Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sukriyah : Kematian Mendadak Ayam Potong Dinyatakan Negatif Flu Burung

Senin, 04 April 2016 | 20.08.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-04-04T13:08:20Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Ratusan ayam mati mendadak milik peternak di Kecamatan Mantup beberapa hari yang lalu dinyatakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan negatif flu burung.

Dijelaskan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Sukriyah, bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ke kandang ayam dan uji laboratorium menunjukkan unggas yang mati mendadak secara massal bukan terkena virus flu burung (H5N1).

“liat di sana kematiannya tidak terkesan mendadak, tanda-tanda klinis beraknya tidak mengarah ke flu burung, di tes negatif,”jelasnya, Senin (4/4).

Menurutnya kematian unggas secara mendadak diduga karena keracunan makanan yang diberikan oleh pemiliknya. Kejadian di kedua kandang pemilik unggas tersebut gejala dan kronoligisnya sama sehingga dimungkinkan makanan yang diberikan juga sama.

“Dilihat runtutan kronologisnya kelihatan matinya juga bertahap selama dua minggu. Indikasinya diduga keracunan pakan. Dari dua orang yang memelihara ini kayaknya bersaudara. Sama prosesnya hampir sama, bisa jadi pakan yang digunakan juga sama,”terangnya.

Kejadian kematian unggas mendadak tersebut ternyata tidak dilaporkan oleh pemiliknya ke Disnakkeswan Lamongan. Sebelumnya pemilik ternak ayam mengatakan bahwa dirinya sudah melaporkan kejadian kematian ayam mendadak ke PPL dan Disnakkeswan dan menilai bahwa pihak Disnakkeswan Lamonga lamban menangani kasus kematian ayam tersebut.

Sukriyah mengaku pihaknya tidak menerima laporan dari peternak ayam. Dirinya mengetahui berita kematian ayam secara mendadak tersebut dari media cetak bukan laporan sebagaimana yang dikatakan oleh peternak ayam tersebut. Ketika membaca berita dari media pihak Disnakkeswan langsung menerjunkan tim untuk melakukan pengecekan dan mengambil sampel untuk diuji laboratorium.

“Kalau kita menerima laporan, kita langsung ambil tindakan. Paling tidak lapor ke kades-kades, biasae lapor ke petugas saya peternakan. Kalau ada petugas peternakan insyaallah langsung ditindaklanjuti, kayaknya ini nggak lapor. Setelah kemarin ada koran itu, langsung saya luncurkan ke sana,”jelasnya.

Sukriyah mengakui kendala selama ini yang hadapi oleh Disnakkeswan kurang adanya koordinasi dengan peternak ayam potong dengan sistem plasma atau kemitraan. Peternak ayam potong sistem kemitraan jarang melaporkan kejadian seperti ayam mati mendadak ke Disnakkeswan karena merasa sudah menjadi binaan perusahaan inti. Selama ini hanya peternak mandiri yang sering melaporkan ke disnakkeswan terkait kesehatan unggas.

“Biasanya mereka dengan inti jarang mau laporan. Dia sudah merasa minded dengan yang di sana. Seolah-olah tidak butuh dinas peternakan. Itu lho kendala kita,”terangnya.

Pihak Disnakkeswan Lamongan sudah melakukan upaya sosialiasai ke masyarakat agar kalau ada ayam atau unggas yang mati mendadak segera lapor ke Disnakkeswan. Karena menurut Sukriyah tidak mungkin pihaknya bisa menjangkau pengawasan semua peternak ayam karena keterbatasan petugas di lapangan atau Unit Pelaksana Teknis (UPT).

“Kan kita tidak bisa tahu semua karena kendala UPT sedikit, terlalu ke dalam ya tidak bisa kalau tidak ada informasi atau laporan. Makanya saya sering sosialisasi kalau ada kematian itu segera melapor supaya segera ada tindakan dan laporannya yang pas sesuai sasaran,”tandasnya.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update