LAMONGAN,(metropantura.com) – Kualitas produk buatan pengrajin sapu ijuk di Lamongan tidak kalah dengan produk keluaran dari perusahaan-perusahaan besar. Senin (25/1).
Indonesia kaya akan kerajinan-kerajinan yang begitu luar biasa di tangan-tangan orang yang berkualitas. Kali ini Pengrajin sapu ijuk di Lamongan menunjukkan eksistensinya di dunia kerajinan, dan dari Kerajinan itupun diyakini dapat menunjang perekonomian lokal di Lamongan.
Dan pemasarannya tidak hanya berkutat di dalam Kota Lamongan saja namun bisa luar lamongan. “Kita juga pasarkan ke Cepu, Tuban, dan Bojonegoro serta daerah lain juga,” Ungkap pengrajin sapu ijuk, Sutrisno.
Bahkan, Pria yang menjadi Guru di SMP Negeri Lamongan tersebut juga menambahkan, saat ini bahkan pihaknya telah memasarkan produk sapu ijuknya ke luar pulau Jawa. “Terkadang juga bisa sampai luar pulau pengirimannya, tergantung pesanan yang datang kepada kami, biasanya kirim ke Kalimantan dan Bali,” jelasnya.
Namun, juga di sayangkan terlebih untuk memasarkan produknya hingga luar pulua Jawa, pria berusia 56 tahun tersebut membutuhkan modal yang tak sedikit. “Kita kalau memasarkan kekuar pulau butuh modal besar. Transportasi naik, BBM (bahan bakar minyak) habis naik tapi transportasi tetap naik,” jelasnya.
Sutrisno juga mengaku, bahwa dirinya belum pernah merambah serta eksport sapu ijuk. Pasalnya, resiko yang harus ditanggung cukup besar. “Dulu pernah dimintai kirim sapu sama orang Cina, tapi saya minta DP (down payment) tapi dia tidak mau, dan mereka maunya kepercayaan saja di bayar di belakang. Saya ya terus terang tidak mau, wong juga nilainya cukup lumayan dan bisa sampai setengah miliar,” paparnya.
Dan pemasarannya tidak hanya berkutat di dalam Kota Lamongan saja namun bisa luar lamongan. “Kita juga pasarkan ke Cepu, Tuban, dan Bojonegoro serta daerah lain juga,” Ungkap pengrajin sapu ijuk, Sutrisno.
Bahkan, Pria yang menjadi Guru di SMP Negeri Lamongan tersebut juga menambahkan, saat ini bahkan pihaknya telah memasarkan produk sapu ijuknya ke luar pulau Jawa. “Terkadang juga bisa sampai luar pulau pengirimannya, tergantung pesanan yang datang kepada kami, biasanya kirim ke Kalimantan dan Bali,” jelasnya.
Namun, juga di sayangkan terlebih untuk memasarkan produknya hingga luar pulua Jawa, pria berusia 56 tahun tersebut membutuhkan modal yang tak sedikit. “Kita kalau memasarkan kekuar pulau butuh modal besar. Transportasi naik, BBM (bahan bakar minyak) habis naik tapi transportasi tetap naik,” jelasnya.
Sutrisno juga mengaku, bahwa dirinya belum pernah merambah serta eksport sapu ijuk. Pasalnya, resiko yang harus ditanggung cukup besar. “Dulu pernah dimintai kirim sapu sama orang Cina, tapi saya minta DP (down payment) tapi dia tidak mau, dan mereka maunya kepercayaan saja di bayar di belakang. Saya ya terus terang tidak mau, wong juga nilainya cukup lumayan dan bisa sampai setengah miliar,” paparnya.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman