GRESIK,(metropantura.com) - Puluhan pemuda dari Desa Sumari, Kecamatan Dududksampeyan, Gresik yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Kecamatan Duduksampeyan Untuk Keselamatan.
Berunjuk rasa di perlintasan dan bantaran rel kereta api. Dalam aksinya, puluhan pemuda itu juga membawa poster yang bertuliskan 'Dulu Belum Terbukti Sekarang Janji Lagi, Sosialisasi Terus Tapi Belum Ada Realisasinya'. Selain membawa poster, puluhan pemuda melakukan aksi juga hendak memblokade akses double track jalur Surabaya-Jakarta sambil berorasi dan berteaterikal. Aksi tersebut dilakukan karena jalan akses Desa Sumari yang melintasi jalan kereta api, belum ada pintu perlintasannya.
Abdul Ghofar, salah seorang Koordinator Lapangan (Korlap) aksi ini mengatakan bahwa warga desa Sumari tempat tinggalnya hanya diberi janji palsu terkait akan didirikannya palang pintu otomatis pasca salah seorang warga desa yang tewas ditabrak kereta api.
"Kami hanya cuma diberi janji-janji saja. Padahal, tahun lalu sudah ada satu korban seorang pelajar meninggal, dan satu warga mengalami patah tulang akibat tidak adanya pintu perlintasan kereta api, " teriak korlap aksi Abdul Ghofar, Selasa (19/4).
Aksi yang dilakukan puluhan pemuda itu mendapat perhatian warga Desa Sumari, dan desa lain yang kebetulan melintas. Setidaknya ada 5 desa di wilayah Duduksampeyan yang masyarakatnya sering bersinggungan dengan rel kereta, masing-masing Desa Brak Sumari, Desa Setrohadi, Desa Tambakrejo, Desa Tumapel dan Desa Duduksampeyan.
Aksi ini bermula ketika banyak terjadi kecelakaan di perlintasan tanpa palang pintu di desa tersebut, sementara dari pihak Dishub Gresik hanya memberikan janji akan mendirikan palang pintu otomatis pada tahun 2015 lalu. Setelah melakukan aksi unjuk rasa selama 1 jam. Puluhan pemuda yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Kecamatan Duduksampeyan Untuk Keselamata. Akhirnya, membubarkan diri dengan tertib.
Berunjuk rasa di perlintasan dan bantaran rel kereta api. Dalam aksinya, puluhan pemuda itu juga membawa poster yang bertuliskan 'Dulu Belum Terbukti Sekarang Janji Lagi, Sosialisasi Terus Tapi Belum Ada Realisasinya'. Selain membawa poster, puluhan pemuda melakukan aksi juga hendak memblokade akses double track jalur Surabaya-Jakarta sambil berorasi dan berteaterikal. Aksi tersebut dilakukan karena jalan akses Desa Sumari yang melintasi jalan kereta api, belum ada pintu perlintasannya.
Abdul Ghofar, salah seorang Koordinator Lapangan (Korlap) aksi ini mengatakan bahwa warga desa Sumari tempat tinggalnya hanya diberi janji palsu terkait akan didirikannya palang pintu otomatis pasca salah seorang warga desa yang tewas ditabrak kereta api.
"Kami hanya cuma diberi janji-janji saja. Padahal, tahun lalu sudah ada satu korban seorang pelajar meninggal, dan satu warga mengalami patah tulang akibat tidak adanya pintu perlintasan kereta api, " teriak korlap aksi Abdul Ghofar, Selasa (19/4).
Aksi yang dilakukan puluhan pemuda itu mendapat perhatian warga Desa Sumari, dan desa lain yang kebetulan melintas. Setidaknya ada 5 desa di wilayah Duduksampeyan yang masyarakatnya sering bersinggungan dengan rel kereta, masing-masing Desa Brak Sumari, Desa Setrohadi, Desa Tambakrejo, Desa Tumapel dan Desa Duduksampeyan.
Aksi ini bermula ketika banyak terjadi kecelakaan di perlintasan tanpa palang pintu di desa tersebut, sementara dari pihak Dishub Gresik hanya memberikan janji akan mendirikan palang pintu otomatis pada tahun 2015 lalu. Setelah melakukan aksi unjuk rasa selama 1 jam. Puluhan pemuda yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Kecamatan Duduksampeyan Untuk Keselamata. Akhirnya, membubarkan diri dengan tertib.
Penulis : Mochamad S
Editor : M Arief Budiman