Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pengakuan Eks Anggota Gafatar Su'udi Berada Di Kalimantan

Senin, 25 Januari 2016 | 17.42.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-01-25T10:42:48Z
*Su'udi :" Gafatar Merupakan Organisasi Sosial Bukan Keagamaan"*

LAMONGAN,(metropantura.com) - Su’udi, seorang guru di SMAN Karangbinangun yang terindikasi mengikuti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dan dilaporkan menghilang, ternyata memang berada di Kalimantan. Hal itu terungkap dari pengakuan Afan Suhariadi, Eks Gafatar yang telah dipulangkan ke rumahnya di Desa Moronyamplung Kecamatan Kembangbahu.

Su’udi sendiri tidak termasuk diantara enam orang eks Gafatar asal Lamongan yang telah dipulangkan ke Lamongan pada Minggu malam lalu (24/1). Dia diketahui telah menjual rumahnya di Gresik dan dilaporkan menghilang bersama isteri dan kelima orang anaknya sejak 2 Oktober 2015.

Keterangan keberadaan Su’udi itu disampaikan Afan menjawab pertanyaan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Lamongan Sujito ketika menerima kunjungan Pj Bupati Lamongan Wahid Wahyudi di kediamannya, di Dusun Nyamplung Desa Moronyamplung Kecamatan Kembangbahu.

“Iya, saya tahu beliau, tapi saya tidak tahu apakah beliau sudah pulang ke Lamongan atau belum”, tutur Afan.

Mantan Sekretaris Gafatar Lamongan tersebut menjelaskan bahwa organisasinya telah dibubarkan pada tahun 2015, dengan anggota aktif di Kabupaten Lamongan sekitar 20 orang. Afan menyebutkan baru tiga hari berada di Kalimantan Barat, hingga kemudian ada kejadian pembakaran pemukiman eks anggota Gafatar.

Kepada Pj Bupati Lamongan, Afan menyatakan tertarik bergabung dengan Gafatar karena menurut dia, Gafatar adalah organisasi yang bergerak di bidang sosial.

“Karena adanya pemberitaan di media soal Gafatar yang membuat kami tidak nyaman, sehingga kami putuskan untuk pindah kesana (Kalimantan) di tempat yang menurut kami bisa diterima”, terang pria yang lahir pada 1987 silam tersebut.

Eks anggota Gafatar yang pulang ke Lamongan itu mendapatkan bantuan Sembako dari Pemkab Lamongan sebagai awal mereka menata hidup lagi di Lamongan. Mereka juga menerima bantuan asupan makanan bergizi dari Dinas Kesehatan.

Sementera itu eks Anggota Gafatar lainny Eka Febrianto menceritakan peristiwa tragis mengenai kehidupan yang harus dialaminya bersama dengan rekan-rekannya di Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar). Pria asal Desa Taji Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan menguraikan rumahnya di pemukiman Gafatar di Mempawah (Kalbar) tepat bersebalahan dengan rumah yang pertama kali di bakar oleh massa.

“Saya tinggal persis disamping yang dibakar dan Semua dibakar tanpa tersisa,” ucapnya.

Meski Tempat tinggalnya dibakar, namun para anggota Gafatar di lokasi tidak memberikan perlawanan sama sekali. Mereka hanya kecewa dan pasrah rumahnya dibakar oleh massa. Pemicu pembakaran tempat tinggal anggota Gafatar karena dianggap aliran sesat.

“Kita hanya bisa pasrah dan tidak boleh melawan namun, kami juga kecewa karena tempat tinggal kita dibakar, kemudian kita diusir, kita dirusuhi disana. Menurut info pembakaran karena kita aliran sesat dan menurut saya sholat itu urusan pribadi, sebelum bergabung ke dalam Gafatar saya juga jarang salat loh,” tandasnya.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update