LAMONGAN,(metropantura.com) – Makanan Khas lamongan yang menjadi primadona, namun dengan banyaknya penjual nasi boranan yang berhamburan di berbagai sudut jalan di Lamongan kota terkesan makanan tersebut tidak memperhatikan sisi kebersihannya.
Dikarenakan, makanan itu ditata terbuka tepat di pinggir jalan raya di mana tiap detik kendaraan lalu lalang lewat dengan asap dan debu yang bisa langsung menempel di makakan yang dijajakan. Jumlah pedagang nasi boranan di Lamongan mencapai ratusan. Dan mereka asli warga Lamongan dan mayoritas dari Dusun Kaotan Desa Sumberjo dan Lingkungan Karang Mulyo Kelurahan Sukomulyo.
Seperti di trotoar Jalan Panglima Sudirman, tepatnya depan Lamongan Plasa berjajar. Di sana berjajar puluhan pedagang nasi boranan. Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Diskopindag Lamongan sebenarnya sudah berupaya melokalisir di tempat tersendiri di komplek Lamongan Plasa, namun karena cukup banyaknya pedagang makanan tersebut, kini yang menempati hanya beberapa orang saja. Lainnya menyebar lesehan dipinggir jalan.
Namun, para penjual nasi boran tersebut perlu tempat yang permanen dan strategis untuk menjajakan makanan ini sehingga mudah disinggahi para pelangganya dan tentunya tidak terpapar debu dan asap kendaraan. Imam Taufik salah satu penikmat nasi boran mengatakan “Kalau dari makanannya memang sudah jelas enak rasanya, namun saya juga berfikir ulang untuk memakannya. Ditambah lagi banyak sekali penjual nasi boran dipinggir jalan pantura kususnya jalur depan plasa dan mnurut saya itu tidak higenis” Ungkapnya.Selasa (1/3).
Kemudian, Sutoyo yang bekerja di Gresik, yang juga menyukai nasi boranan mengaku, penjual nasi boran yang di pinggir jalan, membuat keadaannya terbuka sehingga bila mau beli menjadi khawatir kurang bersih dan bisa menyebabkan penyakit. “Saya kalau pulng pastti beli nasi boranan, tetapi kalau mau beli kemudian lihat tempatnya terbuka, jadi ragu-ragu,” ungkapnya.
Mbok dewor, salah satu pedagang nasi boranan yang berjualan di pinggir jalan plaza mengatakan, para pedagang memang mencari tempat yang strategis dan mudah dijangkau pembeli. Demikian pula cara penjualannya, ada yang gantian tempat. “seumpama saya jam 2 sampai 6 malam, maka selanjutnya di tempat yang sama gantian teman pedagang nasi boranan lainnya.
“semisal jika, dibuatkan tempat yang layak pakai untuk kami para pedaggang nasi boranan, ya sangat berterima kasih, namun hanya saja mohon tempat yang strategis, sehingga pembeli mudah menjangkau,” jelasnya
Seperti di trotoar Jalan Panglima Sudirman, tepatnya depan Lamongan Plasa berjajar. Di sana berjajar puluhan pedagang nasi boranan. Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Diskopindag Lamongan sebenarnya sudah berupaya melokalisir di tempat tersendiri di komplek Lamongan Plasa, namun karena cukup banyaknya pedagang makanan tersebut, kini yang menempati hanya beberapa orang saja. Lainnya menyebar lesehan dipinggir jalan.
Namun, para penjual nasi boran tersebut perlu tempat yang permanen dan strategis untuk menjajakan makanan ini sehingga mudah disinggahi para pelangganya dan tentunya tidak terpapar debu dan asap kendaraan. Imam Taufik salah satu penikmat nasi boran mengatakan “Kalau dari makanannya memang sudah jelas enak rasanya, namun saya juga berfikir ulang untuk memakannya. Ditambah lagi banyak sekali penjual nasi boran dipinggir jalan pantura kususnya jalur depan plasa dan mnurut saya itu tidak higenis” Ungkapnya.Selasa (1/3).
Kemudian, Sutoyo yang bekerja di Gresik, yang juga menyukai nasi boranan mengaku, penjual nasi boran yang di pinggir jalan, membuat keadaannya terbuka sehingga bila mau beli menjadi khawatir kurang bersih dan bisa menyebabkan penyakit. “Saya kalau pulng pastti beli nasi boranan, tetapi kalau mau beli kemudian lihat tempatnya terbuka, jadi ragu-ragu,” ungkapnya.
Mbok dewor, salah satu pedagang nasi boranan yang berjualan di pinggir jalan plaza mengatakan, para pedagang memang mencari tempat yang strategis dan mudah dijangkau pembeli. Demikian pula cara penjualannya, ada yang gantian tempat. “seumpama saya jam 2 sampai 6 malam, maka selanjutnya di tempat yang sama gantian teman pedagang nasi boranan lainnya.
“semisal jika, dibuatkan tempat yang layak pakai untuk kami para pedaggang nasi boranan, ya sangat berterima kasih, namun hanya saja mohon tempat yang strategis, sehingga pembeli mudah menjangkau,” jelasnya
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman