LAMONGAN,(metropantura.com) – Lamongan semakin eksotis dengan keindahan pantai-pantai yang sungguh menawan. Dan satu icon pantai baru lagi yang kini menunjukkan keindahannya dengan namanya yang unik, yakni Pantai Kutang tepatnya di Dusun Pambon Desa Brengkok Kabupaten Lamongan. Senin (25/1).
Mulanya hanya populer di internet yang akhirnya membuat Pantai Kutang di Kabupaten Lamongan tersebut banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Dan para wisatawan memang banyak penasaran dengan nama Pantai Kutang Lamongan. Nama itu dianggap unik dan penuh tanda tanya yang akhirnya salah satu tokoh pemuda menjelaskan asal mulanya di sebut pantai kutang.
Mulanya hanya populer di internet yang akhirnya membuat Pantai Kutang di Kabupaten Lamongan tersebut banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Dan para wisatawan memang banyak penasaran dengan nama Pantai Kutang Lamongan. Nama itu dianggap unik dan penuh tanda tanya yang akhirnya salah satu tokoh pemuda menjelaskan asal mulanya di sebut pantai kutang.
“Awal mulanya bisa disebut sebagai pantai kutang itu sudah sejak dulu mas, sudah dari nenek moyang dulu dan kondisinya masih 'perawan' karena belum banyak wisatawan yang berkunjung baru setelah terkenal lewat media internet itulah banyak yang kesini”Ungkap Aziz selaku pengelola wisata dan toko pemuda.
Namun ada juga yang disayangkan, untuk mencari lokasi pantai kutang itu sendiri sangat susah karena akses jalan yang begitu susah dan tidak adanya papan penunjuk untuk menemukan lokasi "Berkali-kali pengunjung yang bertanya untuk menuju lokasi ke Pantai Kutang, apalagi pas posisi selama liburan. Kalau orang di sini memberi nama Pantai Labuhan," Ujar Kustini, seorang penjual di Dusun Pambon Desa Brengkok Kabupaten Lamongan, kepada awak media.
Wanda Yasinta dan teman-temannya asal Surabaya mengaku agak kesulitan menuju lokasi. Dia beberapa kali bertanya kepada warga sekitar lokasi untuk menuju ke lokasi tersebut. "Untuk menuju kelokasi tersebut, saya sering bertanya ke warga sekitar, dan diminta terus saja sampai ditemukan bukit kecil di kanan jalan, terus diminta tanya lagi," Ungkapnya.
Sekitar 20 kilometer dari Kantor Kecamatan Brondong dan memang agak sulit menuju lokasi. Sebab jalannya terlalu sempit bahkan para pengunjung akan dibikin pusing dengan area parkir yang hanya muat tidak lebih dari sepuluh mobil. "Kalau sudah hari Minggu pasti banyak pengunjung Parkir sementara diarahkan di tanah warga yang kosong,sembari kita juga memproses pembangunan area jalan akses kelokasinya" kata Aziz, tokoh pemuda setempat yang mengkoordinir area parkir.
Namun ada juga yang disayangkan, untuk mencari lokasi pantai kutang itu sendiri sangat susah karena akses jalan yang begitu susah dan tidak adanya papan penunjuk untuk menemukan lokasi "Berkali-kali pengunjung yang bertanya untuk menuju lokasi ke Pantai Kutang, apalagi pas posisi selama liburan. Kalau orang di sini memberi nama Pantai Labuhan," Ujar Kustini, seorang penjual di Dusun Pambon Desa Brengkok Kabupaten Lamongan, kepada awak media.
Wanda Yasinta dan teman-temannya asal Surabaya mengaku agak kesulitan menuju lokasi. Dia beberapa kali bertanya kepada warga sekitar lokasi untuk menuju ke lokasi tersebut. "Untuk menuju kelokasi tersebut, saya sering bertanya ke warga sekitar, dan diminta terus saja sampai ditemukan bukit kecil di kanan jalan, terus diminta tanya lagi," Ungkapnya.
Sekitar 20 kilometer dari Kantor Kecamatan Brondong dan memang agak sulit menuju lokasi. Sebab jalannya terlalu sempit bahkan para pengunjung akan dibikin pusing dengan area parkir yang hanya muat tidak lebih dari sepuluh mobil. "Kalau sudah hari Minggu pasti banyak pengunjung Parkir sementara diarahkan di tanah warga yang kosong,sembari kita juga memproses pembangunan area jalan akses kelokasinya" kata Aziz, tokoh pemuda setempat yang mengkoordinir area parkir.
“Memang indah sekali pantainya juga bersih tidak salah kalau banyak wisatawan yang ingin kesini, tidak rugi sekalipun jalan menuju kesini begitu penuh perjuangan” Ungkap Putri salah satu pengunjung dari Lamongan.
Azizpun menambahkan, “Untuk Akses jalan dan parkir pengujung wisata, masih dalam proses pembangunan mas, nantinya kita bangunkan akses jalan mengikuti lingkar pantai (Leter U) dan kita tidak melewatkan jalan sempit di kampung jadi parkir juga lebih luas” Jelasnya.
Sekitar sepekan lalu, juga ada tiga mobil yang datang dari Jakarta dan Bekasi. Datang ke lokasi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Terpaksa karena tidak ada penginapan, akhirnya diminta menginap di musala. Memang buat mendapatkan penginapan terdekat masih harus berjalan ke daerah Manunggal Tuban di sekitar pemakaman para wali atau Paciran atau sekitar Wahana Bahari Lamongan (WBL).
Memang belum banyak fasilitas pendukung Pantai Kutang. Masuk ke lokasi saja hanya melewati jalan setapak di samping musala. Jika mesti berpapasan dengan orang lain pun cukup sulit. Bahkan toilet atau tempat buat membilas tubuh setelah berbasah-basahan juga belum ada.
Penjual makanan atau minuman tidak ditemukan di lokasi, namun sebelum pintu masuk kita membayar karcis baru diketemukan satu penjual saja. Sehingga pengunjung harus membawa bekal saat berada di bawah terik panasnya pantai. "Tidak ada larangan sebenarnya, tetapi memang belum ada yang jualan sampai ke ujung sana," Tambah Aziz.
Dan untuk parkir sepeda motor sendiri para pemuda setempat, akan membantu memarkirkan sepeda motor para wisatawan. Jasa parkirnya juga cukup murah hanya bayar Rp 2000. Itu pun bakal dipakai buat mengembangkan musala, serta akses jalan menuju lokasi agar bisa dilewati pengunjung.
Azizpun menambahkan, “Untuk Akses jalan dan parkir pengujung wisata, masih dalam proses pembangunan mas, nantinya kita bangunkan akses jalan mengikuti lingkar pantai (Leter U) dan kita tidak melewatkan jalan sempit di kampung jadi parkir juga lebih luas” Jelasnya.
Sekitar sepekan lalu, juga ada tiga mobil yang datang dari Jakarta dan Bekasi. Datang ke lokasi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Terpaksa karena tidak ada penginapan, akhirnya diminta menginap di musala. Memang buat mendapatkan penginapan terdekat masih harus berjalan ke daerah Manunggal Tuban di sekitar pemakaman para wali atau Paciran atau sekitar Wahana Bahari Lamongan (WBL).
Memang belum banyak fasilitas pendukung Pantai Kutang. Masuk ke lokasi saja hanya melewati jalan setapak di samping musala. Jika mesti berpapasan dengan orang lain pun cukup sulit. Bahkan toilet atau tempat buat membilas tubuh setelah berbasah-basahan juga belum ada.
Penjual makanan atau minuman tidak ditemukan di lokasi, namun sebelum pintu masuk kita membayar karcis baru diketemukan satu penjual saja. Sehingga pengunjung harus membawa bekal saat berada di bawah terik panasnya pantai. "Tidak ada larangan sebenarnya, tetapi memang belum ada yang jualan sampai ke ujung sana," Tambah Aziz.
Dan untuk parkir sepeda motor sendiri para pemuda setempat, akan membantu memarkirkan sepeda motor para wisatawan. Jasa parkirnya juga cukup murah hanya bayar Rp 2000. Itu pun bakal dipakai buat mengembangkan musala, serta akses jalan menuju lokasi agar bisa dilewati pengunjung.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman