BOJONEGORO,(metropantura.com) - Sekirar seratus massa dari Aliansi Masyarakat Peduli Panas Flare melakukan unjuk rasa di sekitar jembatan layang (fly over) tepatnya di desa Ngraho,Kecamatan Gayam 7/8.
Dalam orasinya mereka sangat menyesalkan keberadaan Exxon karena selama ini pihak Exxon telah banyak menipu ,salah satunya adalah masyarakat Mojodelik diberikan kompinsasi berupa beras,hal itu merupakan sogokan agar mereka tidak melakukan aksi.
"Pemberian beras hanya sogokan semata agar kami-kami ini tidak melakukan aksi seperti ini.Exxonya hanya satu tetapi masalahnya banyak,"ujar Mustofa Korlap aksi .
Menurut Mustofa dalam aksi itu ada empat tuntutan, yakni pihak Exxon harus tanggung jawab atas panasnya flare , kedua mereka harus bertanggung jawab atas memburuknya hasil pertanian,ketiga tentang kebisingan suara mesin dan keempat terkait dampak lingkungan yang ada di Desa Mojodelik.
"Apa bila dari empat tuntutan tersebut tidak dipenuhi oleh pihak EMCL kami akan melakukan unjuk rasa yang lebih besar," ujar Mustofa.
Sementara itu External Affairs Manager EMCL, Dave A. Seta, saat menemui para pengunjuk rasa mengatakan, bahwa pihaknya membenarkan terkait kompensasi yang memang sempat ada kendala dari sisi pengadaan.
"Memang ada kendala kompensasi disisi pengadaan," ujarnya. Sementara saat pihak EMCL,mau menemui para pengunjuk rasa,justru para pengunjuk rasa malah membuyarkan diri mengajak pihak EMCL berdiskusi di balai Desa Mojodelik.
Akhirnya para pengunjuk rasa membubarkan diri kembali ke desa Mojodelik ,mereka lewat melalui Desa Beged dengan tertib serta dikawal oleh pihak Kepolisian dari Polres Bojonegoro.
Penulis : Sandi Suswondo
Editor : M Arief Budiman
"Pemberian beras hanya sogokan semata agar kami-kami ini tidak melakukan aksi seperti ini.Exxonya hanya satu tetapi masalahnya banyak,"ujar Mustofa Korlap aksi .
Menurut Mustofa dalam aksi itu ada empat tuntutan, yakni pihak Exxon harus tanggung jawab atas panasnya flare , kedua mereka harus bertanggung jawab atas memburuknya hasil pertanian,ketiga tentang kebisingan suara mesin dan keempat terkait dampak lingkungan yang ada di Desa Mojodelik.
"Apa bila dari empat tuntutan tersebut tidak dipenuhi oleh pihak EMCL kami akan melakukan unjuk rasa yang lebih besar," ujar Mustofa.
Sementara itu External Affairs Manager EMCL, Dave A. Seta, saat menemui para pengunjuk rasa mengatakan, bahwa pihaknya membenarkan terkait kompensasi yang memang sempat ada kendala dari sisi pengadaan.
"Memang ada kendala kompensasi disisi pengadaan," ujarnya. Sementara saat pihak EMCL,mau menemui para pengunjuk rasa,justru para pengunjuk rasa malah membuyarkan diri mengajak pihak EMCL berdiskusi di balai Desa Mojodelik.
Akhirnya para pengunjuk rasa membubarkan diri kembali ke desa Mojodelik ,mereka lewat melalui Desa Beged dengan tertib serta dikawal oleh pihak Kepolisian dari Polres Bojonegoro.
Penulis : Sandi Suswondo
Editor : M Arief Budiman