LAMONGAN,(metropantura.com) - Empat orang siswa SMAN 2 (SMADA) Lamongan secara beruntun mewakili Indonesia di ajang penelitian internasional. Bahkan dua orang diantaranya sukses mendapatkan medali emas di ajang IYIPO 2016, International Young Inventors Project Olympiade yang berlangsung di Georgia pada 21 hingga 23 April lalu.
Keempat siswa berprestasi tersebut bertemu dengan Bupati Lamongan Fadeli di ruang kerjanya, Rabu (27/4). Bersama mereka, juga turut beraudiensi dalam pertemuan yang juga dihadiri Ketua TPPKK Makhdumah Fadeli itu, tiga siswa Lamongan lainnya yang akan mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Palembang pada 15 hingga 21 Mei mendatang.
Hadir pula dalam audensi tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Bambang Kustiono bersama Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenumjur) Kandam.
Disebutkan oleh Bambang Kustiono, dua pelajar SMAN 2 Lamongan yang sukses meraih medali emas di ajang IYIPO 2016 itu adalah Alfian Nurfaizi dan Arum Ayu Ratna Wilis. Di ajang yang berlangsung di Georgia tersebut, mereka meriah medali emas untuk Indonesia melalui penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Pemberian Antibiotik dari Tubuh Lalat Rumah terhadap Bakteri E. coli dengan Metode Total Plate Count dalam Upaya Pengobatan Penyakit Diare pada Manusia.
Sedangkan dua pelajar SMAN 2 lainnya yang akan mengikuti ajang sains internasional di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat pada 8 hingga 13 Mei nanti adalah Chabib Fachry Albab dan Millah Khoirul Mu’azzah. Menurut Bambang, keduanya berhasil mewakili Indonesia melalui penelitiannya yang berjudul Mengungkap Keberadaan Trulek Jawa di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Kemudian yanga kan mengikuti OSN adalah Chaq Chaq Zamzam M, dari SMAN 2 Lamongan, M Fauzan Rizky AE dari SMAN 2 Lamongan dan Farizatin Fathimatus Zahro M dari SMAN 3 Lamongan.
Bupati Fadeli mengaku bangga dengan keberhasilan siswa Lamongan yang meraih medali emas di lomba sains internasional, maupun yang akan mengikuti lomba sains di Amerika Serikat dan OSN.
“Fakta ini menunjukkan bahwa siswa Lamongan itu memang benar-benar pintar dan benar-benar memiliki kemampuan luar biasa. Selamat untuk anak-anakku, dan selamat pula untuk para guru pembinanya, “ kata Fadeli.
Dia berpesan bagi siswa yang akan mengikuti lomba di Amerika Serikat dan OSN di Palembang agar tidak perlu minder. “Tunjukkan kepercayaan diri kalian. Karena Lamongan saat ini sudah luar biasa. Bahkan kemarin saya baru saja menerima penghargaan yang menyatakan Lamongan adalah satu dari hanya sepuluh kabupaten dengan kinerja terbaik di Indonesia, “ pesan dia.
Millah Khoirul Mu’azzah yang lahir pada 13 Desembber 1997 lalu tersebut menuturkan Trulek Jawa yang dia teliti merupakan burung endemic Pula Jawa yang sudah langka dan ternacam punah. Bahkan burung ini sudah pernah dinyatakan punah pada tahun 1994 oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), yang kemudian statusnya direvisi menjadi kritis pada tahun 2000.
“Ketidaktahuan masyarakat akan keberadaan Trulek Jawa yang memiliki nama latin Vanellus macropterus ini menjadi salah satu penyebab kelangkaan burung ini. Padahal burung ini memiliki peranan penting indikator alami kualitas lingkungan.
Hal tersebut disebabkan semakin menyusutnya keberadaan lahan basah karena dialih fungsikan menjadi lahan pertanian, permukiman dan tambak yang berdampak terhadap keberadaan burung air, “ imbuh Chabib Fachry Albab, putra pasangan Achwan dan Dewi Kristina kelahiran 4 Agustus 1998 silam ini.
Keempat siswa berprestasi tersebut bertemu dengan Bupati Lamongan Fadeli di ruang kerjanya, Rabu (27/4). Bersama mereka, juga turut beraudiensi dalam pertemuan yang juga dihadiri Ketua TPPKK Makhdumah Fadeli itu, tiga siswa Lamongan lainnya yang akan mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Palembang pada 15 hingga 21 Mei mendatang.
Hadir pula dalam audensi tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Bambang Kustiono bersama Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenumjur) Kandam.
Disebutkan oleh Bambang Kustiono, dua pelajar SMAN 2 Lamongan yang sukses meraih medali emas di ajang IYIPO 2016 itu adalah Alfian Nurfaizi dan Arum Ayu Ratna Wilis. Di ajang yang berlangsung di Georgia tersebut, mereka meriah medali emas untuk Indonesia melalui penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Pemberian Antibiotik dari Tubuh Lalat Rumah terhadap Bakteri E. coli dengan Metode Total Plate Count dalam Upaya Pengobatan Penyakit Diare pada Manusia.
Sedangkan dua pelajar SMAN 2 lainnya yang akan mengikuti ajang sains internasional di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat pada 8 hingga 13 Mei nanti adalah Chabib Fachry Albab dan Millah Khoirul Mu’azzah. Menurut Bambang, keduanya berhasil mewakili Indonesia melalui penelitiannya yang berjudul Mengungkap Keberadaan Trulek Jawa di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Kemudian yanga kan mengikuti OSN adalah Chaq Chaq Zamzam M, dari SMAN 2 Lamongan, M Fauzan Rizky AE dari SMAN 2 Lamongan dan Farizatin Fathimatus Zahro M dari SMAN 3 Lamongan.
Bupati Fadeli mengaku bangga dengan keberhasilan siswa Lamongan yang meraih medali emas di lomba sains internasional, maupun yang akan mengikuti lomba sains di Amerika Serikat dan OSN.
“Fakta ini menunjukkan bahwa siswa Lamongan itu memang benar-benar pintar dan benar-benar memiliki kemampuan luar biasa. Selamat untuk anak-anakku, dan selamat pula untuk para guru pembinanya, “ kata Fadeli.
Dia berpesan bagi siswa yang akan mengikuti lomba di Amerika Serikat dan OSN di Palembang agar tidak perlu minder. “Tunjukkan kepercayaan diri kalian. Karena Lamongan saat ini sudah luar biasa. Bahkan kemarin saya baru saja menerima penghargaan yang menyatakan Lamongan adalah satu dari hanya sepuluh kabupaten dengan kinerja terbaik di Indonesia, “ pesan dia.
Millah Khoirul Mu’azzah yang lahir pada 13 Desembber 1997 lalu tersebut menuturkan Trulek Jawa yang dia teliti merupakan burung endemic Pula Jawa yang sudah langka dan ternacam punah. Bahkan burung ini sudah pernah dinyatakan punah pada tahun 1994 oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), yang kemudian statusnya direvisi menjadi kritis pada tahun 2000.
“Ketidaktahuan masyarakat akan keberadaan Trulek Jawa yang memiliki nama latin Vanellus macropterus ini menjadi salah satu penyebab kelangkaan burung ini. Padahal burung ini memiliki peranan penting indikator alami kualitas lingkungan.
Hal tersebut disebabkan semakin menyusutnya keberadaan lahan basah karena dialih fungsikan menjadi lahan pertanian, permukiman dan tambak yang berdampak terhadap keberadaan burung air, “ imbuh Chabib Fachry Albab, putra pasangan Achwan dan Dewi Kristina kelahiran 4 Agustus 1998 silam ini.
Penulis : M Zainuddin
Editor : M Arief Budiman