Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

NUR AINI Anak Penjual Pentol Keliling Itu Akhirnya Lulus Cum Laude dari ITS

Kamis, 11 Agustus 2016 | 18.57.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-08-11T11:57:51Z
GRESIK,(metropantura.com) - Tak pernah terbayangkan sebelumnya bagi Nur Aini bisa mendapatkan gelar Sarjana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Apalagi lulus dalam waktu tujuh semester (3,5 tahun) dengan nilai cum laude. Gadis asal Gresik ini memang tak pernah membayangkan akan mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah, karena orangtuanya yang seorang penjual pentol keliling tak mampu membiayai.

Nasib Nur Aini berubah semenjak ada Beasiswa dari PT Petrokimia Gresik (Bestro) full cover, menanggung biaya pendidikan dan kehidupan sehari-hari saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Bagi gadis kelahiran 17 Maret 1995, PT Petrokimia Gresik (PG) adalah superhero yang mampu mewujudkan cita-citanya. Jauh sebelum diterima Bestro, keinginannya untuk kuliah harus dikubur dalam-dalam. Maklum, Nur Aini lahir dari keluarga yang secara ekonomi kurang mampu.

Nur Aini ingat betul bagaimana awal mula cita-citanya ini bisa terwujud. Dia mengetahui Bestro saat inspektur upacara hari Senin di sekolahnya, yaitu SMA Negeri 1 Gresik mengumumkan ada beasiswa full cover dari PG. Beasiswa itu untuk membiayai siswa SMA yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Beasiswa itu diperuntukkan siswa berprestasi dari kelurga yang kurang mampu.

"Waktu itu saya langsung mendaftar. Saya ingin sekali melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi. Saya seperti mendapatkan angin segar, sebab sebelumnya saya harus memendam keinginan itu, karena memang kedua orangtua saya tidak mampu membiayai saya untuk kuliah," ujarnya.

Abdurrahman, ayah Nur Aini bekerja sebagai penjual pentol keliling. Sedangkan ibunya, Masriyah hanya seorang ibu rumah tangga yang merawat anak-anaknya. Keluarga yang tinggal di Jl Akim Kayat, Sukorame, Gresik itu memiliki tiga anak. Nur Aini adalah anak kedua.

"Pendapatan dari ayah saya pas-pasan. Kakak pertama saya memang sudah lulus SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), dan waktu itu masih mencari pekerjaan, jadi belum bisa membantu," ungkapnya.

Setelah mendengar adanya Bestro, cita-citanya untuk kuliah semakin menguat. Meskipun perjuangannya belum selesai setelah dia diterima Bestro. Nur Aini masih harus mencari perguruan tinggi dan jurusan yang sesuai dengan standar Bestro melalui seleksi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Saat itu, ada 15 teman Nur Aini yang diterima Bestro 2012 atau angkatan pertama, tapi tersisa enam orang karena lainnya tidak mampu mendapatkan PTN. Nur Aini masuk ITS melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) atau jalur tulis.

Nur Aini akhirnya lulus dari Jurusan Teknik Material dan Metalurgi dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,57 dalam waktu pendidikan hanya tujuh semester. Bulan Maret lalu dia telah menempuh wisuda. Kedua orangtuanya pun mengalami kebahagiaan yang tak terhingga, karena tidak pernah membayangkan akan memiliki anak yang lulus Sarjana dengan prestasi yang gemilang.

Nur Aini mengaku sangat berterimakasih kepada PG karena bisa mengubah masa depannya. Sebagai wujud terimakasih, dia ingin mengabdi menjadi karyawan di PG. Nur Aini saat ini sudah mengikuti seleksi karyawan PG, hingga tahapan wawancara bersama direksi. Sekarang dia tinggal menunggu pengumuman lolos atau tidaknya menjadi karyawan PG.

"Berbekal ilmu yang saya dapatkan di masa kuliah, saya ingin mengabdi dan berkontribusi untuk kemajuan Petrokimia Gresik," terangnya.

Selama menjadi mahasiswa yang dibiayai Bestro, dia mengaku sangat tercukupi. Selain dana yang diterima besar, Rp 1,75 juta, proses pencairannya pun selalu tepat waktu. Kondisi ini sangat berbeda dengan beasiswa lainnya.

"Bestro ini nilainya sangat besar dan diberikan tepat waktu tiap bulannya. Kalau beasiswa full cover lainnya diberikan tiga bulan sekali, itupun seringkali molor. Bestro sangat cukup untuk membiayai kuliah saya dan kehidupan saya sehari-hari. Seringkali banyak sisanya dan bisa membantu biaya sekolah adik saya yang masih SMA," ungkapnya.

Lebih lanjut Nur Aini menyarankan, agar PG memberikan bimbingan untuk menentukan jurusan bagi calon penerima Bestro. Selain itu, dia berharap PG memiliki lembaga pendidikan hingga perguruan tinggi, saat ini PG hanya menaungi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD).

Selain Nur Aini, ada satu lagi penerima Bestro angkatan pertama yang sudah lulus, yaitu M Danang Tesna. Danang lulus dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan IPK 3,49.

Penulis  : Mochamad S
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update