Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Batik Sendang Dianggap Masih Kalah Saing Dengan Batik Luar

Minggu, 24 April 2016 | 20.12.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-04-24T13:12:43Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Industri Kecil menengah (IKM) kerajinan batik di Lamongan masih kalah dengan kerajinan tenun ikat. Kerajinan tenun ikat mampu menembus pasar lokal dan mancanegara sedangkan kerajinan batik Lamongan masih harus bersaing dengan batik lokal.

Menurut Choiruddin, Kasi Sarana dan Permodalan Diskopindag Lamongan, kerajinan batik Lamongan masih kalah saing dengan batik dari luar lamongan karena masih mempertahankan batik tulis. Menurutnya batik tulis selain harganya yang mahal, juga prosesnya yang membutuhkan waktu yang lama.

“Batik secara nilai ya tulis, berbicara urusan perut ya tidak tulis saja. Batik tulis minimal harganya Rp. 200 ribu, siapa yang beli dan kapan lakunya. Bisa-bisa satu bulan baru laku,”ujarnya, Minggu (24/4).

Agar produk batik Lamongan bisa bersaing dengan batik dari daerah lain, pihaknya telah melakukan pendekatan kepada perajin Batik di Sendang agar mau menggunakan mesin atau batik selain tulis. Batik cap dinilai lebih tepat tanpa mengurangi unsur nilai khas yang selama ini menjadi unsur pokok dalam batik tulis.

“Dalam hal itu kita coba kita masukkan sentuhan-sentuhan baru meskipun tidak pakai mesin yang masal, setidaknya untuk mempersepat produksi. Jadi yang tetap unsur nilai menjadi unsur primer. Kita berikan nilai yang relatif lebih cepat produksinya yaitu cap. Andai nanti sudah bisa menerima dan diterima pasar kita juga lebih cepat lagi ke printing. Yang mesin tapi sablon. Batik sablon,teman-teman pembatik kita masih alergi dengan selain tulis. Rumongso batik itu ya tulis, kita berikan pengertian sedikit-sedikit dalam tiga tahun ini sudah lumayan bisa menerima,”paparnya.

Choirudin menilai selama ini belum ada diversifikasi produk kerajinan batik di Lamongan. pembatik lebih menyukai batik orisinil dan desainnya yang masih terlalu pakem. Pembatik Lamongan masih alergi dengan batik selain batik tulis.

“Belum ada diversifikasi produk, kita mainnya di batik tulis yang orisinil dan desainnya masih terlalu pakem, masyarakat masih alergi dengan selain batik tulis,”terangnya.

Karena itu pihaknya mengambil langkah dengan mengutamaan branch dahulu. Branch yang dikenal selama ini yakni Batik Sendang. Memasarkan branch batik Sendang dinilai utama untuk dikenal masyarakat di luar lamongan.

“Mengutamakan branch dulu, di sendang ada macam-macam batik. Saat kita bersaing di luar dengan nama-nama batik yang terkenal, kita tidak ada apa-apanya. Apalagi di Jawa timur total ada 3000 lebih desain batik. Batik sendang lebih dikenal, branch yang terkenal itu batik sendang,”jelasnya.

Choiruddin menambahkan untuk memajukan batik di Lamongan pihaknya mengambil langkah-langkah diantaranya memagari pembatik lamongan bahwa batik di Lamongan itu batik Sendang dan hanya diproduksi di Lamongan, penguatan desain batik, dan mempersiapkan batik cap untuk bisa bersaing harga dengan batik lainnya.

“Memagari bahwa batik di Lamongan itu batik Sendang. Batik sendang hanya produksi di Lamongan.Penguatan desain batik, baik desain yang harus selalu menempel atau desain variasinya. warna batik sendang warnanya merah bata dan coklat hitam, tuban juga begitu. Setidaknya nanti kita biar kita beda dengan daerah sekitarnya.Persaingan harga, kita siapkan batik cap,”ungkapnya.

Penulis  : M Zainiddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update