dan II. “Kami juga minta kasus itu diselesaikan serta status dua guru agama di SDN Jubellor I dan II yang dipecat secara sepihak untuk dikembalikan semula pada tugas dan fungsinya sebagai guru pengajar agama,” pungkasnya.

Dalam aksi yang mendapat kawalan ketat petugas kepolisian Polres Lamongan. Aktivis PMII juga menggelar teaterikal yang menggambarkan dan menceritakan kasus tersebut. Namun sayangnya Puluhan aktivis harus mengalami bentrok dengan aparat kepolisian di depan Kantor Dinas Pendidikan Lamongan. Akibatnya dua orang aktivis PMII mulutnya berdarah dan memar di bagian leher akibat dari kericuhan tersebut.

Awal mula bentrokan ini terjadi, lantaran para aktivis PMII yang mendesak untuk masuk ke dalam kantor Dinas Pendidikan Lamongan. Namun karena, di halangi oleh pihak kepolisian yang berakhir pada aksi saling dorong, hingga bentrokanpun terjadi. Aksi dari pemukulan tersebut, yang akhirnya Korlap dari Aksi tersebut yakni, Fuad Hakim menyatakan tidak terima dengan tindakan anarkis yang dilakukan pihak kepolisian.

“Kami akan menindak lanjuti dari tindak tegas pemukulan ini, kami akan melakukan visum, kami tidak terima dengan hal ini,” ungkapnya.

Ia menilai, aparat kepolisian sudah sewenang-wenang dan main hakim sendiri dalam mengamankan aksi mereka di depan kantor Dinas Pendidikan Lamongan.

“Tugas dari aparat keamanan ini harusnya menjaga dari apa yang kami lakukan bukan memukuli kami, ini sudah tidak lagi sesuai tupoksi mereka,” tegasnya dengan emosional.

Ironisnya, Kandam selaku Kabid Dikmenumjur Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan saat hendak diwawancarai oleh awak media melarikan diri dan terkesan bungkam dan tidak mau tahu atas apa yang telah terjadi serta tak berani memberikan komentarnya. “ Jangan saya, mengenai hal itu bukan kewenangan saya untuk memberikan komentar”, dalihnya.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update