BOJONEGORO,(metropantura.com) - Bojonegoro mencanangkan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Ke XIII dan Hari Kesatuan Gerak PKK (HKG) Ke-44 Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016, di lapangan Desa Ngasem Kec. Ngasem, Kamis (28/7).
Kegiatan yang dipimpin oleh Bupati ini diikuti oleh sejumlah Desa, Kecamatan dan SKPD. Dalam kegiatan BBGRM HKG ini, dilakukan pembangunan jalan paving dan tabur benih ikan di embung Desa Ngasem secara gotong royong.
Selain itu juga penyerahan bantuan dari Dinas Kesehatan, BKKBN, Dinas Pertanian, UKM dan juga BPMPD. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan hiburan tarian dari Siswa SD, SMP dan juga anak-anak TK di Kecamatan Ngasem dan pameran produk industri kecil serta pos kesehatan.
Sementara itu Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD), Ec. Djumari dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan BBGRM HKG ini adalah upaya dalam mendukung pelestarian gotong royong dan partisipasi masyarakat dalam membangun Bojonegoro. Dengan mengusung tema dengan bulan bakti gotong royong masyarakat dayagunakan peran lembaga kemasyarakatan sebagai mitra pemerintah desa dan kelurahan, dimaksudkan bisa meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dengan semangat gotong royong dalam melaksanakan pembangunan.
Djumari juga menyampaikan selain kegiatan kerja bakti sosial, juga terdapat musyawarah desa dalam mengambil keputusan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Ketua Tim Penggerak PKK, Hj. Mahfudhoh Suyoto, M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan BBGRM HKG ini tidak untuk menciptakan kemeriahan sesaat, akan tetapi merupakan wadah untuk mengevaluasi kerja PKK selama 1 tahun terakhir dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih jauh Istri Bupati Suyoto juga menyampaikan bahwa tema Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat dan Hari Kesatuan Gerak PKK adalah meningkatkan Gerak PKK melalui Penguatan Dasawisma.
"Untuk meningkatkan skill dan kemampuan ada 5 gerakan unggulan PKK, yaitu: 1. Gerakan PKK kabupaten sampai desa yang merupakan gerakan prioritas. 2. Buku pendataan Dasawisma untuk membantu dan membuat program PKK dan pemerintah. 3. KPS 4. Lomba penyuluhan kader dari tingkat Desa sampai Kabupaten 5. Pelatihan IT, yang merupakan tindak lanjut dari program Dasawisma agar data bisa di update setiap saat dan di akses kapanpun," ujarnya.
Sementara Bupati Bojonegoro, Suyoto, menyampaikan bahwa masyarakat Bojonegoro harus memiliki ketrampilan dan bekerja sama dengan orang lain. Karena masyarakat lahir dengan memiliki masalah. Maka masyarakat harus sehat, cerdas dan produktif supaya bisa bahagia.
Kang Yoto juga menyampaikan bahwa masalah akan cepat diselesaikan dan kualitas hidup bisa ditingkatkan dengan bekerja secara gotong royong. Bupati juga menyampaikan ada 8 syarat agar gotong royong bisa dilakukan, yaitu 1. Bersama-sama mau menerima dan memahami akar masalah, 2. Membuang yang negatif yang mengganggu produktifitas bersama, 3. Ada niat dan tekad bersama, 4. Harus mewujudkan perilaku dan sikap yang baik, 5. Membuat Proyek uji coba, 6. Dilaksanakan, 7. Dievaluasi, apa yang sedang di uji coba setelah itu yang kurang baik diperbaiki, 8. Diperluas.
Bupati berpesan agar 8 syarat gotong royong itu dipraktikan dengan sungguh-sungguh untuk mengatasi berbagai masalah. Serta nantinya juga akan ditindaklanjuti dengan diadakannya pelatihan untuk 8 syarat gotong royong ini.
Beliau juga mengajak masyarakat agar menjadikan masalah sebagai sumber semangat untuk lebih maju, berpikir kreatif untuk menciptakan lapangan kerja baru dan usaha kreatif. Sehingga jika basis didesa sudah bagus maka semua akan sukses.
Kegiatan yang dipimpin oleh Bupati ini diikuti oleh sejumlah Desa, Kecamatan dan SKPD. Dalam kegiatan BBGRM HKG ini, dilakukan pembangunan jalan paving dan tabur benih ikan di embung Desa Ngasem secara gotong royong.
Selain itu juga penyerahan bantuan dari Dinas Kesehatan, BKKBN, Dinas Pertanian, UKM dan juga BPMPD. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan hiburan tarian dari Siswa SD, SMP dan juga anak-anak TK di Kecamatan Ngasem dan pameran produk industri kecil serta pos kesehatan.
Sementara itu Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD), Ec. Djumari dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan BBGRM HKG ini adalah upaya dalam mendukung pelestarian gotong royong dan partisipasi masyarakat dalam membangun Bojonegoro. Dengan mengusung tema dengan bulan bakti gotong royong masyarakat dayagunakan peran lembaga kemasyarakatan sebagai mitra pemerintah desa dan kelurahan, dimaksudkan bisa meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dengan semangat gotong royong dalam melaksanakan pembangunan.
Djumari juga menyampaikan selain kegiatan kerja bakti sosial, juga terdapat musyawarah desa dalam mengambil keputusan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Ketua Tim Penggerak PKK, Hj. Mahfudhoh Suyoto, M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan BBGRM HKG ini tidak untuk menciptakan kemeriahan sesaat, akan tetapi merupakan wadah untuk mengevaluasi kerja PKK selama 1 tahun terakhir dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih jauh Istri Bupati Suyoto juga menyampaikan bahwa tema Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat dan Hari Kesatuan Gerak PKK adalah meningkatkan Gerak PKK melalui Penguatan Dasawisma.
"Untuk meningkatkan skill dan kemampuan ada 5 gerakan unggulan PKK, yaitu: 1. Gerakan PKK kabupaten sampai desa yang merupakan gerakan prioritas. 2. Buku pendataan Dasawisma untuk membantu dan membuat program PKK dan pemerintah. 3. KPS 4. Lomba penyuluhan kader dari tingkat Desa sampai Kabupaten 5. Pelatihan IT, yang merupakan tindak lanjut dari program Dasawisma agar data bisa di update setiap saat dan di akses kapanpun," ujarnya.
Sementara Bupati Bojonegoro, Suyoto, menyampaikan bahwa masyarakat Bojonegoro harus memiliki ketrampilan dan bekerja sama dengan orang lain. Karena masyarakat lahir dengan memiliki masalah. Maka masyarakat harus sehat, cerdas dan produktif supaya bisa bahagia.
Kang Yoto juga menyampaikan bahwa masalah akan cepat diselesaikan dan kualitas hidup bisa ditingkatkan dengan bekerja secara gotong royong. Bupati juga menyampaikan ada 8 syarat agar gotong royong bisa dilakukan, yaitu 1. Bersama-sama mau menerima dan memahami akar masalah, 2. Membuang yang negatif yang mengganggu produktifitas bersama, 3. Ada niat dan tekad bersama, 4. Harus mewujudkan perilaku dan sikap yang baik, 5. Membuat Proyek uji coba, 6. Dilaksanakan, 7. Dievaluasi, apa yang sedang di uji coba setelah itu yang kurang baik diperbaiki, 8. Diperluas.
Bupati berpesan agar 8 syarat gotong royong itu dipraktikan dengan sungguh-sungguh untuk mengatasi berbagai masalah. Serta nantinya juga akan ditindaklanjuti dengan diadakannya pelatihan untuk 8 syarat gotong royong ini.
Beliau juga mengajak masyarakat agar menjadikan masalah sebagai sumber semangat untuk lebih maju, berpikir kreatif untuk menciptakan lapangan kerja baru dan usaha kreatif. Sehingga jika basis didesa sudah bagus maka semua akan sukses.
Penulis : Sandi Suswondo
Editor : M Arief Budiman