BOJONEGORO,(metropantura.com) - Daging dan Susu merupakan makanan bergizi tinggi yang penting bagi sumber daya manusia, dan sektor peternakan merupakan penyumbang utama bagi makanan bergizi tinggi tersebut.
Oleh karena itu, dalam rangka mendukung program Swasembada Daging dan Susu, digelar Workshop Nasional Sinergi Empat Sekawan dalam Membangun Kemandirian dan Kedaulatan Peternak di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro, Senin (3/10).
Workshop yang dibuka oleh Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dimeriahkan dengan Karawitan Projo Laras dan Tarian Genjring ini, dihadiri oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB dan Universitas Brawijaya, Bupati Muara Enim Sumatra Selatan, Bupati Bojonegoro selaku tuan rumah, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, Kepala Bappeda se-Jawa Timur, serta Forkopimda dan SKPD terkait dilingkup Pemkab Bojonegoro. Selain itu, dalam workshop ini juga terdapat stand produk-produk kerajinan unggulan Kabupaten Bojonegoro.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan Launching Kemitraan Sapi Indukan oleh PT. Santori, Launching Kemitraan Mulya 52, serta Perumusan dan Deklarasi Komitmen Bersama Empat Sekawan.
Empat Sekawan tersebut adalah Pemkab Bojonegoro, Institut Pertanian Bogor (IPB), PT. Santosa Agrindo (SANTORI) dan SPR Mega Jaya.
"Dalam membangun Kemandirian dan Kedaulatan Peternak perlu dilakukan pertemuan dan diskusi empat sekawan. Empat sekawan yang dimaksud adalah Akademisi yakni dari IPB, Pengusaha dari PT. Santori, Pemerintah yakni Kabupaten Bojonegoro dan Komunitas dari Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). Oleh karena itu, Mari Empat Sekawan bersinergi bersama untuk mewujudkan kemandirian pangan dan kedaulatan peternak," Kata Bupati Bojonegoro, Drs. Suyoto, M.Si dalam sambutannya.
"Workshop yang digelar hari ini diikuti oleh 241 peserta dari unsur akademisi, pengusaha, pemerintah dan komunitas peternak. Semoga hasil dari workshop ini bisa diwujudkan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan, dan bentuk sinergi empat sekawan bisa ditiru dan diikuti oleh Daerah lain di Indonesia.
Kami juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada narasumber yakni Bupati Bojonegoro, PT. Santori, SPR Mega Jaya dan SPR IPB." Ungkap Dr. Ir. Prastowo, M.Eng, Kepala LPPM IPB.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur yang diwakili Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Ir. Samsul Arifin, MM dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyediaan daging sapi untuk kebutuhan masyarakat didapatkan dari usaha peternakan rakyat, produksi penggemukan sapi, dan impor. Oleh karena itu, guna mendukung kecukupan daging sapi, Pemerintah Provinsi Jatim melakukan budidaya sapi potong dilahan milik TNI seluas 8.500 Ha.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Drh. Ennik Herwiyanti, MP dalam sambutannya menyampaikan bahwa Ketahanan pangan adalah Kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, kedaulatan pangan asal ternak adalah hak Negara. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan peternakan melalui pendidikan di Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) yang kolektif, fleksibel dan berdaya saing.
Selain itu, pengembangan SPR memiliki beberapa tujuan, diantaranya meningkatkan usaha peternakan rakyat, menggunakan SPR sebagai basis terdepan, dan meningkatkan pendapatan rakyat.
"Dalam membangun Kemandirian dan Kedaulatan Peternak, persaingan sangat penting dilakukan guna meningkatkan mutu. Selain dengan efisiensi dan produktifitas. Kreatifitas, inovasi dan entrepreneurship juga perlu dilakukan untuk mengatasi masalah dan memenangkan persaingan. Semoga Workshop Nasional ini tidak terhenti sampai disini. Sehingga perlu adanya tindak lanjut dengan pencanangan modal-modal bisnis dan produk SPR yang akan dijual." Kata Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc, Rektor Institut Pertanian Bogor.
Oleh karena itu, dalam rangka mendukung program Swasembada Daging dan Susu, digelar Workshop Nasional Sinergi Empat Sekawan dalam Membangun Kemandirian dan Kedaulatan Peternak di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro, Senin (3/10).
Workshop yang dibuka oleh Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dimeriahkan dengan Karawitan Projo Laras dan Tarian Genjring ini, dihadiri oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB dan Universitas Brawijaya, Bupati Muara Enim Sumatra Selatan, Bupati Bojonegoro selaku tuan rumah, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, Kepala Bappeda se-Jawa Timur, serta Forkopimda dan SKPD terkait dilingkup Pemkab Bojonegoro. Selain itu, dalam workshop ini juga terdapat stand produk-produk kerajinan unggulan Kabupaten Bojonegoro.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan Launching Kemitraan Sapi Indukan oleh PT. Santori, Launching Kemitraan Mulya 52, serta Perumusan dan Deklarasi Komitmen Bersama Empat Sekawan.
Empat Sekawan tersebut adalah Pemkab Bojonegoro, Institut Pertanian Bogor (IPB), PT. Santosa Agrindo (SANTORI) dan SPR Mega Jaya.
"Dalam membangun Kemandirian dan Kedaulatan Peternak perlu dilakukan pertemuan dan diskusi empat sekawan. Empat sekawan yang dimaksud adalah Akademisi yakni dari IPB, Pengusaha dari PT. Santori, Pemerintah yakni Kabupaten Bojonegoro dan Komunitas dari Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). Oleh karena itu, Mari Empat Sekawan bersinergi bersama untuk mewujudkan kemandirian pangan dan kedaulatan peternak," Kata Bupati Bojonegoro, Drs. Suyoto, M.Si dalam sambutannya.
"Workshop yang digelar hari ini diikuti oleh 241 peserta dari unsur akademisi, pengusaha, pemerintah dan komunitas peternak. Semoga hasil dari workshop ini bisa diwujudkan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan, dan bentuk sinergi empat sekawan bisa ditiru dan diikuti oleh Daerah lain di Indonesia.
Kami juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada narasumber yakni Bupati Bojonegoro, PT. Santori, SPR Mega Jaya dan SPR IPB." Ungkap Dr. Ir. Prastowo, M.Eng, Kepala LPPM IPB.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur yang diwakili Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Ir. Samsul Arifin, MM dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyediaan daging sapi untuk kebutuhan masyarakat didapatkan dari usaha peternakan rakyat, produksi penggemukan sapi, dan impor. Oleh karena itu, guna mendukung kecukupan daging sapi, Pemerintah Provinsi Jatim melakukan budidaya sapi potong dilahan milik TNI seluas 8.500 Ha.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Drh. Ennik Herwiyanti, MP dalam sambutannya menyampaikan bahwa Ketahanan pangan adalah Kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, kedaulatan pangan asal ternak adalah hak Negara. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan peternakan melalui pendidikan di Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) yang kolektif, fleksibel dan berdaya saing.
Selain itu, pengembangan SPR memiliki beberapa tujuan, diantaranya meningkatkan usaha peternakan rakyat, menggunakan SPR sebagai basis terdepan, dan meningkatkan pendapatan rakyat.
"Dalam membangun Kemandirian dan Kedaulatan Peternak, persaingan sangat penting dilakukan guna meningkatkan mutu. Selain dengan efisiensi dan produktifitas. Kreatifitas, inovasi dan entrepreneurship juga perlu dilakukan untuk mengatasi masalah dan memenangkan persaingan. Semoga Workshop Nasional ini tidak terhenti sampai disini. Sehingga perlu adanya tindak lanjut dengan pencanangan modal-modal bisnis dan produk SPR yang akan dijual." Kata Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc, Rektor Institut Pertanian Bogor.
Penulis : Sandi Suswondo / M Zainudin
Editor : M Arief Budiman