LAMONGAN,(metropantura.com) - Pasien pengguna Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soegiri Lamongan menyatakan rasa puasnya terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Ber Plat Merah tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Sunarnik (60), asal pangkatrejo Desa Belo, Kecamatan Lamongan, yang merupakan anak dari pasien BPJS kelas satu Sastronadin (87), yang menderita penyakit diabetes kering, dan sudah dua minggu menjalani rawat inap.
“Bapak saya ini sakit kencing manis (diabetes) kering, sudah dua minggu dirawat disini, karena memang kondisinya sudah panas,” bebernya. Senin (4/4).
Dirinya juga mengungkapkan bahwa pelayanan RSUD dr.Soegiri Lamongan sudah cukup baik terhadap pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan. Baik dokter maupun perawat telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
“Kalau pelayanannya menurut saya cukup bagus, jam Sembilan pagi itu dokternya sudah melakukan psiter (mengontrol kondisi pasien), paling lambat jam sepuluh. Memang bagus kok mas, saya tidak mengada-ada ini. Perawatnya itu selalu rutin memeriksa infusnya, nggak pernah telat, kalau misalnya saya nebus obat, perawatnya juga bersedia menjaga bapak,” ungkapnya.
Saat ini, kondisi kesehatan ayah dari Sunarnik sudah mengalami peningkatan. Pada pekan pertama dirawat, Sastronadin tidak sadarkan. tapi sekarang sudah mulai bisa diajak komunikasi.
Pengguna BPJS lainnya, Komariah 33 yang merupakan anak dari Adi (66), pasien BPJS kelas dua asal Desa Surabayan Kecamatan Sukodadi Lamongan.
“Selama ini pelayanannya cukup baik, cuma nunggu antriannya itu yang agak lama, soalnya kan banyak yang control,” ujar Komariah.
Sementara terkait kenaikan iuran BPJS, “Harapannya kalo bisa nggak jadi naik, Tapi kalau memang naik ya nggak masalah asal pelayanannya juga ditingkatkan,” harapnya.
Risa Rohmania (19) warga Desa mayong Kecamatan Karangbinangun Lamongan. Anak dari husen (63), pasien BPJS kelas tiga mengungkapkan. “Kalau perawatannya cukup baik, tapi selama sepuluh hari masih belum ada perkembangan kondisi kesehatan ayah saya, mungkin obatnya kurang bagus,” teragnya.
Sementara itu, Suyono, selaku Kepala Ruangan Kemuning sangat bersyukur jika pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Menanggapi isu di masyarakat mengenai adanya perlakuan yang terkesan meremehkan terhadap pasien BPJS kelas tiga, dengan tegas Suyono menampik hal itu.
Menurutnya, pelayanan yang diberikan oleh RSUD dr.Soegiri Lamongan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tidak ada perbrdaan perlakuan terhadap pasien BPJS kelas satu, dua, maupun kelas tiga.
“Pelayanan dirumah sakit ini saya kira memang sudah sesuai dengan prosedur, tidak perbedaan,” jelasnya.
Sementara mengenai adanya isu yang mengatakan bahwa jam besuk di RSUD Amburadul, Suyono mengatakan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, pihaknya sudah berusaha untuk melarang keluarga pasien untuk menjenguk apabila jam besuk sudah habis, akan tetapi hal itu sama sekali tak digubris.
“Sebenarnya jam besuk itu sudah diatur, tapi keluarga pasien itu kadang ada yang bandel, tetap memaksa untuk masuk. Sementara tenaga yang kita miliki juga masih kurang, sehingga tidak bisa untuk mencegahnya,” beber Suyono.
Untuk itu, dirinya sangat mengharapkan kesadaran dari keluarga pasien untuk mematuhi peraturan yang sudah ada. Karena hal itu jua untuk kebaikan pasien itu sendiri.
“Kami mohon kesadarannya, agar mematuhi peraturan yang sudah ada, tak terkecuali bagi keluarga pasien yang kerap merokok di dalam ruang perawatan,” pungkasnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Sunarnik (60), asal pangkatrejo Desa Belo, Kecamatan Lamongan, yang merupakan anak dari pasien BPJS kelas satu Sastronadin (87), yang menderita penyakit diabetes kering, dan sudah dua minggu menjalani rawat inap.
“Bapak saya ini sakit kencing manis (diabetes) kering, sudah dua minggu dirawat disini, karena memang kondisinya sudah panas,” bebernya. Senin (4/4).
Dirinya juga mengungkapkan bahwa pelayanan RSUD dr.Soegiri Lamongan sudah cukup baik terhadap pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan. Baik dokter maupun perawat telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
“Kalau pelayanannya menurut saya cukup bagus, jam Sembilan pagi itu dokternya sudah melakukan psiter (mengontrol kondisi pasien), paling lambat jam sepuluh. Memang bagus kok mas, saya tidak mengada-ada ini. Perawatnya itu selalu rutin memeriksa infusnya, nggak pernah telat, kalau misalnya saya nebus obat, perawatnya juga bersedia menjaga bapak,” ungkapnya.
Saat ini, kondisi kesehatan ayah dari Sunarnik sudah mengalami peningkatan. Pada pekan pertama dirawat, Sastronadin tidak sadarkan. tapi sekarang sudah mulai bisa diajak komunikasi.
Pengguna BPJS lainnya, Komariah 33 yang merupakan anak dari Adi (66), pasien BPJS kelas dua asal Desa Surabayan Kecamatan Sukodadi Lamongan.
“Selama ini pelayanannya cukup baik, cuma nunggu antriannya itu yang agak lama, soalnya kan banyak yang control,” ujar Komariah.
Sementara terkait kenaikan iuran BPJS, “Harapannya kalo bisa nggak jadi naik, Tapi kalau memang naik ya nggak masalah asal pelayanannya juga ditingkatkan,” harapnya.
Risa Rohmania (19) warga Desa mayong Kecamatan Karangbinangun Lamongan. Anak dari husen (63), pasien BPJS kelas tiga mengungkapkan. “Kalau perawatannya cukup baik, tapi selama sepuluh hari masih belum ada perkembangan kondisi kesehatan ayah saya, mungkin obatnya kurang bagus,” teragnya.
Sementara itu, Suyono, selaku Kepala Ruangan Kemuning sangat bersyukur jika pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Menanggapi isu di masyarakat mengenai adanya perlakuan yang terkesan meremehkan terhadap pasien BPJS kelas tiga, dengan tegas Suyono menampik hal itu.
Menurutnya, pelayanan yang diberikan oleh RSUD dr.Soegiri Lamongan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tidak ada perbrdaan perlakuan terhadap pasien BPJS kelas satu, dua, maupun kelas tiga.
“Pelayanan dirumah sakit ini saya kira memang sudah sesuai dengan prosedur, tidak perbedaan,” jelasnya.
Sementara mengenai adanya isu yang mengatakan bahwa jam besuk di RSUD Amburadul, Suyono mengatakan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, pihaknya sudah berusaha untuk melarang keluarga pasien untuk menjenguk apabila jam besuk sudah habis, akan tetapi hal itu sama sekali tak digubris.
“Sebenarnya jam besuk itu sudah diatur, tapi keluarga pasien itu kadang ada yang bandel, tetap memaksa untuk masuk. Sementara tenaga yang kita miliki juga masih kurang, sehingga tidak bisa untuk mencegahnya,” beber Suyono.
Untuk itu, dirinya sangat mengharapkan kesadaran dari keluarga pasien untuk mematuhi peraturan yang sudah ada. Karena hal itu jua untuk kebaikan pasien itu sendiri.
“Kami mohon kesadarannya, agar mematuhi peraturan yang sudah ada, tak terkecuali bagi keluarga pasien yang kerap merokok di dalam ruang perawatan,” pungkasnya.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman