“Kita panen padi di tahun 2015 mencapai 858.979,22 ton setara padi, dari panen tersebut mampu surplus untuk kebutuhan masyarakat Bojonegoro tiga tahun kedepan,” jelasnya.
Dalam setahun kebutuhan padi masyarakat Bojonegoro mencapai 300ribu ton padi, sehingga di anggap kebutuhan padi untuk masyarakat di anggap cukup. Dan dimana dari sekitar 858.979 ton berasal dari tiga musim tanam yang ada di 28 kecamatan di Bojonegoro.
“Kecamatan yang mampu memproduksi hasil padi tertinggi berada di wilayah bantaran sungai Bengawan Solo. Sebab di wilayah itu mampu menanam padi selama tiga kali dalam setahun, sedangkan di wilayah selatan hanya mampu tanam padi sebanyak dua kali dalam setahun,” terangnya.
Menurutnya, hasil panen di tahun 2015 kemarin di anggapnya meningkat jika di bandingkan tahun 2014 lalu yang hanya mampu menghasil 840.000 ton setara padi. Dan di tahun 2016 ini pihaknya mentargetkan mampu memproduksi sebanyak 900 ribu ton setara padi dari hasil lahan area pertanian seluas 152 ribu hektar.
“Ditahun ini kita targetkan 900 ribu ton setara padi, dan kita optimis bisa terealisasi asal tidak ada area pertanian di wilayah Bojonegoro mengalami gagal panen,” pungkasnya.
Sementara itu, dari hasil panen padi di tahun 2015 di harapkan Perum Bulog Bojonegoro bisa melakukan penyerapan melalui pembelian di tingkat petani. Dengan demuikian nantinya mampu meningkatkan perekonomian di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman
