Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Drs. Zainuddin, MM dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah CPNS yang menerima SK PNS dari formasi tenaga honorer kategori II sebanyak 812 orang. Dari tenaga pendidik terdiri dari 2 Guru TK, 495 Guru SD, 107 Guru SMP, 42 Guru SMA dan 29 Guru SMK.Dari tenaga kesehatan terdapat 31 orang, sedangkan dari tenaga teknis berjumlah dari 106 orang. Serta terdapat 1 dokter dengan formasi khusus yang menerima SK PNS.
Jika dikategorikan dalam golongan ruang terdapat 580 golongan III/a, 204 golongan II/a dan 29 golongan I/a. Serta jika dikategorikan sesuai keyakinan, terdapat 809 orang beragama islam dan 4 orang beragama kristen. Beliau juga menyatakan bahwa pengangkatan CPNS merupakan bentuk status dan penghargaan yang diberikan pemerintah atas kerja keras yang dilakukan tenaga honorer selama mengabdi.
Oleh karena itu, pengambilan sumpah adalah sebuah usaha untuk bertanggungjawab dalam menjalankan tugas kepada Tuhan, Bangsa dan Negara serta Masyarakat. Sehingga Pegawai Negeri Sipil harus menguatkan niat dan tekad untuk memajukan Bojonegoro.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro, Drs. Suyoto, M.Si dalam sambutannya menyatakan bahwa dari status CPNS hingga menjadi PNS mmbutuhkan butuh perjuangan. Hal tersebut terlihat sederhana namun mampu merubah status seseorang.
“Diangkatnya seseorang menjadi Pegawai Negeri Sipil merupakan hal yng bermakna, karena sudah lama tenaga honorer menunggu pengangkatan menjadi PNS,” terang kang Yoto.
Beliau juga mengingatkan, bahwa pengambilan sumpah PNS diucapkan pada Allah SWT yang disaksikan oleh malaikat dan peserta lain. Oleh karena itu, jangan sampai berkhianat ataupun mengingkari apa yang telah dipercayakan oleh Allah, Manusia dan Alam kepada kita. Karena menjadi Pegawai Negeri Sipil adalah amanat dan tidak semua orang menerima amanat tersebut. Sehingga jangan sekali-kali berkhianat atau mengingkari janji karena hidup kita tidak akan sejahtera.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga berpesan kepada PNS yang telah dilantik untuk tidak berubah hanya karena status. Tapi tetaplah menjadi diri sendiri yang berusaha jadi lebih baik dan selalu bersyukur atas apa yang telah diperoleh. Sehingga dalam menjalankan tugas dan amanah ini bisa membawa berkah bagi kehidupan di dunia dan di akhirat.
Jika dikategorikan dalam golongan ruang terdapat 580 golongan III/a, 204 golongan II/a dan 29 golongan I/a. Serta jika dikategorikan sesuai keyakinan, terdapat 809 orang beragama islam dan 4 orang beragama kristen. Beliau juga menyatakan bahwa pengangkatan CPNS merupakan bentuk status dan penghargaan yang diberikan pemerintah atas kerja keras yang dilakukan tenaga honorer selama mengabdi.
Oleh karena itu, pengambilan sumpah adalah sebuah usaha untuk bertanggungjawab dalam menjalankan tugas kepada Tuhan, Bangsa dan Negara serta Masyarakat. Sehingga Pegawai Negeri Sipil harus menguatkan niat dan tekad untuk memajukan Bojonegoro.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro, Drs. Suyoto, M.Si dalam sambutannya menyatakan bahwa dari status CPNS hingga menjadi PNS mmbutuhkan butuh perjuangan. Hal tersebut terlihat sederhana namun mampu merubah status seseorang.
“Diangkatnya seseorang menjadi Pegawai Negeri Sipil merupakan hal yng bermakna, karena sudah lama tenaga honorer menunggu pengangkatan menjadi PNS,” terang kang Yoto.
Beliau juga mengingatkan, bahwa pengambilan sumpah PNS diucapkan pada Allah SWT yang disaksikan oleh malaikat dan peserta lain. Oleh karena itu, jangan sampai berkhianat ataupun mengingkari apa yang telah dipercayakan oleh Allah, Manusia dan Alam kepada kita. Karena menjadi Pegawai Negeri Sipil adalah amanat dan tidak semua orang menerima amanat tersebut. Sehingga jangan sekali-kali berkhianat atau mengingkari janji karena hidup kita tidak akan sejahtera.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga berpesan kepada PNS yang telah dilantik untuk tidak berubah hanya karena status. Tapi tetaplah menjadi diri sendiri yang berusaha jadi lebih baik dan selalu bersyukur atas apa yang telah diperoleh. Sehingga dalam menjalankan tugas dan amanah ini bisa membawa berkah bagi kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis : Sandi Suswondo
Editor : M Arief Budiman
