Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Perajin Ketupat Terancam Punah

Rabu, 13 Juli 2016 | 19.49.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-07-13T12:49:38Z
LAMONGAN,(metropantura.com) - Tradisi masyarakat membuat ketupat yang menjadi hidangan setelah lebaran terancam punah. Pasalnya masyarakat yang memiliki keahlian untuk merajut janur hingga berbentuk ketupat perlahan-lahan mulai berkurang.

Pembuat ketupat sekarang rata-rata sudah berusia lanjut. Sementara itu ibu rumah tangga masa kini lebih memilih untuk membeli rajutan ketupat yang sudah jadi daripada harus repot-repot belajar untuk membuat rajutan ketupat sendiri.

Zumroh, warga kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan mengatakan bahwa dirinya sebagai Ibu rumah tangga lebih memilih membayar jasa kepada penjual janur untuk membuatkan rajutan ketupat.

"Nggak bisa bikinnya mas, kalau nunggu belajar kan lama. jadi ya sekalian minta tolong ke bapaknya," ujarnya ketika membeli rajutan ketupat di depan pasar tradisional Kelurahan Sidoharjo, Rabu (13/7).

Sementara itu, pak Suto, salah satu penjual rajutan ketupat di depan pasar tradisional Kelurahan Sidoharjo mengatakan bahwa kesibukan bekerja menjadi salah satu penyebab orang lebih memilih membeli bakal ketupat yang sudah jadi ketimbang membuat sendiri.

"Mungkin ya tidak ada waktu untuk membuat sendiri, makanya beli saja," ungkapnya.

Fenomena ini membawa berkah tersendiri bagi Pak Suto dan penjual rajutan ketupat lainnya. Suto mengaku, dalam sehari semalam dirinya mampu membuat rajutan ketupat sebanyak 400 buah, yang semuanya sudah laku terjual.

"Kalau 400 ya ada mas, tadi malam saja seratus lebih, kalau sekarang 300 ya ada,"ungkapnya.

Untuk satu buah rajutan ketupat, kakek yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang pisang tersebut mematok harga mulai Rp. 800 hingga seribu rupiah.

"Nggak mesti mas, kadang Rp. 800, kadang Rp. 1000 per biji, pokoknya laku," pungkasnya.

Penulis  : M Zainudin
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update