GRESIK,(metropantura.com) - Kebiasaan Kunker (kunjungan kerja) yang dilakukan anggota dan pimpinan DPRD Gresik, tampaknya mulai menular. Betapa tidak, pejabat di lingkup Setwan (sekretariat dewan) DPRD Gresik, juga ikut-ikutan Kunker. Alih-alih dengan dalih peningkatan SDM (sumber daya manusia).
Terbukti, kepergian 50 pimpinan dan anggota DPRD Gresik yang tergabung dalam pansus SO (Struktur Organisasi), Banggar (badan anggaran) dan rakernas Adeksi selama 3 hari, Senin-Rabu (29-31/8), juga diikuti oleh semua pejabat di lingkup Setwan DPRD Gresik, mulai Kabag hingga kasubag." Semua pejabat mulai kabag hingga kasubag juga ikut-ikutan kunker meski daerah tujuan berbeda," kata salah satu pegawai di lingkup Setwan DPRD Gresik, Rabu (31/8).
Kondisi itu, lanjut PNS tersebut, membuat para staf yang ditinggal jadi ketir-ketir. Mereka takut kalau saat ditinggal kunker tersebut ada demo atau pengaduan masyarakat." Kalau staf disuruh menemui kan tidak mungkin. Kan bukan pengambil kebijakan," tukasnya.
Seyogyanya, tambah PNS tersebut, kalau pejabat di lingkup Setwan Gresik ingin kunker jangan bersamaan dengan kegiatan anggota DPRD Gresik. " Sehingga, pejabat berwenang yang bertanggungjawab terhadap pelayanan publik tetap ada yang stand by di kantor," pungkasnya.
Untuk mendukung kunker pejabat di lingkup Setwan DPRD Gresik tersebut dipastikan menyedot anggaran APBD 2016 hingga ratusan juta rupiah. Anggaran dimaksud digunakan untuk sewa kamar hotel, transportasi, akomodasi dan uang saku. Sayang sejumlah pejabat di lingkup Setwan DPRD Gresik belum bisa dikonfirmasi soal kunker tersebut.
Kasubag Perlengkapan dan RT(rumah tangga) Setwan DPRD Gresik, Nanang Yohansyah misalnya. Saat dihubungi awak media melalui telepon selulernya nomornya dialihkan.
Ulah sejumlah pejabat di lingkup Setwan DPRD Gresik yang mulai ketularan gemar kunker tersebut mendapatkan respon negatif oleh para tokoh masyarakat di Gresik.
H.Sukhoiri, SH, salah satu tokoh Manyar misalnya, dia mengaku sangat menyayangkan ulah sejumlah pejabat di lingkup DPRD Gresik yang mulai doyan kunker seperti anggota DPRD Gresik tersebut. " Jangan dibiasakan lah kebiasaan tidak baik itu. Kegiatan itu hanya untuk hambur-hamburkan anggaran," ujarnya.
Sukhoiri menyatakan, seharusnya para pejabat di lingkup Setwan DPRD atau semua pejabat di lingkup Pemkab Gresik turut prihatin dengan kondisi yang dialami oleh Pemkab Gresik saat ini.
Disaat banyaknya kegiatan/program yang disekrap pada APBD Perubahan 2016, karena sumber pendapatan anjlok, pejabat justeru malah membiasakan hidup boros. " Kasihan rakyat. Mereka berdarah-darah cari duit untuk membayar pajak dan lainnya, justeru uangnya dihambur-hamburkan untuk kunker," tukasnya.
Ditambahkan dia, seharusnya pejabat di lingkup Pemkab Gresik harus turut prihatin dengan kondisi yang dialami APBD saat ini. Jangan pakai jurus aji mumpung. Mumpung ada plot kegiatan. Kalau tidak diambil mubazir. Uangnya kalau tidak diserap jadi SILPA (sisa lebih penggunaan anggaran). " Saya harap pejabat jangan biasakan berlomba-lomba habiskan anggaran dengan dalih untuk kepentingan masyarakat. Masak masyarakat terus-terusan yang dijadikan tumbal (alasan), padahal untuk kepentingan perutnya sendiri," pungkasnya.
Terbukti, kepergian 50 pimpinan dan anggota DPRD Gresik yang tergabung dalam pansus SO (Struktur Organisasi), Banggar (badan anggaran) dan rakernas Adeksi selama 3 hari, Senin-Rabu (29-31/8), juga diikuti oleh semua pejabat di lingkup Setwan DPRD Gresik, mulai Kabag hingga kasubag." Semua pejabat mulai kabag hingga kasubag juga ikut-ikutan kunker meski daerah tujuan berbeda," kata salah satu pegawai di lingkup Setwan DPRD Gresik, Rabu (31/8).
Kondisi itu, lanjut PNS tersebut, membuat para staf yang ditinggal jadi ketir-ketir. Mereka takut kalau saat ditinggal kunker tersebut ada demo atau pengaduan masyarakat." Kalau staf disuruh menemui kan tidak mungkin. Kan bukan pengambil kebijakan," tukasnya.
Seyogyanya, tambah PNS tersebut, kalau pejabat di lingkup Setwan Gresik ingin kunker jangan bersamaan dengan kegiatan anggota DPRD Gresik. " Sehingga, pejabat berwenang yang bertanggungjawab terhadap pelayanan publik tetap ada yang stand by di kantor," pungkasnya.
Untuk mendukung kunker pejabat di lingkup Setwan DPRD Gresik tersebut dipastikan menyedot anggaran APBD 2016 hingga ratusan juta rupiah. Anggaran dimaksud digunakan untuk sewa kamar hotel, transportasi, akomodasi dan uang saku. Sayang sejumlah pejabat di lingkup Setwan DPRD Gresik belum bisa dikonfirmasi soal kunker tersebut.
Kasubag Perlengkapan dan RT(rumah tangga) Setwan DPRD Gresik, Nanang Yohansyah misalnya. Saat dihubungi awak media melalui telepon selulernya nomornya dialihkan.
Ulah sejumlah pejabat di lingkup Setwan DPRD Gresik yang mulai ketularan gemar kunker tersebut mendapatkan respon negatif oleh para tokoh masyarakat di Gresik.
H.Sukhoiri, SH, salah satu tokoh Manyar misalnya, dia mengaku sangat menyayangkan ulah sejumlah pejabat di lingkup DPRD Gresik yang mulai doyan kunker seperti anggota DPRD Gresik tersebut. " Jangan dibiasakan lah kebiasaan tidak baik itu. Kegiatan itu hanya untuk hambur-hamburkan anggaran," ujarnya.
Sukhoiri menyatakan, seharusnya para pejabat di lingkup Setwan DPRD atau semua pejabat di lingkup Pemkab Gresik turut prihatin dengan kondisi yang dialami oleh Pemkab Gresik saat ini.
Disaat banyaknya kegiatan/program yang disekrap pada APBD Perubahan 2016, karena sumber pendapatan anjlok, pejabat justeru malah membiasakan hidup boros. " Kasihan rakyat. Mereka berdarah-darah cari duit untuk membayar pajak dan lainnya, justeru uangnya dihambur-hamburkan untuk kunker," tukasnya.
Ditambahkan dia, seharusnya pejabat di lingkup Pemkab Gresik harus turut prihatin dengan kondisi yang dialami APBD saat ini. Jangan pakai jurus aji mumpung. Mumpung ada plot kegiatan. Kalau tidak diambil mubazir. Uangnya kalau tidak diserap jadi SILPA (sisa lebih penggunaan anggaran). " Saya harap pejabat jangan biasakan berlomba-lomba habiskan anggaran dengan dalih untuk kepentingan masyarakat. Masak masyarakat terus-terusan yang dijadikan tumbal (alasan), padahal untuk kepentingan perutnya sendiri," pungkasnya.
Penulis : Mochamad S
Editor : M Arief Budiman