Mereka mendesak kepada Pemkab Gresik di bawah kepemimpinan Bupati-Wabup, SQ(Sambari Halim Radianto-Moh. Qosim) jilid II agar serius menangani banjir luapan Kali Lamong.
Sebab, banjir yang terjadi setiap tahun musim hujan ini membuat masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran Kali Lamong, yakni warga di Kecamatan Cerme, Benjeng, Balongpanggang dan Menganti, terus menderita.
Mereka selain harus merelakan rumah terendam, juga areal persawahan padi mereka yang terkena banjir mengalami puso(gagal panen).
Para pendemo yang menggunakan jas kebesaran PMII selama beraksi juga mengibarkan bendera PMII di halaman kantor Pemkab Gresik." Sebagai mahasiswa asal Gresik selatan kami merasa sedih melihat penderitaan saudara-saudara kami yang tinggal di sekitar bantaran Kali Lamong. Mereka selalu kebanjiran, " teriak korlap pendemo Nurrahman dalam orasinya.
Menurut dia, duet Bupati-Wabup(Sambari-Qosim) sudah lima tahun memimpin Pemkab Gresik. Dan, pada tanggal 17 Februari 2016, mereka kembali dilantik Gubernur Jatim, Soekarwo menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah periode 2016-2021. "Selama ini upaya penangan banjir yang telah dilakukan SQ belum bisa membuat saudara kita yang tinggal di sekitar bantaran Kali Lamong terlepas dari banjir. Untuk itu, kami meminta SQ jilid II lebih serius lagi menangani banjir," desaknya.
Menurut Nurrahman, banjir luapan Kali Lamong setiap tahunnya menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat. Sebab, puluhan bahkan ratusan hektar padi mengalami gagal panen, sehingga petani menglami kerugian hingga miliaran rupiah. " Kami meminta Pemkab Gresik serius lakukan normalisasi Kali Lamong," pungkasnya.
Demo sendiri berjalan tertib. Puluhan petugas kepolisian Polres Gresik dan Satpol PP lalukan penjagaan jalannya demo.
Demo sendiri berjalan tertib. Puluhan petugas kepolisian Polres Gresik dan Satpol PP lalukan penjagaan jalannya demo.
Penulis : Mochamad S
Editor : M Arief Budiman
