LAMONGAN,(metropantura.com) - Akibat ruang kelas terendam banjir sejak Jum'at lalu, Sejumlah sekolah di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan memilih untuk meliburkan siswanya, pada Senin (29/4/2016).
Seperti yang diungkapkan Suliani, salah satu guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 8 yang ada di Kelurahan Babat, yang nampak sepi. Tak terlihat aktivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut, dan hanya ada sejumlah guru yang datang ke sekolahan dengan tetap mengenakan baju dinas.
"Kelasnya penuh air, semuanya 6 kelas. Sekolah sudah terendam sejak tiga hari," ungkap Guru SD Babat 8, Suliani, Senin (29/2).
Suliani tidak dapat memastikan sampai kapan Akan meliburkan siswanya. Pasalnya kegiatan belajar mengajar baru bisa berlangsung saat banjir sudah surut.
"Melihat perkembangannya kalau surut di sms di suruh masuk," akunya.
Akibat banjir tersebut, Persiapan para Siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan untuk menghadapi ujian nasional (Unas) Mei mendatang turut terganggu.
Untuk itu, Dirinya berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, segera mengatasi banjir yang setiap tahun melanda wilayah teraebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hari, kepala sekolah SDN 6 mengatakan bahwa meski sekolah diliburkan, namun dirinya tetap meminta kepada para siswa untuk tetap belajar di rumah, sehingga siswa kelas 6 yang akan menghadapi Unas tidak ketinggalan pelajaran.
"Sangat terganggu gak bisa belajar mengajar. Upaya kami di SD 6 supaya anak tidak ketinggalan pelajaran dalam rangka persiapan ujian sekolah anak-anak diberi tugas belajar di rumah," terang Hari, kepala sekolah SDN 6.
Tercatat, di wilayah Kelurahan Babat ada sebanyak tiga SD yang diliburkan akibat ruang kelas terendam banjir dengan ketinggian 30-40 centimeter seiring tingginya curah hujan dan tingginya debit air Sungai Bengawan Solo. Yakni, SD Babat 6, SD Babat 7, SD 8 Babat, serta Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Babat.
Tak hanya mengganggu aktifitas belajar mengajar di aejumlah sekolah, genangan banjir juga menyebabkan arus lalu lintas yang menghubungkan Kota Bojonegoro ke Babat ke Kabupaten Lamongan macet parah.
Kemacetan terjadi dari arah Bojonegoro ke Babat sebelum memasuki Pasar Babat karena ketinggian air di jalan mencapai 30-40 centimeter dan lubang jalan yang tergenang air. Namun, untuk arah sebaliknya kendaraan masih bisa melaju meskipun kondisinya padat merayap.
"Banjir sudah menjadi agenda tahunan, seperti tahun lalu karena drainase di Rowo Semandu tidak lancar dan pendangkalan rowo. Banjir tahun ini lebih besar dari tahun kemarin," kata seorang warga, Mahsun Romadhon.
Ia mengatakan, hingga senin siang belum ada tanda-tanda air akan surut, sedangkan antrean kendaraan di kemacetan diperkirakan sudah lebih dari lima kilometer.
Bahkan, lanjut Mahsun, warga sampai harus menutup jalan yang ada di kampung. Pasalnya, jika jalan tersebut dibuka, kendaraan yang lewat akan membuat genangan air menjadi bergelombang sehingga air pun masuk kerumah warga.
"Kalau tidak di tutup banyak kendaraan yang masuk airnya masuk ke rumah warga, menganggu rumah warga," pungkasnya.
Seperti yang diungkapkan Suliani, salah satu guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 8 yang ada di Kelurahan Babat, yang nampak sepi. Tak terlihat aktivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut, dan hanya ada sejumlah guru yang datang ke sekolahan dengan tetap mengenakan baju dinas.
"Kelasnya penuh air, semuanya 6 kelas. Sekolah sudah terendam sejak tiga hari," ungkap Guru SD Babat 8, Suliani, Senin (29/2).
Suliani tidak dapat memastikan sampai kapan Akan meliburkan siswanya. Pasalnya kegiatan belajar mengajar baru bisa berlangsung saat banjir sudah surut.
"Melihat perkembangannya kalau surut di sms di suruh masuk," akunya.
Akibat banjir tersebut, Persiapan para Siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan untuk menghadapi ujian nasional (Unas) Mei mendatang turut terganggu.
Untuk itu, Dirinya berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, segera mengatasi banjir yang setiap tahun melanda wilayah teraebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hari, kepala sekolah SDN 6 mengatakan bahwa meski sekolah diliburkan, namun dirinya tetap meminta kepada para siswa untuk tetap belajar di rumah, sehingga siswa kelas 6 yang akan menghadapi Unas tidak ketinggalan pelajaran.
"Sangat terganggu gak bisa belajar mengajar. Upaya kami di SD 6 supaya anak tidak ketinggalan pelajaran dalam rangka persiapan ujian sekolah anak-anak diberi tugas belajar di rumah," terang Hari, kepala sekolah SDN 6.
Tercatat, di wilayah Kelurahan Babat ada sebanyak tiga SD yang diliburkan akibat ruang kelas terendam banjir dengan ketinggian 30-40 centimeter seiring tingginya curah hujan dan tingginya debit air Sungai Bengawan Solo. Yakni, SD Babat 6, SD Babat 7, SD 8 Babat, serta Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Babat.
Tak hanya mengganggu aktifitas belajar mengajar di aejumlah sekolah, genangan banjir juga menyebabkan arus lalu lintas yang menghubungkan Kota Bojonegoro ke Babat ke Kabupaten Lamongan macet parah.
Kemacetan terjadi dari arah Bojonegoro ke Babat sebelum memasuki Pasar Babat karena ketinggian air di jalan mencapai 30-40 centimeter dan lubang jalan yang tergenang air. Namun, untuk arah sebaliknya kendaraan masih bisa melaju meskipun kondisinya padat merayap.
"Banjir sudah menjadi agenda tahunan, seperti tahun lalu karena drainase di Rowo Semandu tidak lancar dan pendangkalan rowo. Banjir tahun ini lebih besar dari tahun kemarin," kata seorang warga, Mahsun Romadhon.
Ia mengatakan, hingga senin siang belum ada tanda-tanda air akan surut, sedangkan antrean kendaraan di kemacetan diperkirakan sudah lebih dari lima kilometer.
Bahkan, lanjut Mahsun, warga sampai harus menutup jalan yang ada di kampung. Pasalnya, jika jalan tersebut dibuka, kendaraan yang lewat akan membuat genangan air menjadi bergelombang sehingga air pun masuk kerumah warga.
"Kalau tidak di tutup banyak kendaraan yang masuk airnya masuk ke rumah warga, menganggu rumah warga," pungkasnya.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman