LAMONGAN,(metropantura.com) - Tak jauh dari Dusun/Desa Dumpiagung Kecamatan Kembangbahu terdapat sebuah Yoni yang diduga peninggalan dari peradaban masa kuno. Yoni tersebut terletak di sebuah gundukan tanah yang rimbun dengan pohon kepoh, tepatnya di sudut timur-utara (timur laut) Desa Dumpiagung, dan dikelilingi areal persawahan.
Motif pada yoni tersebut berupa pelipit dan persegi yang mengelilingi badan yoni. Menurut informasi yang dihimpun, dulu di sekitar lokasi yoni juga banyak terdapat arca dan juga batu-bata, serta juga pecahan keramik asing.
Namun, menurut keterangan penduduk, sekitar tahun 70-80an arca tersebut di pindahkan ke museum, sayangnya museum mana yang dijadikan tempat untuk menyimpan arca tersebut tidak jelas.
Keterangan mengenai keberadaan arca-arca juga di perkuat dengan data yang terdapat pada hasil register pemerintah Belanda sekitar tahun 1917 yang juga menyebutkan mengenai keberadaan yoni dan arca-arca di desa Dumpiagung.
Terletak di tengah areal persawahan di sebelah timur desa Dumpiagung Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan, membuat situs ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat maupun lembaga yang berwenang.
“Di lokasi situs Dumpiagung ini terdapat 2 arca yoni yang kondisinya sudah sangat aus, satu Yoni berukuran besar dan satu lagi berukuran agak kecil, kondisinya sama- sama memprihatinkan,” terang Supriyo, seorang pemerhati budaya yang sekaligus ketua Pusat Informasi Kebudayaan Lamongan (pikulan). Selasa (2/2).
Di lokasi Arca Yoni tersebut hanya ada sebuah papan tanda yang dibuat oleh sebuah lembaga/kelompok/LSM pelestari cagar budaya LSAPS dan PIKULAN sebagai petunjuk bagi masyarakat bahwa kedua benda cagar budaya tersebut adalah benda cagar budaya yang harus dilindungi.
“Papan tanda ini dibuat pada tahun 2014, saat pelaksanaan napak tilas/touring ke 1 (jejak raja Airlangga di Lamongan),” lanjut Supriyo.
Disamping keberadaan 2 Yoni yang terlindungi oleh beberapa pohon kepoh tua, disekitar tepatnya dibawah kedua arca yoni juga banyak di temukan batu bata besar berukuran sekitar panjang 30 cm, lebar 20, dan tebal 8 cm.
“Sebagian besar kondisi batubata ini dalam keadaan pecah dan berserakan diantara batu-batu kali yang di tata di sekitar situs tersebut. Permukaan tanah di sekitar situs tersebut nampaknya lebih tinggi dibanding dengan tanah sawah dilingkungan sekitarnya, sangat mungkin bahwa dibawah arca yoni ini terdapat struktur bangunan kuno dengan bahan batu-bata tersebut,” paparnya.
Sementara menurut data register belanda, setidaknya terdapat 6 arca lagi selain dari kedua arca yoni tersebut, yakni arca trimurti, arca syiwa, arca durga, arca mahayogi dan 2 arca Ganesha yang salah satunya dalam bentuk arca perunggu.
Dibagian barat dari lokasi situs, tepatnya sekitar jalan keluar dari kampung menuju situs tersebut juga banyak ditemukan pecahan keramik asing kuno dan gerabah-gerabah halus kuno. Pecahan tersebut banyak ditemukan disekitar ladang-ladang tebu milik penduduk sekitar.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman