Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kerajinan Aneka Tas Dari Pelepah Pisang Menembus Pasar Mancanegara

Rabu, 18 Mei 2016 | 23.06.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-05-18T16:06:21Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Orang lamongan memang kretaif dan inovatif dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tidak bernilai menjadi lebih ekonomis. Sebelumnya, enceng gondok yang tidak bernilai setelah diproses menjadi kerajinan handmade menjadi aneka tas memiliki nilai ekonomis dan diminati oleh konsumen.

Tiada henti untuk selalu inovasi dan mengikuti fashion, pelepah pisang pun bisa menghasilkan omzet ratusan juta. Pelepah pohon pisang yang tidak bernilai ekonomis berhasil disulap menjadi kerajinan aneka tas yang berkualitas ekspor.

Warga lamongan yang inovatif tersebut salah satunya bernama Falis. Dia berhasil mengembangkan pelepah pisang menjadi aneka tas yang bagus dan cantik. Hasil karyanya tersebut sudah diakui oleh pasar lokal dan mancanegara.

Falis memulai membuat kerajinan tas yang berbahan dasar pelepah pohon pisang sudah berlangsung 2 tahun. Dengan dibantu 50 karyawan, falis berhasil meramaikan rumah handycraftnya di Jalan Sunan kalijaga kelurahan Sukorejo Kecamatan Lamongan dengan aneka tas yang terbuat dari pelepah pohon pisang.

Falis menuturkan bahwa pada permulaan membuat tas yang berbahan dasar pelepah pohon pisang diawali oleh keprihatinan terhadap limbah pohon pisang yang menumpuk setelah diambil buah dan daunnya. Selama ini orang hanya mengambil manfaat pohon pisang dari daun dan buahnya, sedangkan pohonnya dibuang dibiarkan membusuk.

Dengan modal pengalaman membuat tas dari enceng gondok, Falis melakukan try and trial membuat kerajinan tangan yang terbuat dari pelepah pisang. Dengan ketekunan dan kesabaran akhirnya membuahkan hasil dengan berhasil membuat aneka tas dari pelepah pisang.

“Kalau kerajinan pelepah pisang ini hampir 2 tahun, bahan bakunya sangat melimpah yang selama ini tidak dimanfaatkan. Selama ini pohon pisang diambil daun dan buahnya saja sedangkan pohonnya dibuang. Kita kelola, kita manfaatkan menjadi tas-tas seperti ini,”jelas Falis, Rabu (18/5).

Untuk kebutuhan bahan baku pelepah pisang, falis tidak mencari sendiri. Dia menjalin kerjasama dengan suplayer untuk memenuhi bahan dasar pembuatan tas dari pelepah pohon pisang tersebut. Falis hanya menerima pelepah pohon pisang dalam kondisi kering yang sudah siap diproses penjadi aneka tas.

“bahan baku pelepah pisang distok dari suplayer. Saya hanya terima pelepah pisang yang sudah kering dan siap untuk diproses menjadi tas,”ujarnya.

Tas pelepah pisang hasil karya Falis sudah dipasarkan di seluruh Indonesia dan mancanegara seperti Jamaika, jepang, Eropa dan saudi arabia. Dalam setahun falis mengekspor 4 kali daerah Timur Tengah seeprti Arab Saudi dengan sekali kirim sebanyak 1 kontainer.

“Meski begitu, pasar lokal lebih bagus, lebih mendominasi karena sudah mempunyai distributor di tiap kota,”tambahnya.

Tas pelepah pisang tersebut dibandrol mulai Rp. 70.000 – Rp. 100.000, tergantung pada ukuran tas dan kerumitan pembuatannya. Dari penjualan tas pelepah pisang tersebut, Falis bisa menghasilkan omzet sebesar Rp. 100-200 juta.

Usaha handycraf milik falis ini juga menjadi tempat magang peserta pelatihan dari luar kota. Ketika wartawan Berita Metro meliput ke rumah Falis, terdapat 10 orang yang sedang magang membuat tas dari pelepah pisang. Ibu-ibu peserta magang tersebut berasal koperasi Wanita (Kopwan) dari kota nganjuk.

Suharnik, salah seorang peserta Magang, mengatakan bahwa di kota Nganjuk belum ada kerajinan tas yang berbahan dasar pelepah pisang. Di Nganjuk sudah pernah ada kerajinan tas berbahan kulit binatang namun terkendala dengan sulitnya mencari bahan bakunya. Sedangkan bahan baku pelepah pisang mudah diperoleh sehingga dirinya bersama temannya belajar ke Lamongan.

“Kami utusan dari Kota Nganjuk. Kami semua 10 orang yang berasal dari Kopwan, 5 hari kami magang di sini. Kerajinan tas dari pelepah pisang belum ada di kota kami, hanya tas dari kulit binatang namun kesulitan bahan bakunya. Kalau pelepah pisang banyak sehingga kami tertarik belajar ke Lamongan,”ujarnya.

Informasi adanya tas dari pelepah pohon pisang di lamongan, menurut Suharnik, karena adanya kerjasama UKM dengan pihak Dinas indagkop kota Nganjuk. Karena kerajinan tas pelepah pisang memiliki peluang pasar yang besar pihak Dinas Indagkop Nganjuk mengutus 10 orang tersebut magang ke Lamongan.

“setelah magang ini, kami akan mengembangkan kerajinan tas dari pelepah pisang bersama ibu-ibu kopwan di nganjuk,”pungkasnya.

Penulis  : M Zainuddin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update