Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Merosotnya Pengguna Jasa Angkot Yang Tak Sebanding Dengan Hasil Pendapatan Membuat Pemilik Angkot Beralih Ke BBG

Kamis, 14 April 2016 | 20.08.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-04-14T13:08:28Z
GRESIK,(metropantura.com) - Sepinya peminat pengguna jasa angkutan kota (angkot) di Gresik membuat penghasilan para sopir angkot tidak sebanding dengan pengeluaran untuk pembelihan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sudah pasti harus dikeluarkan setiap harinya. Hal ini membuat pemilik angkot mulai beralih ke Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai Bahan Bakar angkotnya.

Setelah puluhan angkot yang telah siap dipasang converter kit (BBG) gratis, ternyata masih ada puluhan angkot lagi yang antre ingin dipasang Converter juga. Hal ini diakui oleh Kepala Bagian Administrasi Sumber Daya Alam Setda Gresik Adiana Setiawati.

“Saat ini kami hanya mendata saja selanjutnya akan kami ajukan proporsal ke Kementerian ESDM melalui PGN Gagas” ujarnya saat sosialisasi konversi BBM ke BBG yang berlangsung di kantor Bupati Gresik, Kamis (14/4).

Acara yang dilaksanakan oleh Pemkab Gresik bekerjasama dengan PGN Gagas, beberapa narasumber dan teknisi automotif serta teknisi bidang gas. Para narasumber ini mengedukasi penggunaan BBG kepada beberapa kepala divisi kendaraan yang ada di perusahaan, para awak angkot serta para koordinator lyn angkutan yang ada di Kabupaten Gresik.
Beberapa pemilik angkot penasaran terkait keinginan untuk menggunakan BBG, sementara kendaraannya buatan tahun 90an. Hal ini disampaikan oleh koordinator angkutan kota, Romli.

“Apakah bisa kendaraan converter kit BBG dipasang di kendaraan ‘tua’. Mengingat angkot di Gresik rata-rata buatan antara tahun 1988 – 2008” Tanya Romli penasaran.

Setelah dijawab bisa, maka Romli dan kawan kawan seakan mendapat angin segar. “Memang sebaiknya mobil yang tidak terlalu tua. Karena converter kit yang kami berikan ini bisa bertahan lama. Terlalu sayang kalau dipasang di angkot tua. Belum berapa lama ternyata ada peremajaan” ujar tehnisi yang disiapkan oleh PGN Gagas.

Sementara sopir angkot yang lain sempat menanyakan tentang legalitas saat uji kir kendaraan bermotor. mendapat pertanyaan tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Achmad Nuruddin yang memimpin kegiatan ini berjanji akan mencari aturan dan undang-undangnya.
“Untuk hal ini perlu study banding dulu kepada daerah yang sudah melaksanakan kebijakan ini lebih dulu” ujar mantan Kepala Dinas Perhubungan.

Melihat animo masyarakat Gresik terutama pemilik angkot yang begitu besar untuk memakai BBG. Koordinator wilayah II PGN Gagas, M. Hakim Haryono sedikit memberikan solusi agar bisa mendapat converter kit gratis.

“Sebaiknya para sopir ini membentuk paguyuban pemakai gas, nantinya setelah terbentuk akan kami ajukan ke pusat. Atau kalau mungkin masuk pada program kami yaitu semacam kontrak dengan pemakaian minimal 10 lsp sehari” ujarnya.

Penulis  : Mochamad S
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update