Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kapolres Bojonegoro : Kalau Itu Mengandung Gas Yang Sangat Berbahaya Dan Merugikan Warga Ya Di Berhentikan Saja

Rabu, 03 Februari 2016 | 21.43.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-02-03T14:43:18Z
BOJONEGORO,(metropantura.com) - Aktivitas eksplorasi JOB P-PEJ (Joint Operating Body PertaminaPetrochina East Java), selaku operator Lapangan Sukowati Blok Tuban, menimbulkan bau tak sedap yang dirasakan warga setempat dan polusi bau itu akhir-akhir ini kian menyengat. Terutama di sekitar sumur Pad A. Akibatnya, banyak warga yang harus dilarikan ke rumah sakit akibat menderita mual dan kepala pusing, khususnya warga Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Bojonegoro..

Sehinggan hingga kini, pihak JOB P-PEJ belum juga segera memberikan jalan keluar agar bau tidak sedap itu tidak merugi - kan warga sekitar. Apalagi kemaren sudah ada sebanyaknya 15 warga di RT 11 dan 12 di RW 01 yang sudah dilarikan ke rumah sakit akibat dampak menghirup bau menyengat tersebut.

Polusi bau itu ternyata tak hanya dirasakan warga Desa Sambiroto, menurut keterangan yang sudah dihimpun dari berbagai sumber dari warga setempat ternyata kejadian serupa juga dikeluhkan warga Desa Campurejo, Kecamatan Kota.

Bau tidak sedap itu, terang salah satu warga, selalu muncul ketika JOB P-PEJ melakukan flaring atau membuang minyak/gas hasil eksplorasi yang tidak bisa disimpan dengan cara dibakar.

Sebelumnya pada Senin malam yang lalu, warganya berkumpul di balai desa untuk menuntut pertanggungjawaban JOB P-PEJ. Setidaknya, operator Lapangan Sukowati di sumur Pad A secepatnya memberi solusi atau sosalisasi tehadap warga yang terdampak. Salah satu warga yang berhasil di temui oleh wartawan Koran ini, Musripah (45), mengatakan bahwa selama ini dirinya merasakan bau yang tidak sedap dan mengakibatkan dirinya merasa mual dan ingin muntah saat merasakan bau tersebut

Menanggapi masalah tersebut dalam pers liliesnya kepada awak media, Rabu (3/2). Pihak Operator minyak dan gas bumi (migas) Lapangan Sukowati, Blok Tuban, Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) mengclaim berhasil melakukan reaktifasi terhadap sumur SKW #11. Serta Targetnya reaktifasi atau melakukan kerja ulang yang akan dilakukan terhadap empat sumur di PAD A Sukowati yang kini sudah tidak berproduksi lagi.

Lebih lanjut dikatakan kegiatan rig well service ini dilakukan untuk memenuhi target yang diberikan SKK Migas agar dapat mengejar cadangan migas yang semakin menurun. 

"Pekerjaan well service atau perawatan sumur ini karena sudah tidak memproduksi minyak. Ini dilakukan karena ada tuntutan untuk meningkatkan lifting nasional. Sebab, secara nasional lifting migas menurun ditambah lagi harga minyak dunia tidak ekonomis lagi," dalihnya Fiel Admin Superintendent, Akbar Pradima.

Akbar Pradima lebih jauh menjelaskan bahwa Well Service sebelumnya sudah dilakukan di SKW #11 dan berhasil. Setelah berhasil dilakukan di SKW#11, pihak operator melakukan aktifitas kedua di SKW#15. Well Service yang dilakukan di SKW #15 ini untuk mengembalikan produksi minyak dari sumur tersebut yang telah lama terhenti dikarenakan hanya memproduksi air dan gas, sehingga mengganggu produksi sumur yang lain.

"Produksi air dan gas SKW#15 ini terlalu tinggi sehingga berdampak pada penurunan tekanan reservoir. Kegiatan ini untuk membuka lapisan reservoir di SKW#15 yang lebih banyak mengandung minyak," kata Field Operation Superintendent (FOS) JOB PPEJ, Fauzy A Mayanullah.

Target penambahan produksi minyak dari hasil perawatan sumur ini, beber Fauzy A Mayanullah, biasanya berkisar antara 100-150 barel perhari. Selain itu, perawatan sumur ini ditekankan untuk menjaga stabilias produksi.

"Well servise ini juga mengurangi proses alamiah penurunan produksi (natural decline). Jika tidak dilakukan well service maka penurunan produksi akan terjadi semakin cepat," katanya.

Ditambahkan oleh Fiel Admin Superintendent, Akbar Pradima mengatakan Seperti diketahui, kegiatan ini dilakukan sejak Sabtu (30/1) pukul 16.30 dan tidak ada masalah, kemudian kegiatan tersebut dilanjutkan pada Minggu sekitar pukul 10.30. Dari situ kemudian pihak manajemen mendapat informasi dari warga atau masyarakat setempat mencium dan merasakan aroma bau tidak sedap dari aktifitas kegiatan tersebut.

"Setelah mendapat laporan tersebut, tim teknis dari kami mendatangi warga dan memang benar ada warga yang merasa mual dan muntah ," ujar Akbar.

Sebagai pertanggungjawaban kepada warga lanjut akbar tim medis langsung memberi pertolongan pertama kepada warga yang merasa mual dan muntah-muntah untuk dirawat di rumah sakit agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Kemudian pihak operator kemudian menghentikan operasi sementara.
"Saat ini kondisi sumur ditutup sementara sambil menunggu sampai tiga hari kedepan menunggu dari tim teknis. Namun, yang poduksi standart biasa tetap berjalan, yang dihentikan hanya yang well service," pungkas Akbar.
Secara terpisah Kapolres Bojonegoro AKBP Hendri Fiuser ketika dimintai konfirmasi terkait kejadian tersebut mengatakan bahwa pihaknya belum melihat tentang dasar-dasarnya serta akan mempelajari masalah itu lebih lanjut dan segera akan mendiskusikan dan merapatkan lagi bersama pihak yang bersangkutan terkait pertanggungjawaban serta solusinya.

"Kalau itu membahayakan dan mengandung gas yang sangat berbahaya ya di berhentikan saja. Karena dampak sosialnya yang dapat membahayakan masyarakat perlu di analisa dan dikaji ulang lagi, itu yang sangat penting. Kami akan segera mendiskusikan kepada semua pihak dahulu. Sebab, kita tidak semudah menindak dan semudah mengatakan kalau hal tersebut melanggar hukum,"ujar kapolres AKBP Hendri Fiuser.

Sebelumnya, Terkait dampak aktivitas di Lapangan Sukowati tersebut, Mitroatin Ketua DPRD Bojonegoro ditemui di ruang kerjanya kemarin menyesalkan jika kinerja industri eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) berdampak buruk bagi masyarakat sekitar akibat kegiatan flaring di sumur Pad A yang lokasinya masuk wilayah Desa Campurejo Kecamatan Kota Bojonegoro.
Mitroatin mengatakan, seharusnya operator JOB P-PEJ melakukan pembenahan yang lebih profesional dalam sistem kegiatan saat melakukan operasi sehingga tidak berdampak dan meresahkan masyarakat secara berulang kali selama dua pekan terakhir.

"Ini harusnya tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Ini mengancam bagi kesehatan dan nyawa rakyat. JOB P-PEJ harus lebih profesional kinerjanya," tegasnya.

Lebih jauh Mitroatin juga mengancam tidak akan memberikan rekomendasi perpanjangan kontrak dalam pengelolaan migas di Lapangan Sukowati jika pihak operator yaitu JOB PPEJ terus melakukan kesalahan yang sama, sehingga merugikan rakyat, bahkan pihak manajemen sering mengumbar janji namun tidak pernah terealisasi.

“Mereka bilang kalau bau tersebut hanya bau mengandung sulfur yang tidak membahayakan,tapi masyarakat banyak yang pingsan akibat bau tersebut,” ujar politikus wanita yang berencana maju dalam persaingan DPD Partai Golkar Bojonegoro tersebut.

Sebagai tindak lanjut, dalam waktu dekat legislatif akan memanggil manajemen JOB P-PEJ untuk meminta pertanggungjawaban atas jatuhnya korban karena bau tersebut.

Penulis  : Sandi Suswondo
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update